4

56 41 20
                                    

𓂀ᑎᗴ᙭T ᑭᗩᖇT ᖇᗴᗩᗪᗴᖇ'Տ❦︎

❦︎
❦︎
❦︎

Hati memanglah kuat, tetapi nyatanya hati setipis kertas, sehalus kertas dan serenyuk kertas yang di gempal jika di hancurkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hati memanglah kuat, tetapi nyatanya hati setipis kertas, sehalus kertas dan serenyuk kertas yang di gempal jika di hancurkan.

"Kento, yuk main game. Lagi bosen aku hari ini, main di rumahmu saja Ken," kata Takashi.

"Ayok, tapi jangan bikin bobrok kamar aku," ujar Kento.

"Okhey."

Takashi dan Kento naik ke atas untuk bermain video game bersama-sama di kamar.

"Itu laptop-Nya. Hancur laptop ku, aku pecahkan kepalamu," tutur Kento.

"YOSH!!"

Mereka berdua duduk di kursi depan laptop, Takashi bermain game sedangkan Kento hanya duduk melihat permainan Takashi.

Kento duduk di kursi dengan melekuk,'kan kedua kakinya, dan tangannya memegang sepucuk kertas.

"Apa itu Ken?" tanya Takashi yang sedang dengan lihai bermain video game. Kento melirik Takashi sekilas.

"Bukan apa-apa," ujarnya datar.

Karena Takashi penasaran, ia pun melihat kertas yang berada di tangan Kento.

"Heh? Ini,'kan ... surat?" tanyanya kejut. Memandang curiga pada Kento yang tengah menatap surat tersebut.

"Naze? [Kenapa?]" sahut Kento.

"Apa kau sungguh membaca isinya? Apa isinya Ken?" Takashi mencoba mengetahui isi surat tersebut.

"Haruskah aku yang membacanya?" Tanya Kento sebal.

"Ayolah, cobalah untuk membacanya Ken."

"Aku sudah membacanya, tapi tidak ingin mengulanginya." cibir Kento. Takashi tersenyum sinis.

"Tidak ingin jujur kah padaku?" tanya serius Takashi. Kento tersenyum.

"Kenapa?" tanya balik Kento.

"Kau tidak ingin membaginya denganku? Kau jahat sekali Ken," kata Takashi. Lalu membalikan badannya dengan permainan video game.

"Ayolah. Ini hanya sebuah kertas."

~

"Hiks ... kenapa Kento begitu sekali padaku Asuka? Apakah dia tidak tau betapa sakitnya hati ini, aku merasa tidak enak padamu Asuka. Kata-katamu selalu benar, tetapi aku tidak bisa mendengarkan kata-kata itu. Asuka tasukete [bantu] aku!" Ichi memohon bantuan Asuka untuk melepas Kento dari benaknya.

"Ichi ... kumohon jangan menangis, semua baik-baik saja, tenang saja Ichi," rujuk Asuka sambil memeluk Ichi yang sedang bersedih.

"Maafkan aku Ichi."

Kertas layu bagai bunga yang tidak dapat dikembangkan, membuat kertas itu menjadi hampa dan basi. Hati meringis bersedih akan ia memendam rasa bersalah.

00:12 Malam.

"TIDAK!!"

"BERHENTI JANGAN MENDEKAT," teriak suara melengking menjabarkan sebuah tahanan.

"Ie, atomodori shinaide kudasai," gadis itu meringis dan mencoba menahannya agar tidak mundur. Karena tepat di belakang sebuah jurang api, but! Api itu memiliki uap yang tidak panas melainkan sebaliknya.

"Mundur! Kubilang MUNDUR!" teriak pria itu membuat gadis itu maju mendekatinya dan mencoba menggapai tangan pria itu.

Nyatanya pria itu mundur dan terjatuh kedalam jurang yang terjal seperti kertas renyuk yang di gempal oleh sang kendali.

...

"Aaaaaaa ...," Ichi berteriak terbangun dari tidurnya. Asuka terkejut, yang saat itu sedang bermain ponselnya di tengah malam.

"Ada apa Ichi?!" tanya kaget Asuka.

"Asuka! Hiks ... mimpi aneh mendatangiku, hiks ...," rengek Ichi. Asuka pun mendekati Ichi yang tadinya terlelap di kamar Asuka.

"Tidak apa, itu hanya mimpi. Buruan tidur lagi, kau menganggu ku Ichi."

"Kau ini Asuka! Temen mu ini sedang dalam masalah mimpi buruk, tidak kah kau menanyakan apa mimpinya?" Tutur Ichi kesal.

"Iya iya. Apa yang kau mimpi,'kan?" cibir Asuka sebal.

"Aku mimpi seorang pria terjatuh kedalam jurang api, sayangnya api itu tidak panas dan malah sebaliknya. Lalu gadis itu menangis mencoba menggapainya, tetapi tangannya tak sampai menggapai pria itu, dan akhirnya ia terjatuh." Jelas Ichi pada Asuka.

"Umm ... seorang pria yang mencoba menjauhi gadis tersebut, pasti ia ingin gadis itu selamat dari pada dirinya," ujar Asuka berpikir.

"Heh?! Maksudmu? Aku sedikit mulai mengerti, katakan padaku?" tanya Ichi. Asuka melirik lalu membuang muka.

"Halah lupakan. Besok sekolah, aku sudah ngantuk Ichi," jawab Asuka.

"Asukkkkaaaa," panggil Ichi memelas.

"No no no. Besok aku jelasin dan tunjukkan langsung padamu oke," kata Asuka.

"Baiklah. Awas jika kau bohong," ujar Ichi.

"Iya Ichi ku sayang."

•••

Burung yang memiliki sayap, tentunya dapat terbang se'ingin ia terbang. Terbang memuncak bagai alunan kertas yang di banting dari atas langit dan melayu ke bawah dengan hembusan angin, dengan sesuai kendali angin ia mencapai tujuannya masing-masing dan menuju tempatnya tersendiri.

🎶𝑇𝑎𝑏𝑢𝑛 𝑏𝑦 𝐴𝑠𝑢𝑘𝑎♪♪♪


☘︎Kᴇɴᴛᴏ.ᴛᴀᴋᴀsʜɪ.ᴀsᴜᴋᴀ.ᴄʜɪO.


⌨︎𝐓𝐁𝐂ʕ•ᴥ•ʔ

📚ᑎᗴ᙭T TO ᑭᗩᖇT✍️

K E N T OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang