6

14.8K 1K 77
                                    

Kao Nappakao.

Pewaris perusahaan Preva Company, putra satu-satunya Tuan Zay Nappakao dan Kai Nappakao. Kao merupakan anak yang baik, pintar dan mudah mendapatkan teman. Kao lahir di Amerika. Kao berteman dengan Bright, Singto dan Krist.

Jika kalian lupa siapa Bright, kalian bisa baca ulang cerita ini di part 1. Bright adalah orang kepercayaan Tuan Thana, yang tidak lain adalah Papa Kana.

Kao menatap Cincin tunangan yang seharusnya tersemat dijari manis calon istrinya, 2 tahun yang lalu. Kalau saja dia tidak merusak segalanya dan membuatnya harus kembali ke negara kelahirannya, pasti ia sudah bahagia saat ini dan pastinya sudah memiliki buah hati yang lucu-lucu.

Dua kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua kali. Dua kali seorang Mew Suppasit Joongcheveevat menghancurkannya, merusak kebahagian dan juga hidupnya. Dua kali juga Kao harus merasakan apa itu kehilangan dan juga rasa sakit yang mampu membuatnya harus mempunyai janji dengan seorang psikolog.

Jika kalian berpihak pada seorang Suppasit, akan ku katakan kalian Bodoh. Semua orang tahu siapa itu Mew suppasit, pria licik dengan segala tipu muslihatnya, pria angkuh yang akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Cinta buat seorang Mew Suppasit hanyalah satu, Kana. Tapi sayang untuk dirinya adalah apapun yang ia inginkan.

Kao mengenal Mew semenjak ia masih duduk di taman kanak-kanak, jika Anak-anak usia segitu masih berkutat dengan mainan mobil-mobilan dan juga Barbie, lain halnya dengan Mew, Mew sudah bermain dengan angka-angka yang akan membuat kepala pusing walau sekali melihatnya.

Kao dan Mew, dua orang yang membanggakan dari Universitas ternama di Thailand, Kao dengan Non akademik nya dan Mew dengan Akademiknya, dua bulanan kampus yang mampu menyihir seluruh mahasiswa dan juga dosen. Tetapi, Kao dan Mew tidak pernah akur karena apapun yang hanya ada satu pasti akan mereka rebutkan. saat sekolah sampai universitas Kao dan Mew selalu satu sekolah, tidak pernah tidak. Karena itulah persaingan mereka abadi.

"Kau yakin bisa menghancurkannya?" Tanya Singto.

Saat ini Kao, Singto dan Krist sedang berkumpul di salah satu restoran mewah dengan ruangan Privat tentunya.

"Aku sudah menyusun rencana ini dari satu tahun yang lalu, aku tidak akan mundur, sudah cukup Suppasit bahagia di atas penderitaan ku selama ini".

"Aku dan Singto akan mendukung mu, ingat bantuan apapun akan kami berikan untukmu".

Kao memandang Krist sebentar "aku hanya perlu sedikit bantuan padamu dan juga Singto, Krist. Hanya sedikit" Kao menyeringai. Ini tidak akan lama lagi. Tunggu saja.

"Ngomong-ngomong bagaimana dengan perusahaan TRai Company?" Tanya Singto.

"Perusahaan milik mertuanya Mew??" Tanya Krist.

"Hemm. Ku pikir perusahaan itu jatuh ketangan Mew, tetapi yang ku dengar perusahaan itu tetap milik tuan Thana, dan yang menjalankan perusahaan itu adalah Mild dan juga Grace".

"Kau tidak ada niatan untuk mengambil alih perusahaan itu??" Tanya Singto.

"Tidak Sing, aku tidak akan mencampuri perusahaan itu, yang aku pikirkan adalah Mild dan juga Grace tidak akan diam saja atas perlakuan Mew kepada adiknya, dan juga pada keluarganya".

"Heem ku rasa yang di bilang Kao ada benarnya, siapa juga yang akan diam saja saat keluarganya dihancurkan, ini lagi mereka sudah siap mengganti semua kerugian tetapi Mew dengan kelicikannya malah mengambil harta mereka yang berharga". Tambah Krist.

"Kurasa kali ini Mew benar-benar akan hancur". Ujar Singto.
.
.
.
.
.
.
Mild dan Grace saling berhadapan-hadapan. Memandang setumpuk berkas dihadapan mereka.

"Emm apa yang akan kita lakukan Phi??"

"Ohh ayolah Grace, kita akan mengerjakan ini semua"

"Kita???"

"Iya kita, aku dan kamu"

"Oh. Tidak. Tidak. Aku kan istri, dan phi suaminya artinya phi lah yang akan mengerjakan ini semua dan aku hanya akan duduk sambil memperhatikan Phi".

"Oeyy mana bisa seperti itu??"

"Bisalah, aku kan sudah membuat makanan untuk phi, membersihkan rumah, memuaskan phi, masa aku juga harus membantu phi bekerja si?"

"Iyaa. Iyaa istriku yang cantik, ini semua tugas phi na".

"Oeyy memang seperti itu".

"Lalu sudah sampai mana rencana mu sayang??"

Grace menyeringai "hampir phi, kita hanya tinggal menunggu waktu yang tepat saja untuk menyerang"

Mild mengusap rambut Grace pelan "istriku memang yang terbaik"

"Tentu saja Phi".
.
.
.
.
.
.
Mew manatap Kana yang kini tengah merajuk padanya, pria manis itu sedang memalingkan wajahnya, enggan menatap Mew.

"Sayang??"

"........"

"Phi tidak bisa mengabulkan permintaan mu".

Kana menatap Mew tajam, tapi itu menurut Kana, padahal di mata Mew Kana terlihat sangat imut dan manis.

"Kenapa tidak bisa??"

Mew menghela nafas pelan "tidak bisa sayang, itu akan berbahaya untukmu".

"Phi Kana hanya ingin bertemu Mama, Papa, Phi Grace dan Phi Mild. Kana sangat merindukan mereka"

Mew mencoba mengatur emosinya, tidak ia tidak boleh meledakan emosinya saat ini, ia tidak ingin Kana takut padanya dan akan meninggalkannya, kalau sampai itu terjadi maka akan lebih mudah untuk musuhnya menghancurkannya.

"Jika tidak boleh bertemu mereka, boleh Kana meminta satu hal?".

Mew mengangkat sebelah alisnya bingung "apa sayang??"

"Bisakah Phi membuka borgol ini? Kana ingin jalan-jalan disekitar Mension".

"Tidak bisa!!"

"Phi, Kana tidak akan lari, Kana akan menuruti Phi. Kana sangat bosan".

"Kana. Phi bilang tidak. Ya tidak. Kamu kenapa sulit diberi tahu?".

"Phi tidak percaya pada Kana??" Mata indah Kana berkaca-kaca. Mew yakin dalam sekali kedipan, air mata itu akan jatuh membasahi pipi Kana.

"Sayang, phi percaya padamu, tapi Phi tidak bisa membuka borgol itu".

"Borgol itu tidak akan menyiksamu sayang, aku sudah mendesign nya sedemikan rupa agar kamu tidak terluka, jadi turuti apa kataku ya". Sambung Mew

"Tapi aku ingin menghirup udara segar Phi".

"Cukup Kana!!! Jangan membuatku Marah!!!".

"Phi. Hiks.. hikss."

Mew memegang kepalanya, rasa pusing menjalar di kepalanya, andai saja Kana mudah untuk diberi tahu ini tidak akan membuatnya marah.

"Jika kamu tidak diam, persiapkan dirimu untuk pindah kepulau pribadi ku"

"Tidakkk!!! Tidak Phi. Kana ingin tetap disini"

Mew mengusap pelan pipi Kana "jadi, diamlah sayang''.











Huaaa aku bingung. Ini ceritanya lebih ke Posesif atau Obsesi sihh??. Beri aku saran.... Ya..

Aku bingung...

Ohh yaa Maaff kalau ini gk baguss.. aku udah usaha ngetik sambil nunggu hasil UAS. Kebayangkan gimana deg2annya. doain IPK ku memuaskan Yaa😂😂😂.. Amin..

My Posesif Husband (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang