FZ III

7 1 0
                                    

"Oh abis nganter dia ya ? terus kenapa gak langsung pulang aja? ngapain masih ke sini?"

"Dih kamu kok sensitif gitu? lagi dapet ya mbak?" ucap Al yang masih bisa bercada, walaupun tatapan Ai sudah menyiratkan bahwa dirinya tersakiti dengan sikap Al selama ini.

" Udah jangan cemburu gitu, aku gak ada perasaan apa - apa kok sama dia " ucap Al sambil berdiri dan mengulurkan tangan nya agar di sambut oleh Ai . "Udah sore ayok pulang, nanti bunda nyariin " ucap Al

Ai hanya melihat tangan itu, ingin sekali Ia menggenggam tangan itu, tangan yang masih sama hangat dengan saat pertama kali dia merasakan jatuh dalam pesona lelaki ini, Ai sudah lelah.

"Kamu pulang duluan aja, aku mau pulang bareng Fajar, sekalian mau ke toko buku, mau cari novel" Ucap Ai mengabaikan tangan Al yang masih menggantung diudara dan berjalan meninggalkan Al yang masih diam memikirkan apakah dia sudah keterlaluan kali ini

"Ai gak bisa gitu dong, emang nya kenapa kalo ke toko buku itu bareng aku? biasa juga bareng aku kan?" ucap Al yang sudah berdiri di hadapan Ai mrnghambat jalan nya wanita itu.

"Tadi aku udaj janji bareng Fajar " Ai bohong, dia hanya ingin menghindar dari Al kali ini

" Yaudah batalin aja, udah ada aku juga di sini, Fajar juga gak masalah kalo kamu batalin pergi bareng dia" Ucap Al dan dambil menarik tangan Ai menuju ke kantin untuk mengatakan bahwa dirinya dan Ai akan pulang bersama

Sesampai di kantin ternyata mereka masih berkumpul dan masih membahas random talk, Fajar yang melihat dua orang itu masuk dengan tangan yang masih saling menggenggam akhirnya pura-pura melihat ponsel nya

"Fajar Sorry,  Ai pulang bareng gue ya mungkin lain kali aja ke toko buku nya bareng lo" ucap Al tiba- tiba dan memuat Fajar mengerutkan kening nya, karna memang dirinya sma sekali tidak ada janjian ingin ke toko buku bareng Ai, dia hanya menawarkan pulang bersama, namun tatapan Ai yang menyiratkan minta maaf karna membawa nama nya membuat dirinya faham bahwa Ai bohong kepada Al

" Yaudah ayok, buku yang lo mau cari yang untuk tugas minggu depan kan?" tanga Fajar yang mengerti bahwa situasi ini sedikit rumit dan membuat Ai sedikit menghela nafas karna akhirnya Fajar faham maksud dirinya

"Iya, lo gak keberatan kan kalo harus nemeni gue ke toko buku? soalnya kita beda kelompok" tanya Ai

"Gak masalah, lagian tadi gue udah janji kan mau nemei lo, lagian gue juga gak sibuk-sibuk amat sekarang, lebih bagus kalo kita langsung berangkat aja biar gak terlalu sore nanti lo pulang nya" ucap fajar yang sudah berada di depan pasangan yang masih belum melepaskan genggaman tangan mereka .

" Kamu apa-apaan sih Ai? aku udah jauh-jauh balik nganter Clarisa dan sekarang kamu malah mau pergi bareng dia? kan tadi aku udah bilang ada aku, jadi gak usah jadi pergi sama Fajar, dan Lo makasih karna udah nawarin Ai buat nemeni pergi ke toko buku, tapi sepertinya gue yang bakalan nemeni dia" ucap Al menarik tangan Ai keluar dari kantin menuju parkiran.

" Fajar, Emang kita ada tugas ya? " tanya Darini yang sedari tadi masih bingung memperhatikan mereka yang berdebat karna ingin pergi ke toko buku mencari buku untuk tugas minggu depan, perasaan dia yang tidak bodoh-bodoh amat ini sama sekali tidak merasa ada tugas untuk minggu depan"

" Gak " ucap Fajar singkat dan pergi meninggalkan kantin juga

" Lah ini gue yang memang gak ngerti atau gak ada tugas?" tanya Darini pada teman-teman nya namun semua menghiraukan Darini

Poor Darini

                                   ---------------

"Kita langsung pulang aja yaa, aku capek banget" ucap Ai sambil menyenderkan kepala nya pada kaca mobil

"Kenapa? gak jadi pergi karna bukan bareng Fajar?" tanya Al dengan nada dingin nya, namun diabaikan oleh Ai, karna memang dirinya sangat lelah

"Kalau memang kamu suka sama Fajar ya silahkan jika ingin berpacaran, aku gak ada hak buat larang kamu kan? kamu yang punya perasaan ke siapapun, amu aku kekang sekuat apapun gak bakalan bisa, jadi aku bebasin kamu sekarang" ucap Al sambil menggenggam tangan Ai

Bukan ini yang Ai dengar, Ai ingin mendengar bahwa lelaki yang di depan nya ini cemburu dengan kedekatan nya dengan sahabat nya, bukan malah membebaskan dirinya untuk dengan lelaki manapun. See bahkan lelaki itu sama sekali tidak memiliki perasaan untuk Ai, lantas apa yang harus di perjuangkan saat ini?

" Emang kamu gak bakalan cemburu kalo aku pacaran sama sahabat kamu?" tanya Ai

" Kenapa harus cemburu? kebahagian kamu kebahagiaan aku juga Ai, jadi maaf kalau semala ini aku terlalu jadi sahabat yang possessif buat kamu, pasti kamu gak nyaman kan?"

Kamu harus nya cemburu Al, aku ingin kamu bilang kalau kamu cemburu, tentu saja hanya ada di dalam hati Ai menjerit seperti itu, dia masih menghargai keputusan Al yang memganggap mereka murni bersahabat

" Kamu beneran gak cemburu ?" tanya Ai memastikan sekali lagi

"Gak Ai, aku gak ada perasaan sama kamu, gimana bisa aku cemburu?" ucap Al sambil tersenyum manis.

"Aku bakalan coba buka hati untuk orang lain, tapi gak tau bisa berhasil atau enggak, soalnya hati ku udah terpaku sama satu orang" uacp Ai sambil menatap Al dengan tatapan sanyu nya,

"Lalu kenapa kamu gak bilang aja ke orang nya? siapa tau dia juga suka sama kamu, kan lumayan gak usah jadian sama Fajar atau temen- temen aku yang agak gila itu"

"Aku suka sama kamu, kamu mau jadi pacar aku?"


Jangan bosen dengan cerita aku yaa

jangan lupa tinggalin jejak




FriendZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang