"Oh gitu ya. Nanti saya tanya Mecca dulu ya mana tau bisa meeting hari ini soalnya kelas saya penuh sampai malam ini."
Aku baru aja bangun, lihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul tujuh pagi.
Jae terlihat sedang menerima telfon dari seseorang di ujung pintu, "Siapa?" Tanyaku saat melihat Jae menghampiriku sambil merapikan lengan kemeja cokelat nya.
"Ini, Ayana. Dia bilang ada klien yang mau meeting siang ini tapi aku ga bisa. Katanya orang jauh jadi cuma hari ini mereka free. Kamu bisa ca dateng sendiri?" Kata Jae.
"Oh, ya udah. Gapapa aku bisa kok. Jam dan tempat nya udah di atur?"
"Udah kok, nanti tanya Yana aja ya, sayang. Aku buru-buru karena sebelum jam 8 ada rapat dulu. Kamu istirahat aja dulu ya." Jae mengecup dahiku sebelum aku beranjak dari tempat tidur.
Semalam nyerui haid ku kambuh. Minum obat pereda nyeri bikin aku kesiangan kayak gini. Alhasil ga bisa nganter Jae kedepan.
Sepulang dari konsul dengan kak Ayu beberapa hari yang lalu, kondisiku mulai membaik. Aku berusaha untuk berani dan terbuka dengan Jae lagi.
Terkadang aku memanggilnya dengan panggilan 'sayang', setiap Jae pulang kerja dan ingin memelukku aku justru menerima dengan senang hati dibanding sebelumnya aku sama sekali tidak ingin 'disentuh'.
----
Aku sengaja datang lebih cepat di sebuah restoran yang sudah klien ku booking dari pagi tadi karena aku ingin menikmati waktu sendirianku hari ini karena Ayana juga masih di luar kota mengurus sisa acara pernikahan klien kami satu lagi.
Sebuah restoran khas tiongkok, baru pertama kali aku ke sini dan karena sepertinya ini restoran bintang lima jadi terkesan luxury, private cocok banget buat pertemuan-pertemuan seperti ini.
Malam nanti aku juga berencana pergi nyempetin makan malam sama Jae diluar.
Sepuluh menit aku duduk sendirian disini tidak berapa lama klien ku datang. Seorang pria dan wanita yang tampak serasi. Tapi, tunggu... kayaknya aku kenal itu...Jackson.
"Hai" sapa Jackson duluan di saat aku masih bengong keanehan.
"Kenalin ini, Giselle adik aku. Yang aku ceritain kemarin, ca. Calon suaminya masih di Maccau jadi aku nemenin dia sementara ini." Jelas Jackson, Aku mengangguk mengerti dan mempersilahkan mereka untuk duduk.
Engga beberapa lama pelayan datang untuk menanyakan pesanan kami.
"Mau pesan apa ca?" Tanya Jackson padaku setelah memberitahu pesanannya dan Giselle.
"Aku rose tea dengan sedikit lemon aja."
"Ga mau makan? Ini jam makan siang loh." Tawar Jackson. Sayangnya aku udah makan duluan tadi dirumah.
"Gapapa udah duluan kok tadi sebelum ke sini hehe."
Setelah itu mulai lah sesi konsul seputar pernikahan adik Jackson ini.
"Baiklah. Giselle ya? Kalian udah tentuin tanggal?" Tanyaku.
"Tanggal masih ragu kak, tapi udah ada beberapa pilihan. Buat bulan udah fix bulan desember nanti."
Desember yanga artinya tiga bulan lagi. Waktu yang bisa dibilang cukup mepet kalau memang baru dipersiapkan sekarang.
Aku mengangguk mengerti. Lalu aku mengeluarkan form wedding checklist yang harus Giselle isi. Isi dari formulir itu adalah seputar nama mempelai, nama keluarga, tanggal pernikahan, dan nama-nama vendor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Husband And Me [END]
FanfictionMemiliki suami yang sempurna luar dalam merupakan ketakutan terbesar-ku. Tidak pernah ada niat untuk menikah karena trauma besar yang kumiliki tetapi Jae adalah obat ketakutan ku selama ini. Tapi...tidak berlangsung lama setelah dia berkhianat sepe...