9. Hibernate

220 41 3
                                    

"Siapa yang mengundangmu?" Pertanyaan yang keluar dari mulut Jungkook itu ditujukan pada SinB, sehingga membuat semua diam. Bangtan, Moonbin, Jaehyun, Yuju, Tzuyu, Eunseo mendadak bisu. Sepertinya tak ada yang akan menyelamatkan SinB malam ini.

Tidak. Masih ada Jimin. Pria baik itu meletakkan tangannya di bahu SinB karena tak tega melihat ketakutan di wajah gadis itu.

"Kenapa kasar sekali Kookie?" Ujaran Jimin sedikit mencairkan suasana yang sempat begitu tegang. Termasuk mencairkan SinB yang dirangkulnya.

"Ini kan tempat publik, memangnya ada larangan untuk masuk kesini?" SinB mencoba memberanikan diri dengan nada tingginya

"Ani... aku hanya bertanya" jawab Jungkook singkat sambil mengalihkan pandangan dari SinB tanpa merasa bersalah sedikit pun. Hampir SinB menjambak rambutnya.

Setelah sesi foto, SinB dan Eunseo pamit pada teman-teman nya dan bergegas ke halte bus yang tak jauh dari restoran. Tapi tiba-tiba Eunseo harus mengambil jurusan bus yang lain.

"SinB, barusan eomma mengirim pesan, aku disuruh ke rumah halmoni. Ottokke?"

"Ya sudah kita pisah saja, lagian belum terlalu malam. Masih aman" SinB memeriksa arloji, baru jam setengah sepuluh.

"Aku pindah halte kalau begitu" pamit Eunseo berlalu meninggalkan SinB setelah meng-update instagram story nya melambai pada SinB. Milenial memang.

Entah mengapa bus nya datang sangat lama dari biasanya, membuat SinB yang masih jetlag itu sangat mengantuk sampai akhirnya jadi tertidur.

Ada sepasang mata yang memperhatikan gadis yang terlelap itu dibalik kaca mobil. Tampak dingin menyorot SinB yang telah ditinggal 2 bus jurusan rumahnya. Halte kini hanya dihuninya sendiri membuat si pria yang memperhatikannya mengeraskan rahang, sepersekian detik ia turun dari mobilnya.

SinB terbangun karena dikagetkan suara klakson bus, ia terlalu terkejut sehingga buru-buru naik kesana dan berusaha tetap terjaga didalam bus.

Tapi usahanya tidak terlalu berhasil, ia masih diawang-awang mimpi, sesekali menjatuhkan kepala ke jendela kaca, bisa-bisa kepalanya benjol.

Tapi untung saja ia tiba dengan selamat.

SinB masuk ke rumahnya dan ibunya sudah menghadangnya dengan ponsel di tangannya

"Jackson menelepon sejak tadi mencarimu. Lagian kenapa diblokir segala?" SinB menghembuskan napas kesal.

"Aku akan menelepon nya setelah mandi"

"Jangan mandi malam!" Peringat ibunya membuat SinB sekali lagi menghembuskan napas kesalnya

"Baiklah" SinB masuk ke kamar dan langsung menelepon Jackson dengan terlebih dahulu membuka blokirannya di katalk.

Sambil membuka sepatu, ia menjawab sapaan Jackson diseberang handphone "Ne oppa"

"SinB yaa maaf"

"Sudahlah oppa, tidak banyak yang perlu dimaafkan. Kita sama-sama egois kemarin, aku paham aku juga salah karena emosional" Jelas gadis itu, mengungkapkan apa yang sudah ia pikirkan sejak kemarin.

"Benar. Aku lega kita bisa memahami satu sama lain. Jadi, kita balikan?"

Tidak ada jawaban dari SinB.

"Kurasa tidak begitu" Jackson menggumam pelan

"Oppa, cukup kita berteman saja. Kau pantas bahagia dan~" Jackson hendak memotong ucapan SinB namun dihentikan SinB dengan kalimat "tidak oppa, kau tidak akan bahagia denganku"

Hold ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang