Mew menatap berkas-berkas yang bertumpuk diatas meja kerjanya, menghela nafas pelan lalu menatap kearah seseorang yang sedang tertidur di sofa empuk diruang kerjanya. Mew berdiri dari kursinya, mengusap pelan rambut Kana lalu berjalan keluar dari ruangannya menuju ruang meeting.
"Jaga ruanganku, jangan sampai ada orang yang masuk tanpa seizin ku" ujar Mew pada Boat, asisten pribadinya.
"Baik Bos".
"Bilang pada Win aku menunggunya diruang Meeting, dan siapa yang akan mewakili Preva Company untuk Meeting hari ini?"
"Tuan Kao Nappakao, Bos"
Mew menegang, menatap Boat yang sudah mengerti apa yang dipikirkan Mew. Boat menganggukan kepalanya.
"Tuan Zay menyerahkan Preva Company pada tuan Kao karena ia ingin menghabiskan waktu tuanya Bos, karena itulah semua kerja sama kita saat ini dengan Preva Company akan ditangani oleh Tuan Kao. Dan juga Bos, Tuan Kao sepertinya menargetkan anda. Karena kejadian beberapa tahun silam dan juga karena apa yang anda lakukan kepada orang yang dia sukai"
"Aku tidak akan kalah dengan Kao. Aku akan memutuskan kerja sama dengan Preva Company"
"Tidak bisa Bos. Kita akan kehilangan banyak klien kalau sampai kerjasama kita putus. Preva Company sangat menguntungkan untuk kita".
Mew terdiam. Sial. Dia terjebak saat ini. Apa yang sebenarnya Kao rencanakan. Kao Nappakao. Musuh bebuyutan Mew Suppasit, dari jaman Sekolah menengah sampai saat ini. Entahlah ada saja yang mereka perebutkan baik kedudukan, bisnis, kekayaan, ketampanan sampai ke cowo yang sama. Kao dan Mew adalah Gay. Itu pun sudah menjadi rahasia umum.
"Aku akan menanganinya nanti, kau dan Win siapkan semua yang kita butuhkan"
"Siap bos".
.
.
.
.
.
Kana mengucek matanya perlahan, mengedarkan pandangannya kesegala sudut ruangan, sunyi, satu kata itulah yang mendeskripsikan ruangan kerja Mew saat ini."Dimana Phi Mew??" Kana mendudukan tubuhnya lalu bersandar pada sandaran sofa.
"Masa iya dikantor Phi Mew pun aku merasa bosan, ya tuhan. Apa yang harus ku lakukan untuk menghilangkan kejenuhan ini". Kana mengacak-acak rambutnya prustasi. Semua yang ia lakukan terasa percuma.
Pagi tadi tepat saat ia membuka matanya, Kana merengek pada Mew untuk ikut kekantor karena ia merasa sangat bosan. Mew tentu tidak mengizinkannya. Mew sama sekali tidak suka dengan pandangan karyawan nya pada Kana, mereka seakan ingin memakan Kana tidak peduli siapa pemilik sah dari pria berwajah cantik itu. Dan mereka sama sekali tidak takut di pecat.
Mengingat hal itu saja mampu membuat darah Mew mendidih. Tentunya Kana tidak akan berhenti Sampai disitu, segala alasan dan rayuan Kana keluarkan untuk meluluhkan hati Mew.
"Kana janji akan menuruti sama kata Phi saat dikantor nanti"
"Kana tidak akan merengek bosan lagi"
"Kana akan mengabulkan semua permintaan Phi"
"Kana tidak akan memakan banyak ice cream"
"Kana akan menyikat gigi Kana sebelum tidur, Kana janji, Kana tidak akan lupa lagi"
"Phii. Kana mohon boleh na"
Runtuh sudah pertahanan Mew, mendengar ucapan Kana yang seperti itu serta mata berbinar seperti anak anjing membuatnya tidak bisa menolak Kana lagi.
Ditekannya bahu Kana, menyuruh istrinya itu untuk menatap matanya.
"Aku akan mengizinkanmu ikut kekantor tetapi aku ingin kamu menuruti semua syaratnya, apa kamu setuju?"
Kana mengangguk semangat "Kana setuju Phi, tapi apa syaratnya??"
Mew tersenyum miring "dengarkan baik-baik..
1. Tidak boleh menyapa Karyawan ku
2. Tidak boleh tersenyum
3. Tidak boleh berbicara kepada siapapun selain kepadaku
4. Tidak boleh keluar dari ruanganku selain bersamaku
5. Kamu harus memakai masker dan juga kacamata hitam karena aku tidak ingin ada yang melihat wajah dan mata cantikmu
6. Tidak boleh makan sembarangan
7. Tidak Bo--"
"Cukup phi!!!!" Kesal Kana, apa-apan Phi Mew ini. Kenapa syaratnya begitu banyak?.
"Setuju atau tidak?" Tanya Mew dengan wajah datar.
"Apa tidak bisa dikurangin? Aku ingin melihat-lihat kantor phi yang sangat besar itu, dan juga aku ingin melihat taman belakang kantor phi yang aku baca di google katanya sangat indah"
Cupp
Mew mencium bibir Kana singkat "tentu kau boleh berkeliling kantor ku dan tentunya harus bersama denganku dan juga memakai kacamata dan masker"
"Kenapa begitu?"
"Karena aku tidak mau berbagi keindahan mu dengan siapapun, sayang" Kana bergidik ngeri saat Mew berbicara disamping telinganya.
Dan akhirnya Kana kembali menginjakan kakinya yang kedua kali di kantor Mew, tentunya semua mata menatap kearah Kana. Biarpun memakai masker dan kacamata, kecantikan Kana tetap terlihat hanya dengan melihat tubuh tinggi dan rampingnya yang hampir sama tingginya dengan Mew, pinggang ramping itu terlihat sangat pas di dalam rengkuhan Mew.
"Apa yang kalian lihat?" Pertanyaan Mew membuat semua karyawan kembali keaktivitasnya masing-masing setelah beberapa menit sempat berhenti mendadak.
Mew membawa Kana masuk kedalam lift khusus untuknya, membuka ruang kerjanya lalu mengunci otomatis ruangannya, Cctv mati begitu juga dengan semua tirai yang tertutup secara bersamaan.
Mew menyerahkan iPad, laptop dan juga makanan ringan untuk Kana yang langsung diterima Kana dengan senang hati.
"Nikmati waktumu disini aku akan mengerjakan berkas-berkas disana"
"Siap Phi Mew".
.
.
.
.
.
Kembali lagi pada Kana dengan kebosanannya, Kana memilih mengelilingi ruangan Mew sambil menunggu Mew selesai dari meeting nya. Dari mana Kana tau? Tentu saja dari note yang Mew tinggalkan di atas iPad Kana."Ruangan phi Mew sangat bagus" gumam Kana.
Lain Kana lain Mew. Sudah satu jam lamanya meeting dimulai selama itu pula Mew menahan diri untuk tidak memukul wajah Kao yang terlihat sangat menyebalkan.
"Saya harap kerja sama ini akan bertahan Lama" ujar Kao sambil berjabat tangan dengan Mew.
"Dan saya harap anda akan segera merasakan apa yang saya rasakan beberapa tahun silam" Ucap Kao pelan namun masih dapat didengar dengan baik oleh Mew.
"Terlalu percaya diri" jawab Mew, Kao hanya tersenyum tipis lalu pergi meninggalkan ruang meeting.
"Jangan terlalu di pikirkan Mew" ujar Boat.
"Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi".
Kalian suka gk sama cerita yang aku buat??. Aku takutnya kalian ngga suka. Komen aja ya kalau menurut kalian ada tulisan aku yang tidak baik atau apa.
Jangan lupa kasi aku vote biar aku semangat hehehehe.
Dan biar aku tau kalau kalian nunggu cerita ini.
See youuuuu....
KAMU SEDANG MEMBACA
My Posesif Husband (18+)
General Fiction[{(END)}] Kana Traippipatanapong, lelaki manis yang menjadi incaran pria-pria kaya raya. Tetapi sayang, belum sempat diperebutkan Kana telah di patenkan oleh sang Raja Bisnis, Mew Suppasit Joongcheveevat. Kana Pikir hidup dengan Mew akan mudah teta...