Memiliki suami yang sempurna luar dalam merupakan ketakutan terbesar-ku.
Tidak pernah ada niat untuk menikah karena trauma besar yang kumiliki tetapi Jae adalah obat ketakutan ku selama ini. Tapi...tidak berlangsung lama setelah dia berkhianat sepe...
Sebenarnya kami ga perlu datang on duty acara klien kami, karena kami udah mempercayai masing-masing tim dengan PIC acara agar semuanya berjalan dengan lancar.
PIC acara pun bukan sembarang orang yang kami pilih, mereka yang berpengalaman dalam menghandle acara besar baru bisa kami percayakan untuk turun langsung ke hari h tanpa kami awasi.
Namun karena acara hari ini adalah acara pernikahan temen nya Jae yaitu Eunwoo sekaligus rekan kerja nya di kampus mau tidak mau kami harus datang sebagai wo yang meng handle acara mereka dan sebagai tamu.
Jae hari ini mengenakan jas hitam dengan dalaman kaos grid hitam putih sedangkan aku mengenakan dress simple hitam putih juga.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebagai seorang wo, pagi-pagi buta begini kami harus udah siap. Memastikan semua persiapan di venue tidak ada yang tertinggal sedikit pun.
Jae melajukan mobil dengan kecepatan penuh namun pasti melihat jalanan masih jarang kendaraan.
"Kamu tahu ga sih Eun woo sama istrinya ini pacaran udah jalan delapan tahun?" Cerita Jae yang membuatku sedikit tertarik karena tiap meeting dilaksanakan aku memang ga pernah ikut karena bentrok sama kerjaan aku.
"Oh ya?"
"Iya, mereka tuh pacaran dari jaman kuliah s1 sampe sekarang deh. Orang tua Eun woo baru merestui hubungan mereka. Mereka kan awalnya beda agama."
"Ooh" sebuah masalah yang siapa saja tidak bisa menentang kalau udah soal tuhan.
Sama seperti permasalahan diriku jaman sekolah. Selalu naksir laki-laki yang beda agama. Hanya naksir tapi ga berani buat mengutarakan.
"Jadi sekarang masih di kepercayaan masing-masing kah?"
Jaehyun menggeleng, "Engga, orang tua Eun woo nyuruh ikut salah satu baru mereka merestui. Ya mau ga mau akhirnya Eun woo ikut istrinya."
Aku mengangguk mengerti. Semua orang memiliki masalah hidup mereka masing-masing.
Aku mengetuk layar ponsel ku yang menampilkan pesan dari Jisung, PIC acara yang meng handle acara Eun woo hari ini.
"Jisung baru ngabarin semuanya oke di sana." Kataku memberitahu Jae yang tengah fokus menyetir.
Dia mengangguk dan mengiyakan.
----
Sesampainya kami di venue acara yaitu di hotel bintang lima terkenal di kota ini. Semuanya masih seperti biasa, belum ramai karena acara akan dimulai pukul sembilan pagi nanti sementara sekarang jam tujuh pagi.
"Aku ke kamar bride nya dulu ya." Kataku setelah kami keluar dari mobil dan menuju lobi hotel.
Jae mengangguk sementara dia pergi menuju ballroom acara. Walaupun keliatanya dia kalem di luar, kalau sempat kru yang on duty melakukan kesalahan kecil yang berpotensi menjadi kesalahan besar, Jae bakal amat sangat berubah 360 derajat.
Aku ingat-ingat sedari tadi nama bride hari ini adalah Ga young. Setelah mencari-cari nomor kamar bride yang sudah di kabarin Ayana semalam.
Tiga kali kuketuk pintu kamar ber-nomor 198 itu dan keluarlah Hye yeon sebagai asisten bride hari ini.
"Masuk kak." Suruh Hye yeon padaku.
Aku bisa melihat kamar pengantin perempuan untuk make up pagi ini tertata dan di dekor dengan cantik.
Kak geun young sendiri pun masih finishing make up setelah itu pemasangan ball gaun nya.
"Eh, Mecca ya? Sorry ya aku kesiangan tadi bangun nya haha." Sapa Ga young saat menyadari kehadiranku dari pantulanku di cermin.
Aku tertawa ringan, "Ga masalah kok, acara masih dua jam lagi. Masih ada waktu. Relax aja ya, kak." Aku mencoba membantu kak Ga young santai, aku tahu pasti keadaan pengantin detik-detik sebelum pemberkatan. Deg degan nya minta ampun. Kelar pemberkatan baru deh lumayan enakan.
Untuk acara dengan tamu ga lebih dari 1000 seperti ini aku ga banyak kasih turun tangan tim. Karena sepuluh aja udah lebih dari cukup.
Aku banyak belajar tentang ini semua dari Jae. Waktu aku masih kerja part time sama dia, aku langsung minta jadi assisten bride karena waktu dulu aku suka banget sama yang namanya make up in orang.
Tiap aku on duty suka ikut ngerasain kebahagiaan mereka. Ada juga yang menikah didalamnya ada konflik. Udah aku rasain itu semua.
Setelah selesai dengan permasalahan gaun pernikahan yang agak susah dipakai akhirnya kami tinggal menunggu waktu untuk naik ke ballroom sesuai panggilan dari tim yang ada di sana.
Aku mengambil ponsel ku yang bergetar di dalam tas dan menampilkan nama Jae disana, buru-buru aku angkat, "Iya?"
"Sayang, kamu naik dulu gih makan. Bride nya udah dikasih makan kan?" Kata Jae di ujug telpon.
"Gapapa, udah minta tolong Hye yeon ambilin sarapan. Bride nya udah makan, udah siap semua kok."
"Aaa oke oke. Kamu bantu Ga young tenang ya, soalnya Eun woo dari tadi ga berhenti-henti ngucap sangking gugupnya haha." Cerita Jae yang membuatku tertawa kecil.
Karena kami udah biasa nanggepin calon pengantin yang seperti ini kami cuma bisa jadiin mereka sedikit hiburan.
Aku duduk di sebelah Ga young yang lagi makan sepotong kue, "Gugup kak?" Tanyaku.
"Lumayan hehe."
"Tadi Jae nelfon, katanya kak Eun woo gugup banget haha."
"Oh ya? Pft." Kak Ga young ketawa ga henti-henti membayangkan Eun woo yang tengah gugup di kamar nya sana.
"Oh ya, kamu udah ngisi, ca?" Tanya Ga young, aku cuma bisa tersenyum dan menggeleng.
Ga young menepuk-nepuk bahuku, "it's okay, kamu tau ga kalau aku ga bisa punya anak? Aku punya masalah sama rahim ku jadi sampai kapanpun aku ga bisa hamil." Cerita kak Ga young yang membuatku simpati.
"Kamu kenapa ngeliatin aku sedih gitu? Jangan gitu dong ntar aku sedih haha."
Di saat mereka yang ga bisa hamil bener-bener ga bisa masih bisa tersenyum kek gini daripada aku yang kemungkinan bisa tapi ga mau mencoba.
"Rumah tangga itu bukan diukur dari kamu punya momongan atau engga, yang penting komitmen diantara dua insan manusia itu yang harus di jaga. Kalau kalian bisa bahagia berdua terus ya kenapa engga? Anak kan titipan tuhan, ya aku sih mikirnya mungkin aku emang ga bakal amanah kalo bisa punya anak haha."
Wanita cantik yang kuat gumanku sendiri.
Aku memeluk kak Ga young yang dia balas juga dengan pelukan.