5

16.4K 1.1K 58
                                    

Entah apa yang terjadi saat ini, Kana tidak berani untuk bertanya kepada Mew bahkan untuk sekedar menatap Mew saja, Kana benar-benar takut. Mew terlihat menyeramkan setelah kembali dari meeting nya.

"Kita pulang Kana" ujar Mew datar.

Sekali lagi, Kana rasanya ingin menangis entah kenapa ia jadi sensitif seperti ini. Mew sangat aneh, bahkan Mew tidak memanggilnya 'sayang' seperti biasanya.

Kana mengikuti langkah Mew yang berjalan disampingnya, tanpa menggenggam tangannya, rencana awalnya untuk jalan-jalan ke taman belakang kantor Mew pupus sudah. Mew benar-benar terlihat berbeda.

Perjalanan dari kantor menuju mension benar-benar hening. Mew mengemudikan mobilnya dengan cepat. Tatapannya lurus kedepan. Setelah gerbang yang menjulang tinggi terlihat Mew semakin mempercepat laju mobilnya.

Membanting pintu mobil lalu menarik pelan tangan Kana untuk masuk kedalam, membuka pintu kamar dan menguncinya. Tatapan Mew menghunus kedalam mata Kana. Sedangkan Kana menatap Mew dengan bingung. Mew mengambil sebuah borgol didalam laci nakas. Mendekatkan borgol itu ke Kana.

"Tidak ada yang boleh menyentuh milikku!!!" Ucap Mew penuh penekanan.

Mew meraih tangan kiri Kana, meletakan tangan itu keborgol yang ia bawa, mengikat ujung borgol yang lain kesisi tempat tidur, sedangkan tangan kanannya tidak. Borgol yang Mew gunakan bukan borgol dengan kunci biasa melainkan dengan sebuah PIN yang sulit untuk dibuka.

"Phi apa yang Phi lakukan??"

"Diam Kana. Phi tidak akan membiarkan siapapun menyentuh apa yang sudah menjadi milik Phi".

"Maksud Phi apa?"

"Kamu cukup diam dan jangan protes dengan semua yang ku lakukan"

"Tapi ini sakit Phi"

"KU BILANG JANGAN BANYAK PROTES!!!" bentak Mew.

Tubuh Kana bergetar mendengar nada tinggi yang Mew keluarkan. Mew melanjutkan aktivitasnya, setelah memborgol tangan Kana, Mew menatap sekeliling kamarnya, mengambil sebuah kamera kecil dan menempatkannya di tempat-tempat yang tidak terlihat. Setelah selesai Mew mendudukan tubuhnya di samping Kana yang tengah bersandar di kepala ranjang.

"Ingat sayang aku tidak mau berbasa-basi lagi, dengarkan aku baik-baik, turuti semua kata-kata ku jangan membantah apapun, diam saja diatas ranjang, semua yang kamu butuhkan akan di penuhi oleh para maid, kalau sampai aku melihat kau keluar kamar walau hanya satu langkah, ku pastikan aku akan membawamu pergi ketempat yang tidak dapat di jangkau oleh siapapun".

"Taa... Ta. Tapi kenapa Phi??"

"Aku tidak akan membiarkan rencana badebah sialan itu berhasil".

"Siapa yang Phi maksud??"

Mew mengusap pipi Kana pelan "Kamu tidak perlu tahu sayang".

"Jadi sekarang katakan pada Phi apa yang kamu inginkan?" Sambung Mew.

"Tidak bisakah Phi membuka borgol ini??"

"Oohh kalau itu si tidak bisa sayang"
.
.
.
.
.
.
Kao tersenyum sinis saat mendengar laporan dari Intel terpercayanya, Kao pikir Mew sangat cerdas. tapi, Mew sangat bodoh. Kao tidak akan gagal kali ini, apalagi ini bersangkutan dengan orang yang sangat Kao sukai sejak dahulu.

Kao tidak akan mengulang kisah kelam yang pernah terjadi padanya beberapa tahun lalu. Sebaliknya Kao akan buat ini menjadi hal yang tidak terlupakan untuk Mew. Mew bisa saja menjaganya dengan memperketat penjagaan pada mensionnya tetapi perlu di ingat, Kao Nappakao yang sekarang tidak akan bodoh seperti dahulu.

"Aku akan membawa mu kedalam pelukan ku Baby, aku tidak akan biarkan Suppasit itu bahagia. Tunggu saja. Ini tidak akan lama lagi".

Kana menatap sekeliling kamarnya, kamar yang dahulu selalu membuatnya nyaman kini tidak sama sekali. Mew saat ini masih berada di kantornya setelah memborgol Kana Mew kembali kekantor karena ada banyak pekerjaan, sedangkan ia malah duduk diatas kasur dengan laptop didepannya dan cemilan. Kana bosan.

"Permisi Tuan, ini ayam tepung pesanan tuan" ujar kepala Maid, Bi Mia namanya. Wanita paru baya yang mengabdikan hidupnya kepada Mew. Bi Mia sangat dekat dengan Kana.

"Bi.. Kana boleh bertanya sesuatu??"

Bi Mia manatap Kana kasihan, biarpun borgol itu panjang dan tidak menyakiti Kana tetapi tetap saja Kana seperti seorang tahanan dirumahnya sendiri.

"Kana mau bertanya apa??" Bi Mia mengusap wajah Kana pelan, Bi Mia sudah menganggap Kana seperti anaknya sendiri, karena Bi Mia tidak bisa mempunyai anak. Mew membiarkan itu karena ia sudah menganggap Bi Mia sebagai kerabat dekatnya.

"Kenapa Phi Mew memperlakukan Kana seperti ini? Apa Kana melakukan kesalahan?"

"Tidak. Bibi tahu tuan Mew tidak seperti itu, dia hanya ingin Kana tetap berada di dalam genggamannya"

"Tetapi kenapa Kana diborgol? Kana tidak akan pernah lari padahal Bi"

"Kana turuti saja ya apa kata Tuan Mew, bibi tahu ini pasti yang terbaik untuk mu, tuan Mew tidak akan melakukan hal yang tidak berguna untuknya"

"Tuan Mew sangat mencintai Kana, bibi melihat sendiri, tuan Mew selalu mengikuti setiap kegiatan Kana semenjak Kana masih disekolah menengah, tuan Mew dengan sabar menunggu Kana dewasa dan sekarang akhirnya semua perjuangannya tidak sia-sia, Kana menjadi miliknya seutuhnya" sambung Bi Mia.

Mata Kana membulat, Phi Mew sudah mengenalnya semenjak ia masih disekolah menengah pertama? Seingat Kana saat itu ia dekat dengan Phi Bright, seorang yang diutus Papahnya untuk menjaganya. Tetapi Papanya selalu bilang jangan terlalu dekat dengan Phi Bright, entah karena apa.

"Benarkah Bibi??"

"Iya, karena itu bisakah kamu menurutinya Kana?"

"Kana akan menurutinya Bibi, Kana tidak akan menentang keinginan Phi Mew". Bi Mia tersenyum senang mendengarnya.

"Tuan saya sudah melakukan semua keinginan anda" Batin Bi Mia.
.
.
.
.
.
.
.
"Apa yang kau dapatkan Zee??"

Zee Pruk, orang kepercayaan Mew. Seseorang yang menjadi alasan setiap musuh-musuh Mew hilang bak ditelan Bumi, kerja Zee sangat bersih, tidak ada yang bisa mengidentifikasi kematian yang sangat mengerikan yang disebabkan olehnya.

"Saya sudah mencari tahu semuanya tuan, tuan Kao sudah menyusun semua rencana, baik rencana utama, rencana cadangan bahkan rencana-rencana lainnya. Kali ini dia tidak main-main Tuan, hasil saya mengikuti dua hari ini, membuat saya percaya ia tidak bekerja sendiri melainkan bersama orang lain dan saya yakin orang itu juga menginginkan hal yang sama dan pada akhirnya ia akan mengkhianati Tuan Kao"

"Apakah kita mengenal orang itu??".

"Seperti nya ia menggunakan identitas lain tuan, sekalipun kita tahu dia, sebaiknya kita harus berhati-hati karena saya yakin dia bukan orang sembarang"

"Kita harus menyusun rencana, aku tahu dia bukan hanya akan mengambil apa yang aku miliki tetapi ia juga akan menghancurkan perusahaan ku, Zee kerahkan semua kemampuan mu, aku tahu ini adalah puncak dari semua pembalasan dendam mereka kepada ku"

"Laksanakan Tuan".













Hellloooo....
See you next chapter.....
Stay tune yaa...

My Posesif Husband (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang