VA 12 - Musuh

24 0 0
                                    

Setelah selesai makan bakso, Ken mengantaerku pulang. Diperjalanan aku sangat kenyang dan mulai mengantuk.

"Oii bumil, habis makan mau langsung tidur?"

'Iss Ken, aku ngantuk banget masa. Bisa-bisa aku makin gendut habis makan tidur."

'Wajar atuh, kamu kan lagi hamil harus mendapatkan banyak asupan"

"Ya kamu benar"

"Mau tidur? kita 5 menit lagi sampe loh?"

"Loh iya ini deket perumahanku, ya sudah aku melek saja"

Ken tertawa geli melihat kelakuanku, aku minta diberhentikan didepan rumah. Diapun menuruti perintahku, aku melambaikan tangan padanya dan segera masuk kerumah. Di dalam rumah aku melihat suamiku sedang bercanda gurau dengan istri mudanya yang sedang hamil tua. Mereka kini sudah resmi menjadi istri kedua suamiku sejak 2 bulan lalu.

Aku kecewa ingin rasanya bercerai, tapi mana mungkin aku bisa bercerai darinya mana kala kondisiku tengah hamil begini. Aku tak menghiraukan mereka, aku lebih memilih jalan ke kamarku. Dulu kamar ini adalah kamar tamu, tapi kini sudah menjadi kamarku. Kamar yang dulu aku tempati sudah diambil alih oleh Bella, kupikir suamiku itu akan menolak permintaan Bella yang menginginkan kamar itu ternyata dugaanku salah. Suamiku menyetujuinya, sehingga aku harus memindahkan beberapa barangku.

Kamar ini sedikit ku ubah bahkan kini ada campuran perlengkapan bayi seperti ranjang bayi dan keperluan lainnya kecuali baju bayi karena aku belum tau apa jenis kelamin bayiku.

Setelah membersihkan tubuhku entah kenapa aku merasa begitu haus dan dengan cepat aku menuruni tangga lalu pergi ke dapur. Seperti biasa mataku tertuju pada dapur tidak melihat ke yang lain.

Sesampai di dapur aku bertemu dengan Bella tetapi aku tak memperdulikannya. Aku menuangkan botol air mineral pada gelas yang tadi ku ambil.

" Bagaimana rasanya Laura? Apakah begitu menyakitkan saat suamimu lebih menyayangi perempuan lain ? "

Aku hanya diam dan menghabiskan minumku lalu melangkah pergi meninggalkannya namun dia menghalangiku.

" Ingat ya Laura, hidup kamu tak akan pernah bisa bahagia "

Aku memilih diam jika aku berkata sesuatu wanita ini pasti akan bertindak yang tidak-tidak.

" Bella! Kamu dimana ?! "

Bella tersenyum kearahku lalu dia menjatuhkan pelan tubuhnya kelantai aku mengerutkan keningku tak mengerti apa yang dia lakukan.

Aku memilih diam lalu melangkah pergi namun belum sempat menjauh darinya dia lebih dulu teriak seperti orang kesakitan. Ah baru saja tadi aku mewanti-wanti dan benar saja, dia mulai berbuat ulah. Bella ternyata dia begitu licik, sekarang aku tau kenapa dulu Dimas melarangku berdekatan dengannya.

" Aww !! mas !! "

Dapat aku lihat Bagus berlari kearah Bella, dia sedikit medorongku karena aku menghalangi Bella. Sebisas mungkin aku menjaga keseimbaganku agar tidak jatuh, walaupun dorongannya cukup kuat aku tetap bisa menahan rasa sakit akibat dorongan itu.

" Mas sakit mas! Laura mendorongku "

Aku terkejut mendengar perkataan Bella sungguh ini tidak benar aku difitnah ini tidak sesuai fakta. Ingin sekali mengatakannya pada Bagus kalo yang diucapkannya adalah kebohongan, tapi aku tau bahwa suamiku pasti tidak akan percaya ucapanku itu.

Bagus menatapku tajam lalu dia bangun dan menamparku. Syok, tentu saja semenjak dekat dengan Bella suamiku jadi temperamental aku jadi kesulitan untuk mengenalinya. Dia berubah begitu jauh.

Vero Amore ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang