Hai hai..
Happy reading..
•
•
•
Dengan bahagia, Rea melangkah kan kakinya memasuki bangunan megah yang disebut rumah itu. Suasana hatinya kini sedang sangat baik. Karena tadi kakaknya mengabarkan jika dirinya sudah pulang ke Indonesia.Rea memiliki kakak perempuan, namanya Audy Marissa putri. Usia mereka terpaut tiga tahun. Audy sudah berkuliah di London. Seharusnya kakaknya pulang beberapa bulan lagi, lantas kenapa cepat sekali. Tetapi Rea tidak peduli, yang ia pedulikan adalah rasa rindu nya kepada sang kakak.
Senyum rea semakin lebar melihat sang kakak yang yang sudah duduk di sofa dengan posisi membelakangi nya.
"HUWA.. KAKAK GUE YANG CANTIK, KENAPA PULANG?" teriak Rea menggebrak meja.
Audy yang sedang terfokus pada ponselnya terlonjak kaget. Hampir saja ponsel mahal nya menyentuh lantai.
"Eh, adik gue yang jelek. Gak usah teriak bisa dong? Lo gak kangen apa sama gue? Ya udah, gue balik ke London lagi aja." Ucap Audy berlagak seperti orang merajuk.
"Eh, jangan. Nanti kalau kelamaan disana Lo jomblo terus dong." Ejek Rea namun sambil memeluk kakaknya itu.
"Apaan sih, kok bawa bawa jomblo. Sekolah aja sana yang bener." Ucap Audy meleraikan pelukan mereka. Sedikit tersinggung.
"Gue kan sekolah nya emang udah bener. Lo aja sana pindah kuliah ke Korea, siapa tau kan Lo kecantol sama oppa disana."
Rea mendudukkan dirinya disamping Audy. Ini lah mereka, mereka lebih mirip tom and Jerry dari pada kakak beradik.
"Kakak emang mau pindah kuliah." Ucap Audy santai dan meneguk minuman nya.
"Hah, serius kak? Pindah kemana?" Tanya Rea sambil menepuk pundak Audy agak keras. Audy terbatuk-batuk, ia melirik Rea yang menatapnya. Batinnya berkata untung adek gue.
"Pindah sini, Jakarta. Disana udah bosen."
"Berarti kakak disini dong. Yah, ngapain pindah sih." Gumam Rea pelan.
"Lo ngomong dek?" Tanya Audy mengangkat sebelah alisnya. Tadi Audy sempat mendengar seperti gumaman tetapi tidak jelas.
"Enggak." Jawab Rea cepat. "Eh, ayah sama bunda mana kak?"
"Di dapur lagi masak." Ucap Audy kemudian kembali fokus ke layar ponselnya.
"Ya udah. Gue ke kamar." Pamit Rea dan beranjak. Karena tidak ada gunanya juga dia duduk disini, kakak bule nya juga akan sibuk sendiri. Kadang Rea bingung sendiri, adiknya Audy Rea atau ponselnya.
"Ya udah sana." Balas Audy melirik sebentar Rea lalu kembali fokus pada ponsel kesayangannya.
"Sebenarnya apa sih isi HP Lo, sampai sampai adik sendiri aja di kacangin." Gerutu Rea kesal, mirip seperti gumaman.
Rea kemudian pergi ke kamarnya, daerah kekuasaan Rea. Yang mana wilayah itu Rea bebas melakukan apapun.
Setelah mengganti pakaian nya Rea mengecek ponsel yang sedari tadi tidak tersentuh. Disana banyak notifikasi, baik dari grup atau chat pribadi. Rea mengabaikan itu, matanya terfokus pada sebuah akun Instagram yang baru saja mem-follow nya. Dahinya berkerut, dia sama sekali tidak mengenal akun yang baru saja mem-follow nya.
Satria_Giovan
"Siapa ya? Emang temen gue ada yang namanya Satria? Perasaan gak ada deh. Apa gue yang lupa ya?" Oceh Rea pada dirinya sendiri. Pikiran menjelajahi kejadian kejadian sebelumnya.
Pikirannya terhenti pada satu orang yang ia sama sekali tidak paham. Satria si bocah nyebelin.
"Masa sih?" Gumamnya menerawang langit langit kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Ficção AdolescenteBaca aja dulu, siapa tau kecantol:) *** Tidak ada yang mengerti jalan takdir. Sama halnya dengan gadis yang kerap kali di panggil Rea itu. Gadis yang sama sekali belum pernah merasakan sendiri tentang rasa cinta. Sampai dia datang, membawa Rea melay...