Balada MC

21 2 0
                                    

Kata orang tua dulu sih anak umur 19-20 tuh lagi berada di fase-fase plin plan. Apalagi kalo dikasih banyak pilihan dan disaat yang sama dua pilihan itu sama-sama bikin kita gaenak buat nolaknya.

Gimana? Relate kan? Hal wajar kaya gitu juga sering terjadi di pemilihan MC makrab. Bahkan selama 1 bulan, belum ada satupun dari antara panitia yang siap untuk mengajukan diri atau sekedar mengiyakan saat panitia yang lain menunjuk salah satu dari mereka.

Sampai pada saat oknum bernama Tara yang terpaksa harus turun tangan langsung dalam pencarian MC makrab.

Seakan mendapat tugas negara, Tara dengan tatapan elangnya mencoba mencari keberadaan panitia-panitia makrab yang katanya sedang sembunyi massal siang itu.

"Sekali gue ketemu itu orang-orang langsung gue paksa nge-MC, gamau tau." 

Dengan langkah ala pemain gulat, Tara seteliti mungkin memperhatikan sekitarnya yang hanya dipenuhi anak-anak jurusan Teknik. "Pada gercep banget sih baliknya ck," decaknya.

"Ra!"

Tara membalikkan tubuhnya kearah suara, "dih males gue," sarkasnya.

"Senyum Ra, manusia nih gue."

"Lo mau apaan?" Tara mengibaskan rambutnya sambil membuang muka kearah samping.

"Gue mau disini."

"Yaudah gue balik."

"Eh eh jangan dong Ra, yaudah deh jujur gue mau ngajakin lo ke kantin."

"Gue lagi sibuk nyari anak ayam, gaada waktu."

Tara berjalan cepat meninggalkan tempat namun laki-laki tersebut berjalan mengikutinya dari belakang, "Apa sih lo?! Gue bilangin Bu Restu ya lo sering tipsen ke anak lain."

"Lo bilang ke Bu Restu ya gue bilang aja ke Pa Kunto kalo lo suka main sudoku di kelas, selesai kan?"

Tara menghentikan langkahnya, "gue gamau makan, gue sibuk nyari panitia makrab buat jadi MC, udah gitu aja."

"Hah?! Gue dari tadi bolak balik liat Haikal sama Raka nongkrong di tukang es kelapa Ra. Sepi banget mata lo ternyata."

"Serius?"

"Becanda."

"Najis."

"Iya serius Tara Budiman."

"Najis. Oke gue kesana dulu ya, moga kita gak ketemu lagi."

Tara berlari kecil meninggalkan laki-laki tersebut. Memang begitu, Tara tidak pernah mau berlama-lama dengan laki-laki aneh bernama Ricky tersebut.

**********

"Bang katanya minggu depan ada tukang es kelapa baru tuh depan halte."

"Bang katanya tukang es kelapanya buka open PO gitu bang."

"Bang tambahin gula merahnya dikit lagi aja."

"Bang ko diem bang? Ngantuk?"

"......"-abang es kelapa

Namanya Es Kelapa Abang Sayang, lokasi deket parkiran depan kampus, cat tembok warna ijo, langganan Haikal Raka tiap bubar kelas.

Kenapa namanya Es Kelapa Abang Sayang? Katanya sih gara-gara dulu yang jualan istrinya dan beliau suka manggil sayang ke pelanggan langganannya. Cringe but still Haikal dan Raka gabisa jauh-jauh dari tempat tongkrongan paling murah dan comfy dari jaman maba.

"Kal, kira-kira si Tara masih nyariin anak-anak yang lain ga?"

"Guaaakkkkhh thauuu ughaaa," jawab Haikal yang masih sibuk nyemil sisa-sisa es batu.

Makrab (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang