Hai aku datang memenuhi Janjiku
Selamat membacaaaaaa
Menikmati waktu sendiri tanpa gangguan dan hambatan adalah hal yang paling mendamba apalagi terus tertidur hingga sang mentari berada di atas kepala. Dan saat terbangun akan ditemani oleh game yang siap untuk dimainkan. Jay sangat menyukai kesehariannya yang tidak pernah dituntut oleh apapun.
Andai saja wanita ini tidak mengusiknya.
Dengan keberisikan dan segala cara, Seoji datang ke rumahnya bahkan sebelum sang mentari cukup memberikan penerangannya. Mengedor-ngedor pintu cukup keras dengan kekuatan kepalan mungilnya hingga Jay mau tak mau harus menghentikan tidurnya saat itu. Hari ini wanita itu merusak jadwalnya.
Dan tanpa mengucapkan sepatah kata untuk si pemilik rumah, Seoji malah membawa tungkainya menuju dapur dan membuka lemari es. Melihat-lihat tentang apa saja yang bisa dijadikan sebagai bahan yang akan digunakaan untuk membuat santapan. Seoji cukup terkejut kala melihat dapur Jay yang tergolong sangat bersih bahkan perabotnya tersusun dengan rapih, jauh dari ekspektasi Seoji selama ini.
Berhubung Seoji sudah menetapkan diri untuk menjadi kakak yang baik bagi Jay. Mulai hari ini Seoji akan membantu Jay. Ia akan membangunkan Jay setiap hari dan membuatkan sarapan. Akan Seoji pastikan agar Jay disiplin dan tidak akan pernah lagi membolos. Dengan begitu mungkin saja Jungkook akan menyukainya karena merawat sang adik.
Ataukah yang dilakukannya ini salah?
"Cih, pagi-pagi sudah datang mencuri." Jay menggerutu dengan suara khas bangun tidur, matanya bahkan belum terbuka sepenuhnya.
"Aku mendengarmu." Seoji tidak tuli hingga tidak bisa mendengar apa yang Jay katakan tentangnya.
Jay hanya membiarkan dan berencana untuk kembali ke kamarnya. Ia sekarang tidak punya kekuatan untuk meladeni Seoji disaat rasa kantuk masih terasa.
"Kau pasti akan tidur lagi kan?"
"Of course. Why not? This is my house, dear. Aku berhak melakukan apapun semauku." Saat akan melangkah lagi, Jay sontak berhenti kala Seoji sudah berada di depannya untuk mencegat.
"Sebaiknya kau mandi dan bersiap untuk ke sekolah. Aku akan membuatkan sarapan untukmu."
Jay sontak kebingungan, "Ada apa denganmu? Apa kau sangat sakit? Aku yakin jika hyung-ku benar-benar salah memberimu obat."
"Kau tidak bisa melihatku yang sehat ini? Jangan membuatku emosi di pagi hari, sebaiknya kau segera bersiap."
"Yang membuat emosi itu malah dirimu, dengan seenak jidat menerobos masuk ke rumahku. Sebaiknya kau pulang sana!" Presensi Seoji yang mengatur sudah membuat Jay kesal.
"Jika aku membiarkanmu, kau pasti akan bermalas-malasan sepanjang waktu. Aku ingatkan jika kau sering membolos, kau tidak akan bisa lulus." Seoji berusaha menasehati Jay yang notabane sangat keras kepala untuk diberi petuah. Jika terus begini, Jay hanya akan menghadapi masa depan yang suram.
"Terima kasih atas ceramah paginya tapi aku bisa mengurus diriku sendiri." Jay masih teguh pada pendiriannya. "Lagi, Apa kau tidak takut mendatangi seorang pria di rumahnya? Asal kau tahu rumah pria sangatlah berbahaya."
Seoji menghela, "Apanya yang berbahaya dari anak kecil yang sukanya bermain game seharian? Sudahlah jangan mengajakku berdebat."
Anak kecil? Yang benar saja. Perkataan yang lolos dari bibir Seoji sangat melukai dirinya. Dengan seringai yang ia perlihatkan, Jay menatap nyalang ke arah Seoji. "Kau baru saja menganggapku anak kecil?"
Tungkai Seoji lantas berjalan mundur saat Jay tiba-tiba terus berjalan ke arahnya dan mendesak hingga permukaan tembok yang dingin dapat dirasa kala punggungnya menabraknya.
"Kau yakin dengan perkataanmu? Tarik ucapanmu." Jay benar-benar tak terima dengan penghinaan itu.
"Apa aku salah? Aku hanya mengatakan yang sebenarnya." Seoji tidak ingin kalah dengan anak yang usianya terpaut jauh dengannya.
"Apa anak kecil bisa melakukan hal ini pada wanita dewasa?" Jay tiba-tiba mendekatkan wajahnya, membuat Seoji refleks menutup matanya karena terkejut. Terpaan hangat dari nafas Jay begitu terasa menyentuh kulitnya. Jay telah mengikis jarak mereka sampai beberapa senti namun ia berhenti diantara jarak yang hanya menyisakan satu senti agar hidung mereka saling bersentuhan.
Melihat bagaimana respon wanita itu lantas membuat Jay menyerigai, "Kenapa? Apa kau takut dengan apa yang akan anak kecil ini lakukan?"
Seoji membuka matanya dengan perlahan. Melihat bagaimana wajah Jay yang begitu dekat membuat ia cecegukan dengan tiba-tiba. Ia bungkam. Seoji baru saja membangunkan pria dewasa dalam tubuh anak kecil ini.
"Aku sudah bilang, rumah seorang pria yang hanya tinggal sendiri sangatlah berbahaya, noona."
---
To be continue
Bagaimana pendapat kalian tentang part ini?
Next or stop it? If u say yes, aku akan berusaha agar nggak lama update untuk chapter selanjutnya.
Hm, sebenarnya aku suka insecure dengan tulisanku:")
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad J | Jay Enhypen
Fanfiction[Discontinue-Akan di remake] Intinya Jay adalah pria menyebalkan bagi Seoji! -Vienna Joe- •September 26th, 2020 Cover by ©joe_vi01 [Follow my account first for more information]