Selama aku di rawat di rumah sakit dan menghabiskan waktu hampir seminggu, Jae bolak balik datang untuk menjagaku menggantikan Jenny yang harus bekerja.
Aku akan makan kalau Jenny yang jaga di sini. Sementara aku bakal pura-pura tidur atau tidur membelakangi Jae selagi dia jaga disinj.
Udah terlalu benci aku melihat kehadiran Jae disini.
----
"Ca, kita bicarain lagi ya baik-baik dirumah." Kata Jae yang lagi nyetir di depan sedangkan aku yang enggan duduk di samping dia.
"Ga perlu. Antarin aku pulang kerumah mama. Aku ga mau nginjakin kaki aku dirumah itu lagi." Kataku tegas.
"Ca, tapi kamu salah paham. Joy juga udah aku usir. Kita masih ada kesempatan, ya? Aku mohon banget."
Aku membuka pintu mobil, "Kalau kamu ga mau antarin aku pulang ya udah aku bisa pergi sendiri." Tegasku sambil menarik sedikit kenop pintu mobil.
Aku udah kebal dengan semua ucapanya. Aku ga bakal terlena lagi.
Katakanlah aku sok dan Jae pantas mendapatkan perempuan lain dibanding aku. Tapi, ya silahkan. Silahkan para wanita yang selalu memuja nya bersanding di sebelahnya sekarang.
Wajah tampan, sempurna bukanlah apa-apa dibanding kesetiaanya yang palsu itu.
"Ca tunggu! Oke. Oke aku antar kamu kerumah mama." Jae ngalah. Selama di perjalanan aku cuma bisa nahan tangis, sebenarnya aku malu buat pulang kerumah mama tapi keputusanku sudah bulat untuk bercerai dari Jae.
Sesampai dirumah mama aku buru-buru masuk ke kamar mama dan kubiarkan Jae membawa semua barang-barangku ke dalam.
Aku tahu mama pasti heran ada apa sama kami. Tapi biarkan dari pihak Jae yang jelasin baru aku nanti ketika udah enakan bakal jelasin ke mama yang sebenarnya.
----
Seharian ini aku cuma berdiam diri di dalam kamar. Aku tahu mama bolak balik buka pintu kamar dan ngeliatin aku dari ujung sana. Mama ngerti, aku lagi ga pengen di ganggu.
Aku merasakan tangan mama yang menepuk-nepuk bahu ku pelan. Rasanya bercampur aduk.
Hilang sudah kepercayaanku terhadap sosok laki-laki. Papa, Jae. Mereka mengecewakanku.
Engga mudah untuk aku bisa bangkit sampai di titik sebelum kejadian 'itu' bisa terjadi. Aku ga butuh penjelasan panjang lebar Jae.
Selingkuh itu penyakit bukan kecelakaan semata. Selingkuh itu candu ibarat nikotin.
Engga sulit buat aku ngelepasin Jae yang dipuja semua wanita di penjuru negri ini. Aku bukan sosok wanita yang rela menahan rasa sakit demi mendapat nama bahwa aku istri dari seorang pria sempurna bernama Jaehyun, engga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Husband And Me [END]
FanfictionMemiliki suami yang sempurna luar dalam merupakan ketakutan terbesar-ku. Tidak pernah ada niat untuk menikah karena trauma besar yang kumiliki tetapi Jae adalah obat ketakutan ku selama ini. Tapi...tidak berlangsung lama setelah dia berkhianat sepe...