Happy reading...
•
•
•Setelah mengatakan-lebih tepat dikatakan menceritakan-ini dan itu, mereka berdua menyudahi obrolan yang sudah terjadi 15 menit lalu. Menyudahi sesi nostalgia masa sekolah mereka.
Rea, Fanny dan Andin hanya bisa mendengar tanpa mengerti apa yang mereka bahas dengan rasa jengah.
"Eh, btw Lo kok ada disini?" Setelah berbincang lama dengan Audy, kaisar baru saja menyadari hal yang seharusnya ia tanyakan dari tadi.
Rea, Fanny dan Andin melirik kaisar seakan berbicara serius baru nanya? Baru sadar?
"Serius baru nanya?" Bahkan Audy sepemikiran dengan mereka. "Gue pindah kesini." Lanjutnya kemudian.
"Serius? Kok gue gak percaya yah?" Kaisar menaikkan sebelah alisnya. Dilihat dari sedikit kelakuan nya, sesungguhnya dia ini adalah salah satu manusia menyebalkan di dunia.
Audy memutar bola matanya, "Bodoamat! Percaya gak percaya gue gak akan rugi ataupun untung."
"Percaya deh sama calon dokter." Kaisar menyatukan dua tangannya sambil menyengir.
"Eh, Lo disini sama siapa?" Tanya Audy sama saja dengan kaisar yang baru sadar dari nostalgia nya.
"Sama adik gue lah, sama temennya juga sih." Jawab kaisar santai. "Dia lagi main main sendiri."
Rea, Fanny dan Andin saling lirik mengisyaratkan sesuatu. "Sama aja." Ucap mereka kompak.
Tiba tiba Rea teringat perbincangan nya beberapa waktu lalu dengan Satria,
bener gak sih dia Abangnya SatriaLagi lagi mereka sibuk dengan aktivitasnya sendiri, Audy dan kaisar yang sedang bernostalgia dan sisanya berbincang sendiri.
"Eh, nonton film yuk?!" Kaisar menaik turunkan alisnya disertai senyuman lebar berlebihan. Sepertinya dia orang yang welcome dengan orang baru.
Audy bersedekap lalu menyandarkan tubuhnya di kursi, "Boleh, Lo yang bayarin."
"Kan Lo anak konglomerat, harusnya Lo yang bayarin gue." Ucap kaisar bersedekap juga, persis seperti yang Audy lakukan. "Jadi orang jangan pelit pelit."
"Gak, Lo bayar sendiri." Bantah Audy masih mempertahankan posisinya.
"Hish, terserah Lo. Jadi gak nih?" Ucap Kaisar pada akhirnya.
"Jadi lah." Audy menggebrak meja membuat kaisar, Rea, Fanny dan Andin terlonjak kaget. Beberapa orang menoleh dengan tatapan tak suka, Karena sejak tadi mereka tidak bisa tenang.
"Santai dong." Ucap Rea, Fanny, Andin juga kaisar serempak yang lagi lagi mendapatkan penghargaan berupa pelototon dari mata mata pengunjung yang terganggu.
"Udah, udah." Audy beranjak pergi begitu saja, melupakan paperbag miliknya sendiri.
"Bawain paperbag milik kakakmu ini Re. Sekalian bayar makanan juga, kakakmu yang cantik ini mau nunggu di mobil, oke?!"Rea mengusap wajah nya kasar, "Punya dosa apa gue sampai dapet kakak begitu."
"Itu takdirmu." Kaisar beranjak menyusul Audy.
Fanny, Andin dan Rea saling pandang lalu menepuk dahi. Bisa bisanya mereka punya kakak kakak modelan begitu.
***
Suasana kampus tidak terlalu ramai tetapi tidak terlalu sepi. Mungkin sebagian ada yang benar benar mengerjakan tugas dan sebagian lainnya hanyalah main main seperti mereka berlima.Kaisar merogoh saku celananya, mengambil benda pipih berwarna hitam yang wajib dibawa. "Gue kabarin adik gue dulu, siapa tau ikut."
Cewek cewek itu hanya memperhatikan kaisar yang sedang sibuk sendiri dengan ponselnya, menghubungi sang adik... Mungkin. Ia memasukkan kembali ponselnya kedalam saku lalu menghampiri keempat cewek itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Teen FictionBaca aja dulu, siapa tau kecantol:) *** Tidak ada yang mengerti jalan takdir. Sama halnya dengan gadis yang kerap kali di panggil Rea itu. Gadis yang sama sekali belum pernah merasakan sendiri tentang rasa cinta. Sampai dia datang, membawa Rea melay...