Saat ini mereka sudah berada di kantin kampus, berhubung hari ini mereka hanya memiliki jadwal yang sama di jam 9 sampai jam 11, dan selebihnya mereka free
Mereka sebenarnya tidak berada di satu fakultas yang sama , Al, Darini, Fajar dan Dzikri mengambil jurusan Kedoteran , sementara Ai, Chaira dan Abyan berada di jurusan Hukum.
Ai yang sedari tadi masih memfokuskan pandangan nya ke layar ponsel karna idola nya dari negeri ginseng sedang melakukan live. Walau Ai tidak begitu paham apa yang diucapkan mereka masih saja fikiran nya fokus ke benda persegi itu. Namun hanya sekejap saja karna suara yang sangat dihindari akhir nya terdengar oleh dirinya
"Hai Al" Clarisa adalah orang yang sangat dihindari oleh Ai, sebenar nya mereka tidak memiliki masalah apapun, namun karna kedekatan nya dengan Al membuat Ai meras risih apalagi panggilan AL hanya boleh di pergunakan oleh orang-orang terdekat Al saja, namun mengapa Al membiarkan Clarisa memanggilnya dengan sebutan seperti itu? apakah Al tidak mengerti bagaimana keadaan hati Ai?
Hal ini membuat sahabat mereka ikut menghela nafas, karna bisa dipastikan nongkrong kali ini tidak akan lama, karna Ai akan meminta salah satu dari mereka untuk mengantarkan dirinya untuk pulang dan berakhir yang tinggal hanya Al dan Clarisa saja
"Eh Clarisa, ada apa?" tanya Al yang sedikit menggerakkan tubuhnya seakan memberi isyarat kepada Ai untuk mengangkat kepala nya dari bahu Al, Ai sudah sangat paham dengan hal itu, namun biarkan untuk kali ini dia egois, dia ingin memiliki Al sepenuh nya untuk dirinya
"Ehmm gak ada apa-apa kok Al, cuma pengen gabung aja, boleh?" tanya nya kepada Al dan dapat anggukan kepala Al.
"Ai awas dikit dong duduk nya Clarisa mau duduk di sini" ucap Al namun tidak diindahkan oleh Ai, dia seakan-akan tuli dengan keadaan.
Al yang sedikit sensitif akhirnya memilih berdiri dan membuat Ai hampir terjatuh hingga membuat meja mereka menjadi heboh dan jadi tontonan orang yang berada di kantin.
Ai menatap Al dengan pandangan kecewa, namun tdak berucap , dengan perlahan dirinya menggesr tempat duduk agar Clarisa bisa duduk seperti perintah Al tadi, mata nya sudah berkaca-kaca namun segera menundukkan kepala nya agak tidak kelihatan oleh para sahabat nya, namun kejadian itu tidak luput dari pandangan Fajar, sedari tadi dia terus memperhatikan bagaimana Ai dengan keseriusan nya memandang benda persegi di tangan nya hingga dirinya menundukkan kepala nya.
"Aku ganggu kalian yaa?" tanya Clarisa namun pandanganya hanya ditujukan kepada Al
"Kalo udah tau ganggu ya sadar diri" ucap Darini yang memang suka blak-blakan kalau berbicara
"Gausah dengerin dia Cla, kamu gak ganggu kok" ucap Al dan sukses membuat Ai menggebrak meja mereka, setelah itu dia mengambil tas dan meninggalkan mereka . Namun sebelum melangkahkan kaki nya keluar dari kantin mata nya memandang Al dengan tatapan yang sulit diartikan.
Tujuan utama nya kali ini adalah taman yang berada di dekat dengan fakultas nya, karna hanya taman ini yang sepi, Dia mengambil Airpod dan mulai mendengarkan musik, menutup mata , menikmati alunan musik Kpop yang diputar.
Dia tau ada orang yang duduk di kursi yang sama dengan dirinya , dari parfum nya pun dirinya sudah sangat hafal siapa dirinya. namun Ai lebih memilih tetap menutup mata dan menikmati angin yang menggerakkan rambut hingga menutup wajah nya.
Perlahan dia merasakan sesuatu yang mengalir dari hidung nya dan membuat dirinya dengan cepat merogoh tas untuk mengambil tisu, dan membuat sosok lelaki yang tengah duduk bersama dirinya meneritkan kening melihat kelakuan sahabat nya ini.
"Al kamu gapapa?"
"Aku gak gapapa kok, kalo kamu gak keberatan tinggalin aku sendiri boleh?" tanya Ai kepada Fajar
"Iya bentar lagi aku pergi kok, cuma mau pastiin kamu gak nangis lagi karna dia"
"Ai emang gak nangis kok, tenang ajaa, cuma mata nya aja yang kelilipan" ucap Ai
"Kalo butuh tumpangan pulang aku masih di kantin yaa" ucap Fajar sambil mengacak rambut Ai, dan membuat Fajar sedikit melihat warna merah pada tissu yang dipegang oleh Ai, namun dia berusaha untuk tidak tahu, karna memang Ai sendiri tidak ingin dirinya tau .
Setelah kepergian Fajar, Ai mengangkat kepala nya dan melihat sebanyak apa darah yang dia keluarkan kali ini, seberapa lama dia harus menahan sakit ini dengan sendiri nya, dirinya sama sekali tidak memberitahu kepada orang tua nya apalagi kepada Al, karna dia tidak mau dianggap lemah oleh mereka semua, dirinya masih ingin menikmati masa remaja nya, masih ingin menikah dengan lelaki impian nya Al misalnya, namun itu semua hanya ada dalam mimpi nya, karna Al sendiri sudah membangun tembok tak kasat mata diantara mereka.
Al sudah menunjukkan bahwa memang dirinya dan Ai memang hanya bisa sebatas sahabat dan tidak lebih, beda dengan Ai yang menggunakan perasaan dibalik persahabatan mereka.
"Kamu ternyata di sini, maaf ya lama tadi abis nganter Clarisa" ucap Al yang tiba-tiba duduk dan merangkul Ai, Awal nya Ai sudah bangga karna akhirnya dirinya diprioritaskan oleh Al, namun ketika mendengar bahwa Al sempat mengantar Clarisa , sakit hati? tidak, ini sudah terjadi untuk yang kesekiankalinya
"Oh abis nganter dia ya ? terus kenapa gak langsung pulang aja? ngapain masih ke sini?" ucap Ai dengan nada ketus, karna sejujurnya dia sudah lelah dengan sikap Al selama ini. Al bersikap seakan-akan mereka bisa memulai sebuah hubungan namun Al sendir yang mematahkan harapan Ai
Boleh kah Ai menyerah sekarang?
Jangan bosen dengan cerita aku yaa
jangan lupa tinggalin jejak
kalau ada Typo tolong bantu di tandai

KAMU SEDANG MEMBACA
FriendZone
ChickLitEntah dari mana harus kumulai cerita ini , kabut sunyi perlahan mulai merayap di hati. Aku yang mencintai dalam diam hanya mampu menahan tanpa mampu berucap.