VA 14 - Flashback 2 ( Kegilaanku pada Bagus )

23 0 0
                                    

Mendengarku memanggilnya, kakakku pun mengalihkan pandangannya padaku begitu juga dengan Bagus. Kini dia menatapku dengan tatapan lembut beda dari pria pada umunya, entah kenapa aku merasa aman ditatap olehnya.

"Kenapa sayang?"

"Oh, apa dia calon istrimu?"

Mendengar pertanyaan Bagus tentu saja membuat kakakku tertawa, ia mengambil tanganku untuk mendekat kearahnya. Memperkenalkan aku pada Bagus, yang kini seakan tak percaya.

"Dia beneran adikmu Ri? Si manis yang selalu dibicarakan oleh Rama?"

Aku mengerutkan keningku, aku bingung dengan ucapannya. Ya aku memang mengingat kak Rama tapi ketika dia datang kerumah dia selalu cuek padaku.

"Hahaha iya dia Laura, si princess kesayangannya Rama. Tapi kalo ketemu langsung malah menciut"

"Hahahaha kamu serius? aku tak percaya, masalahnya si Rama itu paling bawel jika kamu membahas adikmu ini"

"Iya kamu bener Gus, tapi sayang dia tidak bisa menjadi adik iparku"

"Loh kenapa? Perasaanku dia yang paling singin menikahi adikmu deh"

"Hufftt dia tidak sengaja menghamili wanita di club saat tau adikku memiliki kekasih dia patah hati, salahnya tidak mau mencoba mendekati adikku malah di cuekin dan di jutekin. Siapa yang mau dekat-dekat coba"

"Aku tak menyangka bahwa dia sebegitunya patah hati"

Merasa dicueki, akupun menganyunkan tangan kak Rio. Menatapnya dengan tatapan memelas, ingin segera pulang dan tidur dikasur empukku.

"Kak..ayoo pulangg.. ngantukk"

"Ya tuhan, aku melupakanmu sayang. Sebentar ya, kenalan dulu sama temen kakak. Namanya Bagus"

Dengan malas aku menatap ke arah Bagus lalu mengulurkan tanganku padanya.

"Laura mas"

Dia tersenyum, lalu mengambil tanganku. Mendekatkan dirinya padaku, karena masih trauma aku dengan cepat manarik tanganku setelah dia mengenalkan dirinya.

"Bagus, "

Dia sedikit mengerutkan dahinya mana kala aku mungkin tidak sopan karena langsung menarik tanganku. Tapi tak lama ia kembali tersenyum, aneh memang tapi bodolah rasa ngantuk dan bosan membuatku semakin malah berinteraksi dengan banyak orang.

"Kamu cantik banget ya, pantesan Rama begitu tergila-gila padamu"

"Terimakasih, kak ayoo pulangg."

Setelah mengucapkan itu, aku menganyunkan tangan kak Rio. Bergelayutan manja padanya, dia bahkan kini mencubit pipiku. Begitu pun dengan Bagus yang terkekeh melihat kelakuanku.

"Gus sorry ya, biasanya dia tidak begini. Mungkin sudah lelah karena kami cukup lama disini."

"Tak apa Ri, dia sangat mengemaskan. Sepertinya aku akan mengantikan posisi Rama dan pastinya tidak akan sebodoh dia"

"Hahaha Sial! Rasanya aku ingin mengurung adikku dari kalian semua, dia diam saja diminati oleh pejabat muda disana. Tadi pria itu memaksaku memberikan nomor ponsel adikku, jika saja aku tidak bilang padanya kalo adikku sudah menikah pasti tetap dikejar sampai dapat"

Aku yang mendengar itu syok bukan main, ada gilanya tuh orang memaksa yang bukan haknya.

"Jahat sekali kamu kak, aku masih jomblo dibilang udah nikah"

"Demi kebaikanmu sayang, kita tidak tau orang itu baik atau tidak"

"Kakakmu bener ra, lebih baik kamu sama aku aja. Mau ?"

Vero Amore ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang