Selamat pagi...
Kaget gak? Pagi-pagi? Hehe..
Kemaren aku gagal ngesave terus jadi yah begitulah..Apa kabar? Masih aman kan pikirannya belom aneh aneh? Walau gak yakin sih. Komentar kalian semua isinya konspirasi🤣
Gak ada apa-apa di bab ini, serius. Dua rius malah. Dan gak perlu takut membacanya, siapkan komentar yang keren aja. Sekali lagi jangan menebak-nebak! Karena kalau tebakannya benar gak dapat hadiah juga kan😌
Aku tidak tahu apakah liriknya cocok tapi vibe lagunya lumayan match untuk bab ini, Ruth B — Lost Boy, salah satu dari lagu favorit gue.
So, silahkan membaca! Jangan lupa pasang pikiran positif! Abaikan judulnya yang keliatan serem😊
——★——
«30»
"Misfortune"
——★——
Mendung masih menggurat sendu, langit seperti mempersiapkan sesuatu yang berbau pedih sebab setelah mendung akan ada air yang tumpah seperti tangis. Namun Saka tidak tahu kapan bumi akan memulai tangisnya sebab sampai ketika ia tiba di Rumah Mutiara Hati, langit masih sekedar meneduh mendung.“Halo adik adik, sarapan apa tadi?”
Saka menoleh pada Kania, pacarnya Genta yang cerewet. Ia menurunkan bawaannya lalu membawanya ke dalam dan meletakkannya di tengah tengah karpet.
“Uwah kak Saka bawa apa?” Tanya seorang anak yang tidak sabar ingin tahu isi kardus.
“Huummm apa yaaa?” Suara yang terdengar menggemaskan bagi Genta itu membuat Saka ingin melempari Kania dengan kardus bekas.
Sumpah deh..
“Dibuka yuk..” Ujarnya mengabaikan Kania yang cemberut karena ia agak mengabaikannya.
“Bang Gen mana? Kenapa lo yang kesini?”
“Dia ada rapat BEM!”
Saka mendesah. BEM ini organisasi apa DPR kerjaannya rapat melulu perasaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
{✔️Completed} My Time [Dear Our Little Brother]
FanfictionJika waktu dapat terulang, Khenavi ingin kembali pada titik dimana ia masih bisa menyambut senyum ayah dengan tawa, saat dimana bunda menyelasar rambutnya setiap sore hari, saat dimana gundukan dalam perut bunda masih bergerak gerak kecil sangat ing...