FZ IV

7 1 0
                                    

"Aku suka sama kamu, kamu mau jadi pacar aku?"

Al Mengerjapkan mata nya dan berusahan untuk menormalkan detak jantung yang tidak beraturan sejak tadi,mata nya memandang dalam mata Ai yang sayu, mata yang penuh dengan harapan agar hubungan mereka lebih dari sekedar sahabat

Perlahan Al menarik tubuh Ai untuk memeluknya, mengusap lembut rambut Ai "Aku suka sama kamu cuma sebagai sahabat Ai, aku gak mau ngerusak hubungan ini dengan ada nya ikatan yang lebih dari sahabat, kamu paham kan?" ucap Al hati-hati, dia takut jika menyakiti perasaan wanita yang saat ini sedang mengungkapkan hati nya.

"Jadi kamu mau kita tetap jadi sahabat tanpa ada ikatan apapun kan?" tanya Ai yang mata nya sudah berbinar, namun percayalah hati nya sudah tidak berbentuk saat ini

"iya lah Ai, memang nya apa yang kamu harapkan , hm?" tanya Al sambi menjepit hidung Ai dengan jari nya

"Gak ada kok, dengan kamu tetap jadi sahabat aku aja aku udah seneng, ehm kamu bisa lupain pertanyaan aku tadi kan? anggap aja aku gak pernah ngomong kaya gitu sama kamu"

"Iya aku bakalan lupain, sekarang kamu masuk sana, udah mau malem, jangan lupa makan nanti malem aku dateng" ucap Al dan diangguki oleh Ai, wanita itu melepaskan sabuk pengaman dan bersiap turun, namun tangan Al menahan lengan nya dan membuat dirinya berbalik menatap aneh sahabat nya itu.

"Walau kita gak ada hubungan yang lebih dari sahabat, kamu jangan pernah berubah ya, tetap jadi Ai nya aku yang curhat tentang apapun itu, yang ngambek kalau gak di beliin makanan, tetap jadi Ai yang gak suka es krim rasa Matcha, yang gak bisa tidur kalau lampunya nyala, gak bisa tidur kalau gak ada boneka TATA (bt21)" ucap Al menatap dalam mata Ai

"Apa cuma itu yang kamu tau dari aku selama kita bersama berapa tahun ini?" tanya Ai dengan senyum andalan nya dan membuat Al mengerutkan kening nya

"Yaudah gak usah difikirin, aku bakalan tetap jadi Ai nya Al" ucap Ai lalu turun dan meninggalkan Al yang menghela nafas lelah nya, dia bingung harus bersikap bagaimana kedepan nya, sahabat nya sudah menyatakan perasaan pada dirinya, bukan nya tidak tau, hanya saja dia sedikit menutup mata nya agar persahabatan ini tetap berjalan sebagaimana biasa nya tanpa ada hubungan yang membuat mereka akan merasa canggung ketika berpisah kelak.

                                                   ---------------

Entah sudah berapa banyak tissu yang habis untuk menahan darah yang masih terus mengalir dari hidung nya, dirinya bergegas untuk masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan darah yang masih ada di tangan dan hidung nya.

Darah itu sudah berhenti mengalir, dirinya menatap pantulan dirinya di cermin kamar mandi, rambut yang berantakan, kantung mata yang menghita, sudah mirip dengan Zombie

Sudah satu bulan setelah pengakuan hati Ai, dan benar saja mereka masih berhubungna layak nya sahabat pada umumnya, mereka yang masih sering tidur satu ranjang, pergi dan pulang kampus bersama bahkan masih tetap saling menggenggam tangan ketika hendak pergi kemanapun.

Lamunan Ai buyar karna teriakan Al dari dalam kamar " Ai kamu gak apa - apa? kok banyak darah di kasur nya?" tanya Al yang panik sambil menggedor pintu kamar mandi

"Aku gapapa, aku datang bulan tadi bocor makanya banyak darah" ucap Ai sambil membuka pintu kamar mandi, dirinya sudah membersihkan sisa darah yang keluar dari hidung nya.

"Kok bisa sampe gitu banyak darahnya? biasa nya gak gitu kan?" tanya Al tidak percaya, karna baru ini dia melihat darah yang begitu banyak di kasur

"Aku dapet nya malem, tadi tadi udah banyak banget, lagian kamu kok sok tau gitu" ucap Ai sambil berjalan ke lemari menjauhi Al

"Bukan nya minggu lalu kamu masih minta aku ke supermarket depan untuk beli pembalut?" tanya Al yang merasa ada yang tidak beres saat ini dan benar, gerakan tangan Ai mengambil baju di lemari terhenti

"Hubungan kamu sama Clarisa gimana Al? belakangan ini aku lihat makin dekat aja, kamu juga sering anterin dia pulang" Ai mengalihkan pembicaraan dan benar perhatian Al teralihkan, sikap lelaki itu seperti orang yang sedikit salah tingkah layak nya orang yang sedang jatuh cinta

"yaa gitu deh, ternyata dia gak seburuk yang aku fikir dia baik kemaren sempet main kerumah nya ketemu ibu dan adik nya,  ayah nya dia juga humble banget nanti aku ajak kamu main ke rumah dia yaa" ucap Al yang membuat Ai mengerutkan kening nya , apakah sudah sejauh itu hubungan mereka

"Gak mau, kamu kan tau kalo aku gak terlalu suka sama dia, kalo kamu mau main ya pergi sendiri aja" ucap Ai sambil memandang Al, mungkin dirinya tidak akan lama lagi melihat wajah tampan ini, bolehkah dirinya egois dengan menginginkan Al di sisa hidup nya?

"Jangan gitu dong Ai, Coba aja buka hati kamu untuk terima dia sebagai teman demi aku" 

"Kamu kok ngotot banget aku harus temenan sama dia? kamu suka sama dia?" harus nya Ai tidak mempertanyakan hal ini karna jawaban Al membuat dirinya menertawakan pertanyaan nya tadi

"Aku udah pacaran sama dia Ai" ucap Al tak enak hati melihat ekspresi Ai " sebener nya dari kemarin aku mau ngomong sama kamu, tapi karna kamu lagi datang bulan makanya aku nunggu mood kamu baik lagi, ehhmm kamu gak apa - apa kan kalau aku pacaran sama dia?" 

" Kamu pacaran sama dia?" tanya Ai, sebenar nya dia sudah tidak heran lagi mengingat kedekatan kedua orang itu 

Al yang selalu pergi kemana pun pasti ada Clarisa di samping lelaki itu, bahkan sekarang posisi Ai sudah tergantikan oleh Clarisa, entah bagaimana menggambarkan bentuk hati Ai saat ini, hancur? sudah pasti, tidak berbentuk dan sudah tidak berasa apapun.

it's time to give up




Jangan bosen untuk mampir di cerita akuu

jangan lupa tinggalkan jejak , tandai typo yaah :) 

FriendZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang