2

70 43 51
                                    

~𝐍𝐞𝐱𝐭 𝐏𝐚𝐫𝐭 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫'𝐬~ʕ•ᴥ•ʔ



Retak hatimu bukanlah sesuatu yang tidak menyakitkan bagiku, kata maaf tidak dapat aku ungkapkan karena rasa hati yang bimbang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Retak hatimu bukanlah sesuatu yang tidak menyakitkan bagiku, kata maaf tidak dapat aku ungkapkan karena rasa hati yang bimbang. Aku tidak pandai dalam menerima sesuatu yang bukan hak yang harus aku terima.

~𝐊𝐞𝐧𝐭𝐨 𝐘𝐚𝐦𝐳𝐚𝐤𝐢~

•••

"Kenapa kau tidak bisa melupakan Kento?" tanya Asuka pada Ichi.

"Karena aku suka dia," jawab Ichi dengan nada biasanya.

"Hanya karena suka atau yang lainnya?" tanya Asuka balik, seperti ingin mengetahui sesuatu.

"Hah? Maksudmu? Wait, kenapa tiba tiba menanyakan itu?" Lirik Ichi curiga.

"Nai, [tidak] aku,'kan bertanya," ujar Asuka biasa.

"Asuka, apa kau tidak percaya tentang aku menyukai Kento?" tanya penasaran Ichi, yang selalu melihat Asuka yang tampak mencurigkan.

"Heh?! Aku tidak meragukan mu, hanya saja aku merasakan perasaan aneh pada rasa sukamu terhadap Kento. Hanya itu saja," ujarnya menjelaskan.

"Hmm, Asuka pendapatmu bagaimana tentang perasaan Kento padaku?" tanya Ichi dengan ke ingin tahuannya.

"Bagaimana jika kita sampai rumah dulu? Aku lelah, ayo kita buruan jalan. Takutnya hujan Chi," kata Asuka. Seperti kata elaknya yang menghindari pertanyaan tersebut. Ichi pun mengangguk mengiyakan.

~

22:35 Malam, di depan Taman Rumah.

Sejuk. Bintang bertebaran dan menari-nari di atas langit yang biru tua. Mata berlian yang memancar indah menatap sebuah kenangan masa lalu, tatapan parsah akan semua kenangan yang lalu, membuat genangan indah dari mulut yang melontarkan kata. "Lupakan".

"Seandainya dunia indah, seindah langit yang di hiasi dengan glitter bening. Indahnya menyejukkan pikiran," kata Kento yang tengah sedang melambaikan telapak tangannya ke arah langit.

Rasa hati hancur dan tersiksa berkeping keping membuat pikiran menjadi tidak keruan. Pikiran yang di penuhi konflik, di penuhi pilihan, di penuhi bimbang, dan di penuhi luka.

Katakan padaku apa hatiku terluka? Hati ini hanya untuk satu orang, aku tidak bisa memilih orang yang tepat dan baik untuk bertanggung jawab pada hatiku. Hati bukanlah sebuah permainan kecil, ini hati! Hati ini berada di organ tubuhku, jika hati ini hancur, maka aku pun hancur.

K E N T OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang