{✔️Completed} My Time [Dear Our Little Brother]

20. Angels for Angel

——★——

«20»

"Angels for angel"

——★——

Cendana menatap seragam sekolahnya yang ia gantung dibalik pintu kamar. Seragam Garba itu cantik, putih abu abu dengan strip abu sepanjang lengan untuk kemejanya lalu setiap siswi mengenakan dasi berbentuk ikatan pita. Roknya berwarna abu abu mirip seperti seragam sekolah negeri yang lain, panjang hingga betis. Saat pertama kali mengenakannya Dana merasa seperti dewi, dia merasa sangat cantik padahal hanya seragam sekolah. Tapi siapa yang tidak merasa bangga menganakan seragam ini? Seragam yang paling didamba oleh anak anak seusianya.

Beberapa minggu setelahnya ia mendapati bahwa dirinya mulai membenci seragam ini. Ia membanci fakta bahwa selama mengenakannya banyak hal buruk yang terjadi padanya. Hanya seragam saja ternyata tidak cukup untuk membuatnya terlihat elite dan pantas berada di Garba. Harus ada reputasi baik dibelakang namanya atau dia hanya akan jadi sampah.

Tak sampai disitu, dua bulan setelah penerimaan siswa baru. Setelah ia resmi menjadi siswa, setelah ia resmi mendapat berbagai caci maki sebab ia hanya penyandang beasiswa. Si miskin yang numpang beken dengan seragam Garba, hari itu ia terjebak pada situasi yang membuatnya semakin membenci seragam Garba.

Sekelompok preman mabuk mencegatnya di gang sempit tak jauh dari rumahnya, ia nyaris menjadi korban pelecehan seksual. Atau memang sudah tapi preman itu baru saja berhasil menyentuh separuh atas tubuhnya saat ada yang membantunya. Ada yang menolongnya dan Dana sempat mengira bahwa itu adalah bantuan dari seorang malaikat. Tapi rupanya ia salah, itu adalah bantuan dari iblis yang kemudian terus mengungkit kejadian itu dan menjadikannya sebuah ancaman. Drake terus mengungkapkan bahwa ia memiliki foto yang berisi kejadian hari itu.

Dana keluar dari dalam kamar, ia menghampiri ayahnya yang sedang bersiap akan keliling kampung untuk berjualan.

"Yah.."

"Kenapa nak?"

"Dana mau pindah ke sekolah negeri, boleh?"

Bapak itu terperanjat kaget, ia meninggalkan pekerjaannya dan menghampiri putri semata wayangnya itu.