19

555 72 3
                                    

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT NYAA..👌

***


Hari sudah siang.

Rose sedang berada di kamarnya sembari menatap surat cerai yang sudah di tanda tangani oleh Chanyeol pagi tadi. Hanya dengan memegang surat itu mampu membuat Rose bergetar.

Rose melempar surat itu ke ranjang. Lalu dia berjongkok dan memegangi kepalanya.

"Akhhh!!!"

"Aku tidak bisa melakukan ini...aku tidak bisa..."

Rose menggeleng-gelengkan kepalanya sembari menangis.

"Aku harus bagaimana ?" Lirihnya.

"Ini sangat sulit"

Rose pun terduduk.

"Chanyeol, aku sangat mencintai mu. Dan aku tidak bisa pergi dari mu"

"Tapi...aku sudah tidak kuat lagi"

"Aku harus bagaimana ?"

Rose terisak. Tangisannya pecah. Dia benar-benar tidak bisa menahan air matanya.

***

Malam kembali tiba.

Rose benar-benar tidak memiliki mood untuk melakukan apapun hari ini. Sejak pagi, dia hanya berdiam diri. Makan malam pun dia tidak memasak. Karena tau kalau Chanyeol pasti akan pulang larut lagi.

Dan itu memang benar.

Bahkan kali ini lebih larut dari biasanya. Dan juga sembari mabuk seperti biasanya.

"Tidak bisakah kau berhenti mabuk-mabukan seperti ini ?" Tanya Rose saat Chanyeol pulang.

Chanyeol menatap Rose dengan tajam. "Untuk apa kau peduli ? Ini hidup ku! Lagi pula kau akan pergi kan ? Jadi tak usah memperdulikan aku lagi!"

Setelah itu Chanyeol langsung melewati Rose begitu saja dengan jalannya yang sempoyongan.

"Besok aku akan mengantarkan suratnya ke pengadilan"

Chanyeol menghentikan langkahnya.

"Sudah ku bilang lakukan saja apa mau mu. Kau memang tak akan pernah menuruti ku! Kau tidak akan pernah mengerti!"

Prang!

"Ahh!!" Rose terkejut saat Chanyeol mendorong sebuah vas hingga terjatuh.

Brak!

Chanyeol membanting pintu kamarnya lagi.

Mata Rose memanas. Harapannya memang tak akan pernah terwujud.

Rose merasa sangat bodoh.

"Bagaimana bisa aku berharap kalau kau akan meminta ku untuk tetap tinggal bersama mu ? Dan kau akan mengatakan bahwa kau mencintai ku ?"

"Aku sangat bodoh! Bisa-bisanya aku mengharapkan sesuatu yang tidak akan pernah terjadi seperti itu"

Rose menghapus air mata di pipinya. Kemudian dia segera membereskan vas yang pecah itu.

***

Saat pagi tiba, Rose langsung bersiap.

Tetapi sebelum itu dia membuat roti bakar untuk dirinya sendiri. Karena dia pun butuh energi.

Lagi-lagi Rose menatap surat yang ada di tangannya.

Dia membutuhkan waktu untuk menguatkan hatinya terlebih dulu.

Who Should I Choose ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang