KSJ

THE REAL

BTS Present

.
.
.

9k word.
Mau aku jadikan chaptered tapi takut feelnya kurang, ya udah terpaksa jadi long oneshot.
hati-hati bosan.
ada beberapa kata-kata kasar, jadi mohon untuk lebih bijak dan tidak terpengaruh dengan cerita ini.
happy reading 😊

.

.

.

Author Pov

Malam itu langit menurunkan air matanya dengan sangat deras. Hawa terasa lebih dingin karena angin yang juga ikut meramaikan bersama cahaya petir yang bersemangat menunjukkan kekuatannya. Malam yang berisik itu tak membuat keadaan di salah satu mansion mendingin, hawa panas akibat pertengkaran hebat yang baru saja terjadi masih terasa menusuk. Mereka tetap teguh dengan pendapat masing-masing.

“Baby...”

“Stop. Aku akan keluar.”

“This is your home.”

“Tidak ada rumah yang semenyakitkan ini. Dari awal kalian memang tidak bisa dipercaya.” Tangisnya pecah karena menahan sakit dihatinya.

“Hey..” seseorang mendekat dan mengelus lembut pipinya. “I’m sorry. Kami memang salah. Maafkan kami. Sebagai gantinya kau bisa pergi untuk beberapa waktu. Kau bebas menikmati waktumu, hm? Jangan sedih.”

Ia memeluk sosok yang menangis itu. “Kami berjanji tidak akan mengulanginya. Jadi berhenti menangis.” Ia lalu mengusap air mata yang masih mengalir. “Dan seperti yang aku katakan, aku berikan waktu untukmu bermain di luar. Kami tidak akan mengganggumu selama di luar. Kau bisa pulang kapanpun kau mau, kami tidak akan memaksa.”

“Sungguh?”

“Tentu sayang.” Seseorang mendekat dan mengecup keningnya. “Kalau kau memang butuh waktu untuk sejenak jauh dari kami, tidak apa-apa. Akan kami berikan itu untukmu. Tapi ingat, kau tetap milik kami.” Ucapnya mencubit pipi cubby itu hingga sang empu kembali tersenyum. Membuat semua yang ada disana kembali tenang, karena badai sudah selesai.

“Kalian tidak berbohong?”

“Tidak. Percayalah pada kami. Jika kau membutuhkan waktu, akan kami berikan sebanyak yang kau inginkan. Take your time baby.”

Jam istirahat baru saja tiba. Banyak terlihat orang-orang menikmati makan siang mereka di dalam cafe dan kedai makanan yang tersedia disekitaran tempat mereka. Di dominasi para pekerja kantor dan para pelajar, suasana terlihat lebih ramai dan sesak. Seperti disalah satu cafe&bakery yang dekat dengan pusat perbelanjaan tersebut. Sejak buka, terlihat pengunjung silih berganti memasuki cafe hanya untuk sekedar menyicipi beragam kue disana, atau hanya singgah membeli minuman.