24

445 63 2
                                    

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT NYAA..👌

***


Saat datang ke rumah sakit semalam, Chanyeol dan Rose langsung di beri kabar yang mengejutkan.

"Maaf tuan, saya tidak bisa menyelamatkan beliau"

Dan karena itu, hari ini mereka melakukan pemakaman untuk ayahnya Chanyeol.

Acara pemakaman baru saja selesai beberapa saat yang lalu. Dan di sana hanya tersisa mereka berdua saja.

Rose menangis. Tapi ya, air mata yang mengalir tidak begitu banyak. Karena dia pun tidak akrab dengan mertuanya.

Sedangkan Chanyeol ?

"Ayo kita pulang" ujar Chanyeol.

Rose menurut. Mereka segera berjalan beriringan menuju mobil yang di parkirkan.

Rose terus memperhatikan wajah Chanyeol. Sejak semalam, raut wajahnya tetap seperti itu dan tak berubah. Dia tidak bisa membaca raut wajahnya.

Rose penasaran, ada apa dengan Chanyeol ? Raut wajahnya sangat sulit di artikan. Bahkan Chanyeol tidak mengeluarkan air mata.

"Chanyeol"

"Kenapa ?" Tanya Chanyeol pelan.

"Sebenarnya ada apa dengan mu ? Sejak semalam, kau terus diam saja seperti ini. Aku tau kau pasti sedih, tapi ini.."

Saat sudah di dekat mobil, Chanyeol menghentikan langkahnya dan menghela nafas. "Aku tidak tau harus merasa senang atau sedih atas kepergian ayah ku"

Tentu itu membuat Rose bingung. "Apa maksud mu ?"

Chanyeol pun menatap Rose. "Sejujurnya, aku membenci ayah"

Rose membulatkan matanya karena terkejut dengan fakta ini. "Kenapa ? Bagaimana bisa kau membenci ayah mu sendiri ?"

Chanyeol terdiam sebentar. "Kita pergi ke tempat yang lain ya, aku tidak mau membicarakannya disini"

"Ah iya"

Mereka pun segera masuk ke dalam mobil dan pergi ke tempat lain.

***

Rose pikir Chanyeol akan membawanya pulang. Tetapi ternyata Chanyeol membawanya ke sebuah taman yang tak begitu ramai.

Dan Chanyeol mengajak duduk di tempat yang sepi agar suasananya lebih tenang.

Tapi Chanyeol hanya diam saja.

Rose sebenarnya penasaran. Tetapi dia memilih untuk diam dan menunggu saja. Karena dia takut kalau Chanyeol tiba-tiba tersinggung atau apapun itu.

"Sejak kecil, ayah selalu menuntut ku agar selalu menjadi yang terbaik" Chanyeol pun memulai ceritanya.
"Dalam segala hal, dia ingin aku menjadi yang terbaik. Itulah sebabnya aku bilang kalau semua yang terjadi di dunia ini seperti kompetisi"

Rose terdiam. Dia tentu masih mengingat perkataan Chanyeol waktu itu.

"Tapi saat SD, di sana ada Jaehyun. Dia selalu melebihi diri ku. Nilai mata pelajarannya pun selalu bagus. Dia selalu menjadi yang pertama, sedangkan aku yang kedua. Dan karena hal itu, ayah marah pada ku. Dan bahkan saat hari kelulusan pun, Jaehyun yang mendapat nilai tertinggi di antara semua siswa angkatan kami. Malam harinya, ayah mengatakan-"

"Kau sangat bodoh! Bisa-bisanya kau kalah dari anak itu!"

Secara refleks Chanyeol mengepalkan tangannya. "Di usia ku yang masih terbilang bocah itu, tentu aku merasa sakit hati"

Who Should I Choose ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang