Susu Cokelat

13 1 0
                                    

"Bau-bau tanah nih"

"Kaya bapak lo"

"Mulut lo bau jahe tau ga?"

Dua orang remaja lelaki dengan payung merah berlogokan salah satu layanan wifi internet , terpantau sedang berjalan menuju gerbang kampus dengan rautan wajah penuh kekesalan. Hujan pagi itu cukup besar namun hal itu tidak menjadi halangan bagi kedua remaja tersebut untuk semangat menjalani tugas wajib mereka, lebih tepatnya terpaksa.

"Rio babi! Tangan gue kena hujan sat"

"Ya abisnya lo bawa payung kecil banget dah kaya payung anak smp"

"Gue gapunya payung lagi, udah sukur itu dikasih tukang pasang wifi indigo"

"RIO RANGGA!"

Keduanya memutarbalikkan tubuh mereka kearah suara. Terlihat disana dua orang perempuan pemaksa yang sudah siap menerkam keduanya dengan tangan kosong. Rio dan Rangga hanya bisa mengeluh dan berjalan lesu kearah mereka.

"Wifinya lemot mas, goyang-goyang dong"

Rio menempeleng kepala Dinda dengan kesal, "payung ayah gue ini"

"Mau pada kemana lo berdua? Mesra banget gue liat"

Menyetujui perkataan Tara, Dinda tertawa terpingkal sambil memukul-mukul pundak Rangga, "Bhahahahahahaha dibawah ujan juga lagian hahahahah"

"Your lips!" Rio memasukkan gumpalan tisu ke dalam mulut Dinda

"Rina! Abang lo nih!"

Tara berlarih mengambil kaos hitam di dalam tasnya dan berjalan mendekati Rangga yang sedari tadi mencoba memeras lengan bajunya yang basah. "Ganti aja nih," ujar Tara singkat.

"Ha-hah?"

"Pake aja dulu. Itu gue bawa buat jaga-jaga aja soalnya gue gampang keringetan"

"E-eh?"

"Salting banget nih kayanya," Rio menyenggol tubuh Rangga di sampingnya. "Ra gue juga masuk angin nih, bagi kaos"

"Minta ke mantan lo tuh," ujar Tara sebelum pergi masuk ke dalam aula.

"Din?"

"Mantan lo kan banyak ya jadi gausah bawa-bawa gue dong, bye."

Rio memutar bola matanya kesal, "Mau ganti Ga?"

"......"

"Rangga?"

"....."

"Susah sama yang lagi jatuh cinta," kesal Rio sebelum masuk ke dalam aula.

*******

Progress acara makrab angkatan sudah sekitar 90% setelah kejadian aneh sana sini. Semua panitia hari ini ditugaskan mensurvey aula yang akan dijadikan tempat gladi para talent sekaligus tempat dimana makrab akan berlangsung. Panitia yang saat ini sedang sibuk-sibuknya adalah panitia dekorasi, logistic dan tentunya kedua MC superior, Haikal dan Raka.

"Misi dong Sya gue mau naik panggung"

"Dari tangga sebelah sana kan bisa, ini gue lagi bantuin anak dekor," jawab Tasya tanpa mengalihkan pandangannya dari kardus yang sedang ia lukis.

"Kejauhan lah Sya, udah sana minggir dulu"

"Ribet banget lo seriusan," Tasya menatap Raka dengan sinis sebelum berpindah ke bawah lantai.

Raka dengan pedenya berjalan bangga keatas panggung sambil membawa stand mic yang sudah disiapakn panitia logistik. "Check check check dan Richeck hehe"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Makrab (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang