11. Savior

444 65 14
                                    

Annyeong! Vienna Joe kembali xixixi

Gimana kabar kalian? Semoga tetap sehat yah.










Angin sepoi-sepoi berhembus dengan pelan dan begitu tenang, membiarkan rambut tipis beterbangan sejalan dengan arahnya juga hawa sejuk yang ikut terasa pada permukaan kulit.

Sang alam sepertinya mengizinkan Seoji untuk memenuhi janjinya hari ini, sang mentari pun ikut berpartisipasi dengan memberi sinar yang tidak terlalu menyengat kulit.

"Maafkan noona Jake-ah, harusnya noona membeli banyak makanan enak untukmu." Seoji merasa bersalah dengan Jake sebagai orang yang lebih tua. Karena uang yang kian menipis, Seoji hanya bisa membuat gimbap dan membeli jus strawberry untuk piknik mereka. Berbeda jauh saat dirinya masih bersama ayahnya.

"Gwaenchana noona. Noona yang ingin meluangkan waktu untukku saja, sudah membuatku senang." Jake tidak apa dengan itu. Yang terpenting Jake bisa menikmati piknik berdua dengan Seoji noona-nya itu.

Jika diingat terakhir kali mereka melakukan piknik saat Jake masih berusia empat belas tahun, itupun Mingyu juga ada bersama mereka.

"Ngomong-ngomong noona, sudah berapa lama noona tinggal berseberangan dengan Jay?"

Seoji sudah menceritakan gambaran besarnya saat di pesta tentang bagaimana ia bisa minggat dari rumah. Jake terus saja mendesak dan mengatakan jika ia ingin mengunjunginya hingga mau tak mau Seoji harus menceritakan masalahnya.

"Hm, kurang lebih sekitar dua bulan?"

"Ternyata sudah cukup lama yah noona." Jake memasukkan gimbap ke dalam mulut seraya menyimak. "Jay sialan." Jake sedikit marah pada Jay yang tidak pernah menceritakan hal ini hingga tanpa sadar ia mengumpat dalam gumaman.

"Seoji noona, mulai sekarang aku akan menafkahimu. Jika ada yang noona inginkan, noona hanya perlu memberitahuku."

"Jake-ah, Aku akan bertanya padamu."

"Ne noona?"

"Apa kau orang tuaku?"

"Bukan."

"Apa kau suamiku?"

"Belum." Sekarang Jake malah terlihat seperti anak anjing yang sedang duduk bersimpuh dengan telinga yang turun ke bawah.

"Lalu kenapa kau malah ingin menafkahiku? Orang-orang akan mengatakan jika aku memalak seorang siswa jika kau melakukannya," ujar Seoji dengan tawa kecilnya.

"Itu karena aku sayang noona. Aku hanya ingin noona bisa hidup dengan nyaman."

Seoji menghela dan tersenyum simpul. "Aku senang kau mengkhawatirkan tapi kau tidak perlu bertindak sejauh itu. Lagipula aku akan mencari pekerjaan sekarang." Terdapat jeda sejenak sebelum Seoji melanjutkan, "Jangan membuang uang untukku. Kau hanya boleh menafkahi gadis yang kelak akan kau nikahi Jake."

"Tapi noona, aku ingin me---akh" Jake merintih saat benda bulat yang entah darimana mengenai kepalanya hingga membuat ucapannya terpotong.

Jake melihat sekeliling dan menemukan dua anak yang mendadak kaku.

"Ya! Kenapa kalian malah bermain bola disini?!" Jake menghampiri dengan emosi yang meluap-luap. Kepalanya terasa berdenyut akibat sapaan bola yang mengenainya dengan cukup keras.

Di sisi lain, Seoji bangkit untuk mengambil bola yang berada di pinggiran sungai Han untuk dikembalikan. Namun saat berbalik, Seoji malah kehilangan keseimbangan dan tergelincir karena permukaan tanah yang licin.

Byurrrr

Seoji berusaha meraup udara bersamaan dengan air yang ikut masuk melalui saluran pernapasan juga mulutnya. Mencoba meregut kesadaran dan menenggelamkan dirinya yang tidak tahu menahu cara berenang.

"Hyung, teman hyung tenggelam!"

"Mwo?!" Jake lantas berbalik saat salah satu anak bersuara.

"Jak--" Seoji sudah tidak bisa menyebut nama Jake, penglihatannya lebih dulu menghitam dengan pergerakan yang seketika berhenti.

"Noona!"

Sekilas bayangan seketika menyebur secepat kilat sebelum Jake bertindak. Berusaha untuk mengangkat Seoji menuju ke permukaan.

"Ya! Bangun!" Orang itu menepuk-nepuk pipi Seoji dan berusaha menekan dada untuk mengeluarkan air yang tertelan.

"Jay-ah, Kenapa kau..."

Yang diajak bicara hanya abai. Jay masih sibuk mengembalikan kesadaran Seoji bahkan yang dilakukannya sekarang berhasil membuat pupil Jake melebar sempurna. Jay telah menyambut bibir Seoji untuk memberikan nafas buatan untuknya hingga setelah beberapa saat, Seoji terbatuk dengan air yang ikut keluar melalui mulut.

"Noh Gwaenchana?" Raut wajah Jay terlihat begitu khawatir sekaligus bersyukur karena Seoji membuka matanya sekarang. Jay melepas jaketnya untuk menyelimuti Seoji yang menggigil.

"Noona," lirih Jake namun Seoji sama sekali tidak mengubris.

Netranya yang malah menjawab dengan mengeluarkan air mata, menangis dengan tersedu-sedu. Seoji masih syok dengan kejadian yang hampir meregut nyawanya bahkan kedua tangannya bergetar hebat.

Melihat Seoji membuat Jay semakin menarik Seoji ke arahnya, membawa tubuh itu ke dalam pelukannya berharap tindakan kali ini dapat menenangkan sang wanita.

"Aku disini bersamamu noona." ujar Jay.

---

To be Continue

Berikan Vote and commentnya, dear🧡

Bad J | Jay EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang