2018
Dewananda Sekala, seorang laki-laki ceria yang penuh semangat dalam bermusik. Teman-temannya menjulukinya sebagai Apollo versi modern. Sekala atau Kala adalah panggilan akrab teman-teman, keluarga dan kerabat dekatnya. Semua orang tau bahwa Kala adalah orang yang tidak pernah menangis dan bahkan paling jarang mengeluh walaupun dirinya sedang mengalami kesulitan.
Dua hal yang Kala sukai adalah musik dan basket. Dalam seminggu penuh, Kala menghabiskan waktu kosongnya untuk menciptakan lagu atau bermain basket di lapangan sekolahnya. Kala juga suka kesendirian, maka dari itu ia sangat dekat dengan Tara yang dijuluki sebagai kembaran Kala namun beda rahim.
Hari ini tanggal 9 Oktober, satu hari sebelum ulang tahun Kala. Kala tidak memiliki rencana khusus untuk merayakan ulang tahunnya yang baginya tidak terlalu penting. Siang ini Kala kembali mengunjungi rumah Axel dimana Dendi dan Tara sudah siap sedia disana.
"Permisi mbak"
"Eh mas Kala, silahkan masuk mas," mbak Yati mempersilahkan Kala untuk masuk ke kamar Axel.
Kala tersenyum cerah kearah mbak Yati dan langsung membuka pintu kamar, "halo? Masih pada idup?" ujarnya sebelum mengambil posisi berbaring di sebelah Dendi.
"Heh jangan ganggu, pokonya jangan." Dendi yang sibuk memainkan PS Axel menggeser tubuh Kala yang menempel di pahanya, "sekali lo ganggu gue, gitar lo gue jual ke bang Jeffry."
"Bang Jef masih ngincer gitar lo?" tanya Axel ke Kala yang sibuk menjahili Dendi
"Woyy Ra ini kembaran lo bawa kabur bentar bisa ga sih?!"
Tara yang sibuk dengan lukisannya ikut mengambil posisi duduk di sebelah Dendi, "ya salah lo lah lagi ngumpul gini malah sibuk sendiri," ujarnya sambil mematikan televisi
"Eh eh kok dimatiin?!! Lah kan tadi lo juga sibuk ngelukis ga jelas! Ra!"
Tanpa menghiraukan ocehan Dendi, Tara mendekatkan dirinya ke Axel dan Kala yang menertawakan wajah kesal Dendi. "Eh tadi bang Jef kenapa?"
"Ra! Jangan pura-pura gapeduli ih!"
"HAHAHAHAHHA muka lo jelek serius," Kala mendudukan dirinya di sebelah Tara sambil memukul-mukul lengan Axel. "Udahlah Di sini kita ngobrol," sambungnya setelah tawanya reda.
Dendi mengambil kursi dan memilih untuk duduk jauh dari teman-temannya. "Sini dong ganteng," Axel membujuk Dendi yang terlihat kesal.
"Diem lo semua"
"Okedehhh jadi besok posisi gitaris diganti sama bang Jef yah"
"Ya betul itu abisnya gitaris yang sekarang kaya anak bayi, gaasik"
"Udah udah, kalian berdua emang bener kembar sih kalo bagian manas-manasin Dendi"
"Tau nih, jelek"
Axel menarik kaki kursi Dendi mendekat kearahnya, "jadi hari ini mau gladi bersih jam berapa katanya?"
Kala melempar remahan chiki ke wajah Dendi, "jawab heh kan lo yang dihubungin pihak eventnya"
"Ck gausah lempar-lempar bego," kesalnya
"Gladi bersih muali jam 3 sore sekalian check sound gitu tapi band kita kebagian jam 4-an," sambungnya masih dengan wajah tertekuk
"Yaudah berarti masih ada waktu gue buat main basket kan?"
Tara melempar tatapan sinis kearah Kala, "gaada ya. Pokonya jadwal main basket diskip dulu biar lo fit buat event perdana besok"
"Gaikutan juga padahal"

KAMU SEDANG MEMBACA
Makrab (ON GOING)
FanfictionTara gapernah kaget kalo namanya selalu jadi bahan perbincangan anak-anak kampus. Berawal dari makrab yang bikin Tara naik darah ditambah orang-orang aneh yang eksistensinya patut diragukan. Tara gapernah benci orang tapi di otaknya semua orang itu...