One Fine Day

913 143 140
                                    

Pengen spam komen nih akuuu
Spam vote kalo bisa wkwkwk






"Bagaimana?"

"Aku sudah menemukannya."

"Bawa dia pulang."

"Baik."

****

V duduk di atas tempat tidurnya dengan ekspresi yang sama, dia seperti orang linglung. Jika saja Ev tidak mengumpat Arion dengan kata-kata kasar, sudah pasti dia tidak bisa keluar dari ekspresi linglungnya.

'GUE SUMPAHIN KITA JODOH YA ARION! AWAS AJA, KALO GUE YANG AMBIL ALIH, GUE BAKAL BUAT LO BETEKUK LUTUT DI KAKI GUE!' Ev menggeram kesal di otaknya.

'AWAS AJA LO! GUE SOSOR BALIK TAU RASA! ARION BANGSAT!' Ev berteriak dengan keras, membuat kepala V pening.

"Ev jangan teriak, aku pusing nih." V memijat pangkal hidungnya pelan.

'YA ABISNYA, LO MAU AJA DIA SURUH BALIK TANPA NYOSOR BALIK!'

"Nyosor apa sih? Aku enggak mengerti."

'ANJIR! YANG SATU POLOS, YANG SATU MESUM! DASAR!'

"Siapa yang polos? Siapa yang nyosor? V enggak paham, lebih baik tidur."

Rasanya Ev ingin sekali membuang V di tengah jalan, tapi sayangnya mereka berada di satu tubuh yang sama 'Sial banget sih Gue di titipin di tubuh orang bego kaya Lo V.'

"Aku enggak bego Ev, aku pintar!" V menepis perkataan Ev yang secara tidak langsung mengatainya bodoh. Dia tidak bodoh, buktinya dia bisa menguasai bidang kesehatan di usia muda.

'Tetap saja Lo diam saja kaya patung pas Arion cium Lo.' Ev berkata dengan sinis.

V diam, jadi Arion benar-benar menciumnya tadi? Di pikir itu hanya halusinasinya saja. V bergerak gelisah, dia harus bersikap seperti apa besok jika itu benar. V benar-benar malu sekarang.

Clek

Jendela terbuka menampilkan dua sosok pria bertubuh besar yang berjalan ke arahnya, V turun dari tempat tidur. Dia mundur perlahan ingin kabur dan berteriak. Jika saja sekarang tubuhnya tengah di kuasai Ev, mungkin dia bisa selamat karena Ev pandai dalam bela diri.

V sudah hampir  berteriak tapi pria itu mencegah dan membungkuk ke arahnya." Nona, tuan meminta kami untuk menjemput Anda." V menatap ke dua orang itu dari atas sampai bawah, Ayahnya sudah menemukannya?

"Kami harus membawa Nona sekarang." mereka berjalan dengan pelan.

"Tunggu!" V mengangkat tangannya agar mereka tidak melanjutkan langkahnya.

"V akan ikut kalian, tapi tolong kasih V waktu. V mohon." V menatap memohon pada dua orang di depannya, mereka saling memandang.

"Tapi nona, kami-"

"Besok, kalian bisa jemput V lagi besok malam, V mohon. Ada sesuatu yang harus V lakukan sebelum V pergi."

Dua orang itu mengangguk "Baiklah, jaga diri nona sebelum kami datang." V mengangguk cepat, lalu ke dua orang itu pergi. V menatap kosong ke arah jendela kamarnya, pada akhirnya kebahagiaan memang bukan dunianya. 

****

V menatap tujuh pria di depannya dengan bingung, pasalnya mereka bertujuh eh, tidak-tidak. Hanya lima orang, karena Arion hanya menatap datar ke arahnya. Sedangkan Gandhi, kalian sudah tahu bukan bagaimana sikap Gandhi pada V? Pria itu malah sibuk dengan bukunya, walau sesekali ikut menimpali dengan malas. 

This MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang