Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
...
- Pernikahan bukan hanya tentang penyatuan Raga. Tapi tentang penyatuan Jiwa serta Keyakinan. -
...
Saint POV
Di altar aku berdiri dihadapan Pendeta dan seorang gadis cantik yang akan menjadi Istriku.
Dadaku bergemuruh bukan karena sebentar lagi kujadikan dia belahan jiwaku, hatiku bukan untuk gadis ini, aku tidak mengingat apapun, tapi semua orang bilang gadis ini adalah orang yang harus kunikahi.
Mataku memanas, aku merasa tidak sanggup menikahinya.
Saat acara dimulai aku menoleh ke arah hadirin tamu yang akan jadi saksi pernikahanku, lalu mataku terpaku pada seorang lelaki yang memandangku sendu. Melihat tatapnya, hatiku justru terasa sakit.
Tanpa diduga dia pingsan, tanpa pikir panjang ku berlari kearahnya tidak memperdulikan teriakan Orangtuaku. Aku membawa lelaki mungil itu ke Rumah Sakit.
Aku mengacaukan hari Pernikahanku.
Tapi mengapa aku tidak menyesal sama sekali?
Aku duduk menemani lelaki itu, yang masih memejamkan mata, pandangku teralihkan pada perutnya, dia seorang Omega dan sedang hamil.
Saint POV End
"Perth." Seseorang masuk. Saint berdiri menghadapnya dan memberi salam. "Terimakasih dan maaf karena anak ini merepotkanmu, bagaimana pernikahanmu?" Tanya orang itu. "Kami membatalkannya." Ucap Saint sesuai fakta.
Tadi sebelum dia pergi, Orangtuanya mengancam Pernikahan batal jika Saint memilih membawa seorang yang pingsan itu padahal Godt kakaknya menawarkan akan membawa omega itu ke Rumah Sakit.
Dan Saint memilih membatalkan pernikahan.
"Baiklah apa kamu masih ada urusan disini?" Tanya Ritz, yang memperkenalkan diri sebagai Paman Perth. "Saya permisi." Pamit Saint.
