chapter 8

540 25 1
                                    


Saat ini Ariana ingin melepaskan selang infusnya karna dia ingin segera pulang ke rumahnya tapi Edward yang melihatnya lalu datang untuk mencegahnya

"Nona istirahatlah dulu... dokter menyuruhmu untuk menginap
beberapa hari disini..." seru Edward

"Aku tidak apa tuan..." seru Ariana tampak ingin segera pergi

"Tapi lihat tangan dan kakimu bengkak semua mending nona istirahat saja dulu..." Seru Edward dengan wajah cemas

"Terimakasih.. saya tidak apa - apa
tuan..." seru Ariana kembali mencoba melepas paksa selang infusnya

Edward lalu datang mendekat dia kembali mencoba melarangnya, agar Ariana tidak bertindak gegabah

"Nona... tinggalah dulu disini" seru Edward menatapnya dia lalu memegang tangan kiri Ariana yang terdapat selang infus untuk mencegahnya membuka selang infus tersebut

"Saya tidak apa tuan..." seru Ariana padanya, Ariana tampak tidak peduli
Dia bersikeras ingin segera pulang saat ini juga.

Sementara Edward terus mencoba menghalanginya, sampai akhirnya Ariana pasrah mendengarkan omongannya

Semenjak saat itu Ariana terpaksa harus dirawat di RS sampai dia pulih karna Edward tampak terus memaksanya untuk dirawat dulu di RS

Bahkan Edward cukup sangat rajin menempatkan waktunya untuk menjenguk Ariana dirumah sakit.   

"Aku tidak menyangka ternyata kau memilih cara yang se nekad ini..." seru pamannya pada Ariana kini

"Aku kan sudah bilang cukup kamu mendekati dia lalu menggodanya" seru pamannya yang datang menjenguknya diRS

Ariana lalu memutar bola matanya dengan malas  

"Setidaknya rencanaku ini berhasil...
Dia bahkan menyuruhku untuk dirawat disini hingga aku pulih..." Seru Ariana pada pamannya

"Hm.. baiklah jika memang begitu..."

"Jam kantor akan segera berakhir mungkin saja dia akan mampir menjengukku karna beberapa hari belakangan ini dia rajin menghampiriku kemari..." seru Ariana pada pamannya

"Mungkin saja dia merasa bersalah karna sudah menabrakku waktu itu..." seru Ariana lagi.

                         ☘☘☘☘

Sementara Edward terlihat baru saja keluar dari ruangan rapat dia langsung menuju ke ruangan miliknya setelah itu

Dia kini duduk terdiam dikursinya sekali - kali dia mutar kursinya untuk merilexkan pikirannya saat ini

Tak lama dia menelphone sekertarisnya dia menyuruhnya untuk datang ke dalam ruangannya

Toktokktokkk....

"Permisi tuan... apa benar anda menanggil saya ?" Seru sekertarisnya

"Cepat bawakan aku buket bunga terbaik, yang paling bagus karna aku akan memberikannya pada seseorang..."

Sekertarisnya lalu tersenyum kecil

"Ada apa dengan ekspresimu ? Sepertinya kau salah paham...!" serunya dengan raut wajah kesal

"Ah...tidak tuan" seru sekertaris yang kemudian cepat menyangkalnya

"Jangan salah paham, Ini bukan apa - apa aku hanya akan berkunjung ke rumah sakit untuk menemui kerabatku..." seru Edward pada sekertarisnya yang tampak salah paham padanya

"Cepat pergi....!" Teriak Edward yang kemudian memerintah sekertarisnya agar segera membelikan buket bunga

"B-baiklah tuan..." serunya sekertarisnya lalu buru - buru keluar dari ruangan

E.N.DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang