VA 17 - Menyesal

63 1 0
                                    

" kamu juga akan mersakan sakit seperti yang dirasakan darah dagingmu sendiri "

---Bagus Pov---

Aku melihat Rio dengan seorang pria sedang menundukkan kepalanya dengan perlahan aku menghampiri keduanya.

Rasa bersalah kembali menghantuiku tapi egoku tebih tinggi dari apapun.

" Rio ! "

Ia menoleh kearahku bersamaan dengan pria disampingnya kulihat tatapnya begitu tajam membuat nyaliku menciut saat itu juga. Kini ia berjalan cepat kearahku dan langsung mencengkram kerah bajuku.

" MAU APA LO KE SINI HAH ! BELUM PUAS NYAKITIN ADEK GW ! "

Aku hanya diam menerima bentakannya Rio, sejujurnya dia adalah sosok yang paling aku takuti setelah mengenalnya. Tak aku sangka dunianya begitu kejam jika menyangkut adiknya.

" Bang udah ini rumah sakit, Bukan tempat adu banci ah.. Entar kalo lu jadi Tante girang gimana ihh takut gue inget sama adek lu yang lagi berjuang oke "

Rio menatap lelaki itu tajam nyalinya kuat sekali meledek Rio yang sedang emosi, lalu ia menghembuskan nafasnya membuatku lega namun sepertinya dugaanku salah karena detik berikutnya dia memukulku sangat kencang tentu saja itu membuatku terjatuh kelantai.

Aku hanya bisa diam menerima semuanya, toh aku juga tau aku salah namun anak yang ada didalam kandungan Laura bukanlah anakku. Walaupun aku tak tau pasti, terkadang aku merasakan bahwa dia anakku tapi detik berikutnya aku menepisnya.

" Gue nyesel ngelepas adek gue buat lo Gus ! "

" Kan gue bilang ade lo tuh buat gue aja... lo si gak percayaan sama gue yang setia ini "

" Bacot deh Za gue lagi emosi lo malah bercanda "

Kekehan lelaki itu membuatku geram, ya walau selingkuh dan Laura menghianatiku juga aku tetap mencintainya.

Belum sempat aku membalas ucapan Rio yang masih mencengkram bajuku, seorang Dokter keluar dari ruang operasi. Memanggil Rio dan tentu Rio yang dipanggil langsung menghampiri Dokter itu.

" Ken, gimana keadaan Laura ? "

Dokter menggelengkan kepalanya, pikiranku langsung berkencamuk.

" Maksudnya apa Ken ?! "

" Sorry bang gue cuma bisa nyelametin anaknya, Laura dia..."

" GK MUNGKIN, LO BOHONGKAN KEN ADEK GUE MASIH HIDUP "

Hatiku mencolos saat mendengar perkataan Dokter tersebut, air mata yang aku tahan kini mengalir begitu saja.

" Tidak, Laura kamu bercandakan "

Aku terus mengelengkan kepalaku, masih tak percaya rasanya baru tadi kami saling bicara walau hanya sebentar dan menyakitkan. Dengan cepat aku mencoba masuk ruangan operasi namun baru sampai pintu Rio menghalangiku. Ia mendorongku lalu memukulku berkali-kali.

" SEMUA GARA-GARA LO SIALAN, ADEK GUE MENINGGAL GARA-GARA LO SAMPAI KAPANPUN GUE GAK AKAN PERNAH MAAFIN LO BAGUS GAK AKAN DAN JANGAN PERNAH DATENG KE KELUARGA GUE LAGI"

Setelah puas memukulku, dia membiarkanku tergeletak dilantai lalu masuk ruang operasi bersamaan dengan Dokter Ken namun tidak dengan satu pria yang bersama Rio tadi.

Dia malah menghampiriku yang kini duduk dipojok ruangan, aku menahan sakit dan merutuki kesalahanku. Aku harus kehilang seseorang yang setia bersamaku walau sudah kusakiti.

" Gue reza sepupu Laura, gue cuma mau kasih ini ke lo dan gue harap lu gak akan menyesali perbuatan lo karena menyia-nyiakan wanita yang tulus dan setia sama lo.. heran deh gue kalo jadi lo nih ya gue cari dulu latar belakang seseorang yang baru dikehidupan gue dan gak main caplok ae kayak kucing nangkep ikan hadeh.. beruntung gue kasih semuan informasi tentang lo dan si Caca itu"

Aku mendengarkannya dan sedikit bingung karena aku kan selingkuhnya sama Bella bukan Caca.

" Caca ? " tanyaku heran.

" Iya Caca... Cabe - cabean maksud gue hahaha canda ya guys jangan baper, udahlah gue mau liat ponakan gue bye sekali lagi gue harap lo gak akan nyesel melepas malaikat demi curut tetangga "

Dia menepuk pundakku, aku sedikit kesal dengan ucapannya. Kini aku hanya bisa menangis dan menangis. Rasa takutku kini menjadi kenyataan, sungguh aku sangat menyesali perbuataku.

" Hei... "

Suara itu, suara Laura dengan cepat aku menoleh kearah suara itu dan tepat didepanku terdapat Laura.

Namun hujutnya berbeda dengan yang tadi aku liat, Laura yang kini dihadapanku terlihat seperti pertama kali kita bertemu.

Ia tersenyum lalu menghapus air mataku, aku tau ini hanya hayalanku saja namun sungguh aku merindukannya.

" Kenapa menangis hm ? "

Aku mengeleng dan air mataku kembali turun bahkan semakin banyak.

" Mas.. jika kamu terus menangis dan tidak berkata apapun aku tak akan mengerti penyebabnya ayolah ceritakan padaku ya "

Aku kembali menatapnya dengan air mata yang terus mengalir , ia menghela nafasnya lalu memelukku begitu erat hal itu tentu membuatku semakin menangis. Karena rasa pelukannya begitu nyata sekali seperti bukan halusinasi.

Jika boleh jujur aku tak ingin kehilangannya, walaupun ia selingkuh dariku juga aku tak perduli karena yang harusnya disalahkan aku yang selingkuh lebih dulu.

Dia terus menenangkanku mengusap punggungku hingga selang beberapa saat dia melepas pelukannya, kini dapat kulihat wujudnya berubah menjadi Laura yang sekarang ini. Saat aku melihatnya masih mengandung sedangkan ini perutnya sudah rata.

" Aku tanya lagi apa yang membuatmu menangis seperti tadi ? "

" Kamu... kamu Laura hiks "

" Aku? apa salahku, bukankah harusnya kamu senang aku pergi agar aku tidak menganggumu dengan Bella ? "

Aku menggelengkan kepalaku, sungguh bukan ini yang aku inginkan.

" Maafkan aku, jangan pergi dariku kumohon aku butuh kamu "

" Aku sudah memaafkanmu Mas hanya saja tadi ibuku mengajakku ikut bersamanya aku sempat menolaknya karena kamu dan anakku juga terus menangis, tapi ibuku bilang bahwa kalian akan baik-baik saja "

Aku kembali menggelengkan kepalaku sungguh aku tidak baik Laura aku ingin kamu kembali.

" Tidak! aku butuh kamu"

" Tidak, kamu punya Bella mas. Aku yakin kamu bahagia"

" Aku menyesal Ra, Please jangan tinggalin aku"

" Maafin aku mas, kamu jaga diri baik-baik ya sayangi dia seperti kamu menyayangi dan mencintaiku Mas. Selamat tinggal berjanjilah kamu harus bahagia karena hatiku akan selalu mencintaimu Mas "

Ia tersenyum lalu sedikit demi sedikit bayangan itu memudar dan hilang.

" Laura! Tidak! LAURA "

Tangisku semakin menjadi kala bayangan laura menghilang dari hadapanku, aku tak perduli pada orang-orang yang memandangku aneh aku hanya ingin istriku kembali.

---- Author  Pov---

Info nih, Sebenernya Rio sama Reza itu kalo lagi serius ngomongnya bisa sopan aku kamu tapi kalo udah mode kayak diatas udah hilang kata sopan diantara keduanya. Jadi mohon jangan bingungnya, kalo aku nulisnya kadang aku kamu dan kadang lo gue soalnya aku nulis sesuai alurnya. Makasih loh buat kalian yang udah baca cerita aku.

Nanti aku bakalan keluarin Pov Nya si Bella, Rio dan Dimas. Tapi aku gak tau juga ya aku nulis sesuai sama alur yang sedang aku pikirin, karena ini cerita lama yang direvisi mungkin yang udah baca di wattpad beda sama yang disini karena disini lebih detail.

Jadi makasih banget kalian mau baca cerita aku. Love dari jauh <3

Vero Amore ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang