"Aku," Jay menghentikan ucapannya. Netranya kian fokus kepada Seoji yang sedang menikmati dansa bersama Jake dengan senyuman yang kian mengembang bagai menghipnotis agar atensi tetuju padanya.
Mingyu masih menunggu hingga Jay menyelesaikan ucapannya seraya ikut menatap Seoji.
Jay berbalik membelakangi dan menyentuh pundak Mingyu lalu berbisik, "Ich bin von ihr angezogen."
Sebelah alis Mingyu terangkat bersamaan dengan tanda tanya yang menyerang otaknya. "Apa yang kau katakan?"
"Mau minuman lagi hyung?" Jay memanggil pelayan yang tak jauh dari sana dan mengambil satu wine dari talentan yang dibawa. "Mari bersulang." Tak lupa ia memamerkan senyum smriknya.
"Eoh, mari bersulang setelah susumu datang." Mingyu merebut wine itu dari Jay dan menyuruh pelayan tadi untuk segera membawakan susu hangat untuk tamunya.
Sialnya, Jay gagal terlihat keren di depan Mingyu. Pria itu ternyata tidak terkecoh padahal Jay pikir dengan penampilannya yang sekarang, ia bisa mengelabuinya dan menyicip sedikit minuman keras yang sudah lama diidamkan.
"Hyung, kau lihat betapa kerennya aku saat berdansa dengan Seoji noona?" Jake telah kembali bersama Seoji setelah musik telah selesai diputar.
"Yu-ya, Aku tidak menyangka jika anak yang selalu menginjak kaki ku saat melakukannya malah menuntunku dengan sangat lihai. Jake sudah berkembang pesat." Seoji memberi usapan di kepala Jake sebagai seorang noona yang begitu senang.
Jake mendengus lantas memamerkan senyumnya dengan tangan yang terlipat di dada. Sepertinya Seoji harus menghentikan pujiannya sebelum hidung Jay semakin memanjang karena bangga.
"Wah, aku bangga padamu, Jake." Mingyu ikut memberikan usapan namun lama kelamaan usapan itu malah semakin di tekan dengan keras hingga refleks membuat Jake merendahkan tubuhnya.
"Ah sakit! Hyung, kau menyakitiku!" Jake mememangi kepalanya yang mendadak sakit karena ulah Mingyu.
Andaikan ini adalah sebuah anime, kalian akan bisa melihat sebuah efek grafis dari kobaran api juga dengan sepasang tanduk di kedua kepala Mingyu karena adiknya dengan berani mencuri start.
Di sisi lain, ada satu orang yang telah memberikan tatapan sinisnya.
***
Jay telah selesai memasang sepatunya dan bersiap untuk berangkat. Untung saja ia tidak terlambat bangun karena pulang terlalu malam setelah pesta.
Ia menoleh ke arah rumah Seoji setelah mendengar suara orang saling bercakap juga diselingi dengan tawa. Jay berasumsi jika wanita itu sedang kedatangan tamu.
Mengintip sebentar sepertinya tidak apa-apa.
Baru saja Jay membawa tungkainya sejauh dua langkah, Seoji sudah keluar dari rumahnya diikuti dengan orang lain. Hal itu berhasil membuat berhenti. Pupil Jay berhasil melebar kala melihat siapa yang sedang melambainya dari sana.
"Oh, kau sudah selesai? Aku baru saja ingin membangunkanmu," ujar Seoji setelah melihat Jay telah berpakaian rapih.
"Apa yang kau lakukan disini?" atensi Jay malah teralihkan, bertanya-tanya bagaimana bisa orang itu datang kemari.
"Kenapa kau bertanya? Bukankah sudah jelas aku datang kemari karena ingin berangkat bersamamu, Jay."
"Jake sudah sejak tadi menunggumu di rumahku." Seoji menambahkan.
"Cih, apa-apaan itu. Menungguku di rumah orang lain? Jika kau ingin berangkat bersamaku, kenapa kau malah ke rumah Seoji, bukannya ke rumahku? Dasar rubah jantan." Jay mencibir dalam hati. Padahal sebelum kepindahannya saja, Jake tidak pernah mengajaknya untuk berangkat bersama.
"Kami berangkat." Jay menarik tas Jake agar Jake mengikutinya.
"Jay, kita masih punya waktu sekitar 10 menit. Mari berangkat sebentar la--"
"Aku ingin cepat tiba di sekolah untuk tidur."
"Kalau begitu tidurlah di rumahmu, nanti aku akan datang membangunkanmu."
"Tidak ada yang lebih nyaman dibanding mejaku. Cepatlah, jangan menunda pertemuanku dengan kesayanganku." Jay berusaha menarik Jake yang telah mengalungkan tangannya di lengan Seoji.
"Jake, lebih baik kau berangkat sekarang. Jangan menunggu hingga waktu semakin mepet dan membuat kalian terlambat." Kali ini Seoji angkat bicara setelah melihat Jake yang seakan enggan untuk berangkat.
"Arasseo noona." Jake terlihat menghembuskan nafas panjang. "Noona, jangan lupa janji noona yah."
Seoji tersenyum dan mengusap kepala Jake. "Aku tidak akan lupa. Belajar yang baik, Jake."
Setelah drama yang panjang, akhirnya mereka berangkat menggunakan mobil Jake yang sejak tadi terparkir di depan sana.
Di tengah perjalanan, Jay nampak gelisah. Sesekali mengigit kukunya. Dirinya sudah tenggelam dalam pikirannya.
"Ehem, aku mendengarmu membahas tentang sebuah janji dengan wanita itu. Memang apa yang wanita itu janjikan padamu?" Akhirnya ia menanyakan hal yang sejak tadi mengganjal.
"Ah itu," Jake melihat Jay dengan senyuman yang terlihat begitu licik. "Rahasiaku dan noona. Untuk apa aku memberitahumu?"
---
To be continue
Siapa yang tahu Jay ngomong apa?👀
Aku tidak akan berhenti berterima kasih kepada kalian yang membaca dan tetap stay di cerita yang tergolong kecil ini. Aku juga melihat beberapa sampai membaca ceritaku yang lain.
Thank u so much, dear🧡
Satu vote dan comment kalian benar-benar menjadi penyemangat untukku. Semoga kalian tetap sehat❤
Oh iya, aku menulis pengumuman di wall, di cek yah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad J | Jay Enhypen
Fanfiction[Discontinue-Akan di remake] Intinya Jay adalah pria menyebalkan bagi Seoji! -Vienna Joe- •September 26th, 2020 Cover by ©joe_vi01 [Follow my account first for more information]