6. Blushing

628 84 10
                                    

Apakah masih ada yang menyimpan cerita ini? Absen sini. Aku ingin tahu siapa yang membaca cerita ini🤭















"Aku ingin memilikimu, malaikat-nim."

Pandangan Seoji tidak bisa teralihkan dari sosok yang sedang melipat Stetoskop hingga dirinya terus saja bergumam tentang mengapa Tuhan baru mempertemukannya sekarang. Jika bisa dibilang Jungkook adalah definisi pria yang sangat diinginkan oleh Seoji.

"Apa anda sudah merasa baikan?" Tanyanya seraya menunjukkan senyuman.

Siapapun tolong selamatkan jantung Seoji bisa-bisa ia mati muda karena debaran yang tidak bisa berhenti.

"Aku baik-baik saja."

"Syukurlah." Lagi, dengan senyuman membunuh Jungkook menatap Seoji dengan hangat.

Sepertinya jantung Seoji akan malfungsi jika Jungkook tidak berhenti memamerkan senyumannya.

"Hyung, ini tasmu." Jay yang telah kembali lantas menyodorkan tas yang disuruh lalu tatapannya beralih pada Seoji. "Hei! Kenapa kau malah menyimpan sesuatu yang membuatmu alergi? Kau sungguh menyusahkan."

Seoji merotasi matanya. Datang-datang anak ini sudah ingin mengajak ribut. "Aku hanya menerima hadiah pindahan dari tetangga sebelah. Mana aku tahu jika ia juga memberiku saus tiram."

Seoji memang belum sempat melihat semua makanan yang diberikan pagi ini hingga ia pun tak sadar jika salah satunya terselip yang dapat memberi efek berbahaya untuknya.

"Jay, bersikap sopanlah. Cepat minta maaf padanya. Kau sangat bersalah disini," interupsi Jungkook.

"Maafkan aku." Semudah itu Jay mengucapkannya sebab ia sangat menghormati sang kakak meski sebenarnya dirinya merasa bersalah sekarang baik pada Jungkook maupun Seoji.

Jay tersentak kala Seoji tiba-tiba menepuk pundaknya dengan lembut.

"Tidak apa adikku, aku memaafkanmu meski kau hampir membunuhku," karena berkatmu aku bisa bertemu dengannya. Seoji melanjutkan perkataannya dalam hati.

Sebelah alis Jay kini terangkat. Mendengar Seoji yang menyebutnya dengan embel-embel 'adik' sontak membuatnya berdigik seraya menanyakan pasal apa yang baru saja Seoji makan.

"Hyung, tidakkah kau salah memberinya obat?"

"Ya!" teriakan itu lantas lolos dari mulut Seoji.

Ayolah, biarkan Seoji terlihat elegan dihadapan Jungkook. Jika mereka berada di dalam komik, kalian akan melihat kedua tanduk yang muncul di kepala Seoji. Jay benar-benar definisi paling menyebalkan!

Suara tawa mengalihkan atensi keduanya. Jungkook yang sedari tadi memperhatikan lantas tertawa. "Sepertinya kalian sudah sangat mengenal. Sungguh menyenangkan melihat bagaimana Jay akrab dengan seorang wanita.

"Oh iya kita belum berkenalan, namaku Park Jungkook. Aku kakak Jay," lanjutnya sambil mengulurkan tangannya khas berkenalan.

Adik? Ipar?

Seoji menatap Jay. Memang sedari tadi Jay terus menyebut Jungkook dengan sebutan 'hyung' namun ia hanya menerka jika Jungkook hanyalah kenalan atau sekedar teman yang lebih tua. Namun jika Seoji memperhatikan keduanya, mereka memang memiliki fitur wajah yang agak mirip meski sifat keduanya jauh berbeda.

Baiklah. Seoji telah menetapkan jika mulai hari ini ia harus bersikap lebih baik kepada Jay, calon adik iparnya kelak.

"Aku Lee Seoji." Seoji membalas.

"Apa Jay sering menyulitkanmu? Anak ini sering membuat masalah. Aku akan meminta maaf sebagai hyung-nya."

"Aniyo, tidak perlu meminta maaf. Jay hanya bersikap seusianya."

Jay yang mendengarnya lantas menatap tak suka. Apa maksudnya dengan perkataannya. Ucapannya seakan menyatakan jika Jay sangat kekanak-kanakan, meski itu memang benar tapi Jay tentu menolak mengakuinya.

"Berhentilah membicarakanku. Telingaku sakit mendengar kalian."

Jungkook kembali tertawa lalu menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Sepertinya pembicaraan Jay harus berhenti sampai disini. Aku harus pergi sekarang." Ia bangkit dari duduknya seraya mententeng tasnya. "Dr. Kim membutuhkanku di rumah sakit. Dan ini obat untukmu untuk menghilangkan bekas alergi." Jungkook menyodorkan botol obat ke Seoji sebelum akhirnya melangkahkan kakinya keluar.

"Oh iya, ngomong-ngomong," Jungkook tiba-tiba berhenti di langkah ketiga kemudian berbalik. "Aku hanyalah manusia yang bekerja sebagai dokter."

"Ne?"

Setelah dua detik barulah otak Seoji selesai berproses. Dia mendengarnya! Jungkook mendengar perkataan Seoji waktu itu. Bagaimana ini, Seoji sangat malu sekarang hingga pipinya menampakkan semburan merah.

"Apa yang hyung bicarakan?" Jay yang tidak ada ditempat saat itu tentu saja tidak mengerti.

"Tidak ada. Ini hanya rahasia antara aku dengan Seoji-ssi. Benarkan Seoji-ssi?" Jungkook mengusap surai milik Seoji

Bagaimana ini, wajah Seoji semakin memanas terlebih saat Jungkook menyebut namanya sambil memamerkan kembali senyumnya terlebih jika sekarang ia mendapat perlakuan manis dari pria itu.

Sepertinya Jungkook harus berhenti menggoda Seoji sebelum kepala wanita itu mengeluarkan asap karena wajahnya yang kian memanas. "Kalau begitu aku pergi dan untukmu Jay," Jungkook menatap Jay lalu melanjutkan. "Jangan membuat ulah, mengerti?"

"Arasseo hyung. Hati-hati di jalan." Jay melambai hingga mobil Jungkook menghilang dari pandangannya.

"Hei, kau sakit? Wajahmu sangat merah sekarang."

Saat Jay akan menyentuh dahi Seoji, buru-buru wanita itu menepis.

"N-Na Gwaenchana. Sekarang kembalilah ke rumahmu, kau pasti belum mencuci pakaianmu. palli, sebelum hujan." Seoji mendorong Jay, jangan sampai Jay tahu tentang alasan mengapa wajahnya kian memerah.

"Tidak ada tanda-tanda akan hujan hari ini. Di atas juga sangat cerah."

"Kau tidak akan tahu kapan hujan datang. Palli! Kembilah ke rumahmu," tolong kerja samanya Jay. Seoji tidak ingin Jay melihat wajahnya yang blushing.

Seoji menutup pintu rumahnya saat berhasil mengeluarkan Jay lalu bersandar tepat di belakang dan sesekali menghentak-hentakkan kakinya saat mengingat bagaimana Jungkook mengusap kepalanya.

Benar-benar mendebarkan.

Untuk saat ini, biarkan itu menjadi rahasia kecil untuknya.

Ya, biarkan tetap seperti itu.

---

To be continue

Jika bukan besok, aku akan up lagi lusa jika tidak lupa. Aku akan sangat berterima kasih jika kalian mengingatkan🧡

Bad J | Jay EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang