I'm really in school

1.2K 178 36
                                    

Vote enggak bayar kok

Aku tunggu 100 vote nya ok




"Bang, Gue harap abang enggak menyakiti V. Dia enggak tahu apa-apa." Abrisam menatap Arion yang tengah berdiri di balkon kamar.

"Enggak janji." saut Arion datar.

"Bang-"

"Gue besok ke kantor, ada rapat."

Abrisam diam.

"Tidur, Lo harus sekolah besok."

Abrisam menghela nafas "Lo juga tidur, kalo banyak pekerjaan Gue bisa bantu." Arion berbalik menatap adiknya, dia mengangguk tanpa emosi.

Abrisam keluar dari kamar Arion. Arion kembali membalikkan tubuhnya, dia menatap langit yang gelap. Benar-benar gelap, bintang tertutup oleh awan hitam. Kehidupannya yang gelap tidak akan ada seberkas sinar pun. Lebih tepatnya dia tidak akan membiarkan satu siar masuk ke dalam hidupnya. Karena jika sinar itu sudah masuk, dia tidak akan bisa ke luar.

****

V mengikat rambutnya asal, ini baru jam 05.30 tapi dia sudah siap dengan baju seragamnya. Tangan kecilnya dengan lincah memotong, menyentuh ke sana kemari agar masakannya tidak hangus, para maid ikut membantu.

Mereka sebenarnya takut jika tuan akan menghukum mereka karena membiarkan nona muda menyentuh peralatan dapur, tapi nona muda berkata jika nona muda tidak akan makan jika tidak membantu memasak.

Mereka dilema, tapi saat melihat begitu lincah dan cantiknya nona muda, mereka mengurungkan niat untuk melarang. V menatap seluruh masakannya, semoga saja mereka suka dengan masakannya.

V melihat Arion yang turun memakai jas, apa pria itu sudah bekerja? Tapi jika di perhatikan, wajah Arion terlalu muda untuk seseorang yang sudah lulus sekolah.

"Arion, ayo sarapan. V sudah masak banyak." V tersenyum, tapi Arion hanya melirik sekilas lalu menatap tajam para maid yang ada di belakang V. Semua maid menunduk takut.

"Enggak." Arion melangkahkan kakinya pergi.

V lari menuju dapur, dia berniat membawa bekal ke sekolah, tapi sepertinya dia harus memberikan bekalnya pada Arion.

"Arion tunggu." V mengejar Arion untuk memberikan kotak bekalnya, rambut yang tadinya dia cepol asal sekarang sudah tergerai indah.

Abrisam dan yang lain turun, mereka menatap V yang mengejar Arion. Abrisam menatap khawatir pada V, sedangkan yang lain malah menunggu pertunjukkan di pagi hari.

V menarik ujung jas Arion sampai pria itu berhenti. V mengatur nafasnya tidak langsung berbicara, ini pertama kalinya dia berlari kencang. Keringat mengalir dari dahi menuju leher jenjang V.

Arion memperhatikan itu semua, tapi dia masih belum membuka suara. Dia melihat V menjulurkan kotak bekal di hadapannya, gadis itu kira dia anak SD? Arion kembali membalikkan tubuhnya untuk berjalan, tapi gadis itu malah menggenggam tangannya erat.

"Bawa, ini tadinya mau V bawa ke sekolah, tapi kamu belum sarapan. Jadi bawa ya, kamu harus sarapan biar sehat." V menyodorkan kotak bekalnya, dia sebenarnya takut. Tapi dia yakin Arion baik, jika tidak kenapa Arion mau menyekolahkan dirinya.

This MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang