Semakin aku mencintaimu, semakin pula aku terluka. Aku tak akan dapat menggapaimu walau dari jarak terdekat - Jungkook
Maafkan aku yang selalu buatmu terluka, tersakiti, bahkan sedih. Aku mencintaimu, sungguh. Kumohon, kembalilah - Taehyung.
●▬▬▬▬▬๑۩۩๑▬▬▬▬▬●
Jungkook menatap makanan yang ia buat malam tadi untuk Taehyung, namun suaminya malah membuangnya ke tempat sampah. Jungkook tertawa hambar, bodoh sekali pemikirannya. Makanan itu tentu saja tidak akan disentuh oleh suaminya.
Jungkook menutup kembali tempat sampah tersebut dan mencuci tangan.
Hari minggu ini, tampaknya ia akan berleha-leha di mansionnya. Ia tak tahu harus kemana. Bahkan daerah ini tampak asing baginya. Kembali ia masuk ke kamar dan mengambil buku sekolah. Sudah menikah seperti ini, ia tak akan pupus sekolah.
Ketukan pintu terdengar samar-samar. Jungkook menengok kearah pintu tersebut. Suara bibi Lee yang memanggil Jungkook terdengar dari balik pintu tersebut.
"Nyonya muda, Tuan besar Kim datang untuk mengajak nyonya muda dan tuan muda untuk makan malam bersamanya. Biarkan saya bantu anda untuk bersiap-siap"
Jungkook terkejut, ini terlalu mendadak sekali. Beruntung ia memiliki Bibi Lee yang mau membantunya bersiap-siap agar terlihat lebih sopan di hadapan mertuanya.
"Masuklah, bibi Lee"
Bibi Lee pun masuk membawakan jas berwarna biru muda dengan sentuhan ukiran lembut pada kainnya. Membuat jas itu terlihat mewah dan elegan. Tak lupa dengan sepatu hitam bercorak emas membuat sepatu itu menarik perhatian seorang Kim Jungkook.
"Saya akan membuat air hangat untuk mandi. Beberapa maid akan membantu anda bersiap-siap dengan facial" Ucap Bibi Lee masuk ke kamar mandi Jungkook untuk membuat air hangat dengan bath bomb berperisa buah.
Para maid masuk dengan membawa beberapa peralatan facial.
●▬▬▬▬▬๑۩۩๑▬▬▬▬▬●
Jungkook sudah selesai dengan perawatannya. Ia juga sudah mengenakan jas yang formal tersebut. Dengan sentuhan bedak dan juga lip balm. Membuat wajahnya semakin merekah.
Ia pun keluar untuk menyambut kedua orang tua dari suaminya tersebut. Mereka sedang duduk sambil menyesap teh hangat yang dibuat oleh Bibi Kang. Mereka terkejut melihat betapa menawan menantunya ini.
"Apa kabar, Tuan dan Nyonya Kim?" Jungkook merunduk hormat pada keduanya.
Tuan Kim hanya tersenyum. "Jangan formal begitu, kita 'kan keluarga. Panggil kami Ayah dan Ibu. Seperti yang suamimu lakukan pada kami"
Jungkook mengangguk. "Baik, Ayah, Ibu"
Nyonya Kim menuntun Jungkook untuk duduk di sampingnya agar terlihat lebih jelas betapa anggunnya menantunya hari ini. Namun sesuatu yang janggal membuat dirinya mengrenyit.
"Dimana cincin pernikahanmu, sayang?" Tanya Nyonya Kim.
Jungkook kelabakan. Ia melepasnya, karena Taehyung tidak menyukai kalau ia memakai cincin tersebut. Apalagi kalau Taehyung membawa Minha untuk menginap di tempatnya.
Dengan terpaksa, Jungkook berbohong. "Ah, aku pasti meninggalkannya di kamar. Aku tidak ingin cincinnya hilang saat perawatan tadi. Aku akan mengambilnya kembali"
Jungkook segera pergi menjauh dari keduanya untuk mengambil cincin yang ia simpan sejak lama. Ia mengambilnya dari laci meja riasnya, dan memasangkannya di jari manis tangan kanannya.
Baru saja ia ingin keluar, suara bentakan memasuki gendang telinganya.
"Masih berani kau membawa wanita jalang ini masuk kedalam rumah ini?! Sudah berapa kali ayah bilang kalau dia bukan wanita baik-baik?! Jawab!!"
"Untuk apa aku mendengarkannya? Ini wilayahku! Hidupku"
"Kau sudah memiliki istri, Kim Taehyung!! Apa kau selalu membawa wanita ini saat ada Jungkook?! Betapa memalukannya, kau?!"
"Ya! Tentu saja, iya! Kau pikir, aku bahagia saat menikah dengan Jungkook?! Tidak! Kehidupanku yang bebas, sekarang semakin mengekang!"
"Jadi, benar apa yang dikatakan media? Kenapa Jungkook membohongi mereka semua? Karena dia peduli padamu! Tidak dengan wanita ini! Ia membawamu keluar dan membuat banyak skandal!"
"Tidak peduli. Siapa suruh dirinya terlalu peduli padaku? Ayo, sayang"
Derap langkah menjauhi wilayah lantai bawah menuju lantai atas. Jungkook dengan segala kesedihannya, memilih untuk diam di kamar sembari menenangkan dirinya. Disana masih ada Bibi Lee yang ikut mendengarkan itu semua.
"Jangan sedih, nyonya muda. Ayo, jangan menangis. Nanti cantiknya hilang, lho'" Ucap Bibi Lee seperti menenangkan anak kecil.
Jungkook tersenyum. "Terima kasih, bibi Lee" Jungkook mengelap air matanya menggunakan tisu yang diberikan Bibi Lee"
Jungkook mengelus pelan cincin pernikahannya tersebut. Rasa sedih dalam dirinya tak bisa ditahan lagi. Betapa menyedihkannya kehidupannya sebagai Jeon Jungkook. Rasanya, ia tak mau ada di dunia ini lagi.
●▬▬▬▬▬๑۩۩๑▬▬▬▬▬●
Pagi itu, Jungkook dikejutkan dengan suara Minha yang memekik kesenangan dan berlari menuju lantai dua. Tentu saja menuju kamar suaminya. Jungkook yang baru saja ingin berangkat sekolah, dikejutkan dengan suara Minha yang berteriak samar-samar.
"Aku hamil, Kim Taehyung!!"
"Serius? Aku akan menjadi ayah?"
Hati Jungkook terasa sakit saat mendengarnya. Ya, Taehyung dengan kebahagiaanya. Ditambah pelengkap seorang anak dari Minha. Keluarga itu lengkap, tanpa Jungkook di sisinya.
Jungkook paham, kebahagiaan seorang Kim Taehyung hanya berpusat pada Minha. Jungkook hanya tersenyum, lalu dirinya kelujar dari rumah besar tersebut.
"Sudah siap untuk berangkat ke sekolah, Nyona muda?" Tanya paman Han yang bekerja sebagai supir pribadi keluarga Kim. "Anda terlihat tidak bersemangat, nyonya" Ucap paman Han.
Jungkook hanya tersenyum. "Aku baik-baik saja, paman. Jangan khawatir, ayo berangkat" Jawab Jungkook ramah.
Ia pun naik kedalam mobil keluarga Kim tersebut.
Selama perjalanan, ia hanya memandang beberapa rintik hujan yang seolah mengetahui isi hati Jungkook yang sedang sedih hari ini. Hujan tampak bersedih bersamaan dengan Jungkook.
Ia sangat mencintai Kim Taehyung, sangat. Entah sejak kapan perasaan ini muncul, tapi ia yakin bahwa perasaanya sangat besar untuk suaminya tersebut.
"Nyonya, anda sudah sampai di sekolah"
Jungkook pun tersadar akan lamunannya. Ia mengangguk dan keluar dari mobil tersebut. Sebelumnya, ia juga berterima kasih kepada Paman Han. Lalu berlari masuk kedalam lingkungan sekolah tersebut.
Aku tak tahu apa yang akan menimpaku setelahnya, bahkan jika Taehyung meminta untuk cerai, akan aku lakukan demi kebahagiaanya. Yang kutahu, bukanlah aku sosok pendamping yang tepat bagi suamiku. Aku ingin ini berakhir dengan bahagia, tapi aku tahu, itu tidak akan pernah terjadi padaku. Tuhan memilihku untuk menjalani takdir seperti ini. Setidaknya aku bersyukur bahwa Tuhan sempat memberikan aku seseorang yang dapat mengisi hati ini - JJK.
═・・◉・・═
TO BE CONTINUED ღ
Annyeong hello guys! Apa kabar semua?
✎ Jangan lupa vote dan commentnya!
✎ Jangan lupa follow my account guys!Terima kasih! Have a nice day! ☁
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴀɪᴍᴇ-ᴍᴏɪ ᴇɴᴄᴏʀᴇ ᴜɴᴇ ꜰᴏɪꜱ (νк)
Fanfiction[ᴇɴᴅ] "Aime-moi encore une fois" Dalam bahasa Prancis yang artinya, "Tolong Cintai Aku Sekali Lagi". Berkisah seorang pemuda manis yang terpaksa menikah dengan anak sang pemilik tanah, dengan paksaan sang ayah juga. Kisah cintanya begitu rumit deng...