"Say Ju!!"
"Ju!!"
"Say Lid!!"
"Lid!!"
"JUUUULID!!!"
"Berisik setan!" Suara Dinda memecah keramaian kelas saat itu.
Yap, yelyel nyeleneh tersebut adalah yelyel wajib untuk duo seblak, Haikal dan Raka.
Sudah tidak aneh untuk anak-anak angkatan jika Haikal dan Raka akan mengeluarkan yelyel tersebut saat mereka bertemu dengan Rangga dan forum julidnya.
"Ih apaan sih Din, heboh lo." Raka berjalan mendekat kearah bangku Dinda, "Din percaya deh gue punya gosip baru nan HOT!"
"Mulut lo bau tempe." Dinda mendorong pelan mulut Raka yang berada tepat di depan wajahnya.
"Yaudah kalo gamau tau mah ya anda nyesel, ya ga Kal?" Pandangan Raka jatuh kepada dua sejoli yang hari ini terlihat sangat akrab. Lebih tepatnya akrab karena sesuatu.
"Astagfirullah Haikal! Jauh-jauh dari dosa!!"
"Paan sih? Ini gue lagi nyontek tugas ke Rangga mumpung si Rangga belum kumat julidnya."
Rangga mengeluarkan satu kertas kecil lalu menuliskan sesuatu di kertas tersebut. "Nih Kal kasih ini kertas ke temen lo yang gapunya dosa."
Haikal tidak menghiraukan Rangga dan masih fokus dengan tugasnya.
"Kal lo denger gue ga? Yaudah acara contek menyontek selesai," dengan cepat Rangga mengambil paksa bukunya.
"E-eh iya iya nanti gue kasih ke Raka tapi nanti dong ini belum beres."
"Diem lo badut. Dah sini Ga kita duduk di paling belakang aja tuh sama yang lain," serobot Susi yang langsung menarik Rangga menuju bangku paling belakang.
"Dih gajelas banget lo Sus!"
Haikal kembali duduk di sebelah Raka, "Ka gue ga dapet contekan full nih, gimana yah?" Raka tidak merespon dan fokus dengan game di ponselnya. "Dih ngambek kaya anak perawan makan geprek lo."
Kelas saat itu berlangsung membosankan. Maklum, dosen pengganti hari ini termasuk dosen non-humoris, tidak menerima jokes dan tidak mengerti jokes nyeleneh anak sekarang. Namanya Pa Tedi, kata anak-anak kelas sih Tara itu masih satu darah sama Pa Tedi ini.
Selesai kelas pertama, semua anak-anak langsung berhamburan memenuhi kantin kampus. Namun hal ini berbeda dengan Tara dan Dinda yang memutarkan arah mereka ke ruangan himpunan.
"Ra! Kelas morphology jam berapa?" Dinda berlari kecil untuk menyamakan langkahnya dengan Tara.
"Morphology diganti hari jumat minggu depan, hari ini kita cuma satu kelas," jawabnya.
"Yes bisa santai dong Ra soalnya gue mau ngopi sama temen SMA nah abis itu gu-" ucapan Dinda terputus.
Tara berhenti dan membalikkan badannya kearah Dinda, "Hari ini gaada free, kita sibuk ngurusin makrab ya." Tara melanjutkan langkahnya dan meninggalkan Dinda yang memasang wajah murung.
Ruangan himpunan siang itu sangat sepi. Tidak seperti biasanya, dimana banyak kating-kating lain yang datang untuk sekedar tidur, main uno atau membicarakan konspirasi. Sekarang hanya ada suara ketikan laptop Tara dan suara musik dari ponsel Dinda.
"Ra gue mau nanya deh sama lo." Dinda bangkit dari acara berbaringnya menuju meja tempat Tara mengerjakan sesuatu.
"Lo aneh ga sih sama si Rangga? Dia tuh satu-satunya orang yang bikin gue penasaran."
KAMU SEDANG MEMBACA
Makrab (ON GOING)
FanfictionTara gapernah kaget kalo namanya selalu jadi bahan perbincangan anak-anak kampus. Berawal dari makrab yang bikin Tara naik darah ditambah orang-orang aneh yang eksistensinya patut diragukan. Tara gapernah benci orang tapi di otaknya semua orang itu...