Gandhi

1K 150 47
                                    

anyeong haseoooooo chinguyaaaa, bertemu lagi dengan saiaa wkwk...

selamat membaca dan tahun baru ya, maaf karena lama up nya, biasalah banyak tugas.

kebetulan aku juga lagi sakit jadi rebahan sambil nulis

jangan lupa vote and comentnya oke

yang nanya kapan up kudu baca, enggak mau tau



Gandhi menarik V ke UKS dengan kondisi V yang masih menangis sesenggukan, dia masih tidak menyangka jika Raffa yang dia yakini baik malah melakukan itu padanya.

V menutup wajahnya sambil menangis keras, dia sampai melupakan jika Arion memintanya untuk membelikan air putih di kantin. Gandhi menatap V dengan nafas tidak beraturan karena marah, ya dia marah. Tapi dia tidak tahu apa penyebabnya.

V mengusap air matanya, dia tiba-tiba teringat Arion. Pasti Arion marah karena dia terlalu lama pergi, tapi dia takut jika harus bertemu Raffa lagi.

"Kenapa lagi Lo?" Gandhi menaikkan alisnya ketika melihat V tampak kembali gelisah.

"Arion tadi suruh V buat beli air minum di kantin, tapi gara-gara kejadian tadi V lupa." V menjelaskan dengan sesenggukan.

Gandhi menghela nafas "Lo di sini saja, biar Gue suruh Kalandra yang beli." Gandhi menyentuh dahi V dengan jari telunjuknya "Duduk." V duduk dengan cepat.

"Tapi kalo Arion marah bagaimana?" V bertanya dengan takut.

"Gue suruh duduk ya duduk!" Gandhi menatap V kesal bukan main.

"Galak banget sih." gumam V pelan

Gandhi mendelik, lalu dia memberi tahu Kalandra jika untuk membelikan Arion minum dan di bawa ke tempat biasa. "Ada hubungan apa sebenarnya Lo sama Raffa?"

"Kalian selalu mengulang perkataan yang sama." lirih V pelan.

"Perkataan yang sama?" Gandhi menaikkan alisnya

****

Mantan?

Arion tersenyum sinis, itu artinya Raffa sudah tidak berhak atas V. Dan sekarang V adalah budaknya, miliknya, tidak akan ada siapa pun yang bisa mengambil budaknya sekarang. Tapi dia masih penasaran dengan perlakuan V yang berbeda pada malam itu. Kenapa sangat berbeda? Apa seseorang bisa berubah dalam satu malam, lalu kembali seperti semula pada pagi harinya. Itu mustahil.

Arion menghela nafas, dia kembali teringat dengan V, di mana gadis itu? kenapa lama sekali. Arion menggeram marah karena V belum juga kembali, ini sudah setengah jam tapi gadis itu belum juga kembali. Arion bangkit dari sofa untuk menyusul budaknya. Tapi pintu sudah terlebih dahulu terbuka, namun bukan V yang datang, melainkan Kalandra. 

Kalandra menggaruk kepalanya yang tidak gatal, tatapan Arion berhasil menguliti perasaannya. Sampai bulu tangannya berdiri, ah seram banget. Kalandra dengan ragu menjulurkan air minum yang dia bawa.

"Ini, kata Gandhi Lo haus, jadi sebagai sahabat yang paling ganteng nan baik hati, jadi Gue bawa in, pengertian banget kan ya G-"

"Gandhi?" Arion tidak meraih air minum yang Kalandra berikan, dia malah balik bertanya dengan pandangan tajam minta penjelasan. 

Kalandra meringis, tadi bulu tangan kanan yang berdiri, sekarang malah bulu tangan kiri yang berdiri. Lama-lama bulu bawah yang berdiri. 

"Tadi Gandhi WA Gue suruh beli minum buat Lo, karena V ada di UKS sekarang." Kalandra bersorak dalam hati, karena dia bisa berbicara dengan lancar di hadapan Arion tadi.

This MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang