FUTURE

592 93 4
                                    

[[ Rose ]]

" Ada banyak hal yg terjadi,selama 6 tahun..aku menyembunyikan semua nya,bersikap seolah tak ada penghalang antara kisahku dengan Jimin. Tapi,semakin lama aku merasa sesak,dadaku sakit setiap melihat Jimin tersenyum menyapaku,memelukku,dan berkata bahwa dia sangat mencintaiku. Hatiku teriris. Sakit sekali,karena aku tahu,apa yang Jimin ucap itu bukan untuk ku..bukan aku. Rasa nya janggal,ketika aku memaksakan kehendak. Seolah-olah Jimin mencintaiku,dan mengharapkanku. Padahal,jauh didalam lubuk hati nya...ia jatuh hati pada wanita yang jauh lebih pantas untuk nya. Bukan kah aku jahat? aku memisahkan mereka secara tidak langsung. Mungkin,melepasnya akan membuatku hancur. Tapi aku tidak bisa membiarkan malaikat kecil itu tumbuh tanpa ayah nya. Sosok yang harus nya menjadi pahlawan dalam hidup nya."

[[ Seulgi ]]

" Jisu,dia berusia 6 tahun,dia tumbuh cantik dan menggemaskan. Aku tidak menyangka,bisa merawatnya sampai detik ini. Aku ingat,saat aku melahirkan Jisu,aku berjuang sendirian.. aku menangis kencang saat itu,selain menahan sakit,aku juga membayangkan..bagaimana kelanjutan hidupku? apa aku mampu melakukan semua nya sendirian? apa aku bisa menjadi seorang ibu dan ayah untuk Jisu? aku menahan perih sendirian,tak ada yang mendampingiku,tak ada yang menahan tanganku,tak ada yang mengusap keringatku,tak ada yang memberi ku semangat. Tapi,saat aku berhasil melahirkan Jisu,semua pikiran burukku menghilang. Entah,bayi yang masih berlumur darah itu menjerit menangis...dan ketika itu,aku merasa puas. Aku yakin,aku mampu menghadapi dunia. Park Jisu,kau memiliki ibu yang hebat!."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Disinilah Jimin berada,tepat di depan sebuah rumah ber-cat putih. Nampak bersih dan terawat sekali. Sampai ia tersenyum simpul,mengingat betapa cerewet nya Seulgi soal kebersihan. Yang jelas,rumah harus tertata rapih,harus bersih,dan jangan sampai ada barang rumah yang memiliki warna mencolok,menampakkan perbedaan tersendiri. Seulgi tidak suka.

"Jim? sudah aku antar,kau bisa kesana sendiri kan?." tanya Rose memastikan.

Jimin mengangguk. "Tentu,terimakasih Rose. Dalam seminggu ini,kau benar-benar membantuku untuk mengingat soal Seulgi dan semuanya. Maaf,aku tidak bisa membalas lebih,kapanpun kau membutuhkan bantuanku,aku akan selalu ada."

"Hey dude,harus nya aku yang terimakasih. Sudah,sebelum semua terlambat. Kembalilah,rangkul wanita mu."

Rose tersenyum manis,manis sekali,namun Jimin tidak bisa tertipu. Ia tahu betul,pasti hati Rose hancur berkeping-keping. Sama halnya Seulgi,bukan hanya hancur..kemungkinan,wanita nya itu tidak lagi memiliki hati.

"Rose,you deserve better."

Wanita itu mengangguk. "See you,Jim."

•••

Seulgi berniat membuang sampah di luar rumah,sambil menenteng box berisi sampah kering,ia melangkah keluar tanpa tahu jika Jimin tengah memperhatikan nya,bahkan melangkah menghampiri.

"Sayang."

Deg.

Seulgi mematung,suara yang sama sekali tidak asing itu benar-benar menyusup sopan di telinga nya. Ia pun berbalik badan,dan di kejutkan oleh sosok Jimin yang sedang tersenyum sendu padanya.

SHORT STORY SEULMIN PT.4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang