Untukmu.. manusia paling kusayangi di dunia.Adik terbaik yang pernah ada, Elshaka Ardhani Ganendra..
Disini sepi, ketika kamu telah pergi.. ruangan kosong dalam jiwa ini tersisih, tempat itu tidak terisi lagi oleh manusia manapun setelah kamu pergi..
Dunia terasa hambar ketika pagi tidak dimulai dengan menarik selimut dan meneriaki namamu..
Kamar yang kau tinggalkan kosong dan sunyi, rumah yang kita tinggali tak lagi terasa sama. Jejakmu mengisi setiap ruang dan aku tidak mampu menahannya.
Maaf.. karena aku dan Bima meninggalkan lingkungan kita sejak belasan tahun semenjak kamu pergi.
Kami tidak mampu menahan sakitnya merindukan sosok yang tidak lagi mampu digapai, sosok yang tidak mungkin akan hadir kembali, sebab seluruh tempat disana terisi dengan bayangan semu keberadaanmu yang menyiksa.
Hari ini, keponakanmu berusia 14 tahun, Arda Noelish El Kaavi, yang mana berarti hari ini adalah hari dimana kamu pergi empat belas tahun silam. Petang hujan deras yang mengantarmu pergi hari itu menjadi mimpi buruk bagi kami semua, aku, Bima dan juga semua yang mengenalmu dengan baik.
Kami kehilangan, dan tidak menemukan satupun sebagai penebus atas rasa meski masa telah menelan segalanya, namun kenangan itu hidup bagaikan serangan rasa sakit teramat dalam yang tak mampu kami tanggung.
Saka.. adikku,
Aku telah bahagia walau tertatih, berusaha tetap bahagia meski kosong dan terasa menyiksa. Dunia ini sempat terasa runtuh sesaat setelah kamu pergi tanpa mengucapkan satupun kata-kata terakhir sebelum sang maut merenggutmu dariku. Saat itu aku merasa menjadi seorang kakak paling gagal, sebab menjaga satu-satunya harta berharga saja aku tak mampu. Tapi, tepat beberapa waktu setelahnya aku menyadari, ada nyawa yang telah kau hantarkan padaku lewat tebusan jiwamu yang ditelan takdir. Dia keponakanmu, Arda yang masih ada disini bersamaku mengisi hariku dengan perasaan yang tak dapat kami bayangkan.
Dia suka cita dan juga alarm yang mengingatkan kami padamu, adik.
Saka.. andai kau tahu,
Ada hari dimana aku merasa tidak dapat melepasmu walau waktu telah belasan tahun berlalu. Ada masa dimana jiwa ini teriris pedih meski semuanya nampak baik-baik saja. Ada kala dimana aku selalu berdiam diri di atas sajadah hanya untuk meminta, menanti dan terus berdoa. Sepanjang apapun usia ditetapkan padaku, aku ingin bertemu denganmu walau sekejap di alam keabadian.
Sebab rindu ini mencokol hati sampai aku melupakan rasanya kehidupan.
Saka.. adikku,
Tangismu yang menggema mengisi rumah sejak kelahiranmu adalah senandung paling merdu yang pernah ku dengar. Kamu adalah melodi penawar duka kala itu yang membalutku dan bunda dalam kekuatan magis berupa ketegaran tak terduga selepas kepergian ayah beberapa bulan sebelum kamu terlahir.
Aku masih ingat bagaimana kamu memeluk leherku saat aku tergugu melihat peti kayu bunda yang kala itu diletakkan di ruang tengah yang luas dan penuh kenangan. Aku masih ingat bagaimana hari itu kamu menggenggamku erat, memelukku dengan kasih dan memberitahuku lewat sentuhanmu jika aku tidak pernah sendiri.
Tapi, hari setelah kamu pergi. Aku tidak yakin jika jiwaku kembali. Duka itu mengiring sepanjang sisa hela napasku, dan tidak ada kamu yang menggumamkan kalimat ringan "Kakak tidak papa, ada Saka"
Kamu telah pergi… selamanya. Tidak kembali, bahkan dalam mimpi aku kesulitan menemukan keberadaanmu.
Kenangan, foto, aroma parfum, pakaian, sepatu dan juga kendaraan yang selalu kau bawa kemanapun. Hanya benda-benda mati yang menyimpan sisa-sisa bayangan sosokmu.
Saka.. berjanjilah,
Kamu bahagia disana, berada di tempat terindah di sisi Tuhan. Berada dalam pelukan hangat ayah dan bunda yang selalu kamu rindukan. Berada dalam kenyamanan abadi yang tiada banding, merasakan kenikmatan surgawi dan melupakan segala bentuk rasa sakit duniawi yang pernah kamu rasakan.
Jika waktu telah mengijinkan, jika Tuhan telah menakdirkan, kakak akan datang walau dalam hati penuh dengan keraguan, aku tidak yakin mampu menemui sosok malaikat sepertimu di keabadian, karena aku manusia yang terlalu banyak berbuat kesalahan, sedangkan kamu adalah manusia yang selalu menebar kebaikan.
Saka.. terimakasih,
Karena pernah menjadi adik yang paling berharga. Karena kamu pernah membuat banyak kenangan manis yang membuatku bahagia. Karena kamu pernah ada.
Maaf, aku bukan kakak terbaik yang pernah ada untukmu, tapi aku selalu menempatkan kamu sebagai adik terbaik yang pernah ada.
Sampai bertemu di keabadian adik,
Dari kakakmu, Khenavi Indira Gantari.
Dengan terbitnya monolog ini, My Time (Dear Our Little Brother) resmi berakhir🙆Slot hari selasa mungkin akan digantikan SHOW ME YOUR GALAXY, masih mungkin krn aku lagi ngejar draft BWL buat ngukur kapan bisa balik ke lapak itu. Ada yang pens nya Han Jeongkuk disini?🤘
Yoi, bentar lagi ya😎
Jangan lupa mampir kesini yaa
KLIK HERE ➡️➡️➡️ Alstroemerian
Terakhir dari saya, Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan bagi yang menjalankan🙏 semoga ibadahnya lancar, tetap sehat dalam menjalani ibadah, dan dilindungi dari segala marabahaya. Aamiin.
Sampai jumpa🙆
KAMU SEDANG MEMBACA
{✔️Completed} My Time [Dear Our Little Brother]
FanficJika waktu dapat terulang, Khenavi ingin kembali pada titik dimana ia masih bisa menyambut senyum ayah dengan tawa, saat dimana bunda menyelasar rambutnya setiap sore hari, saat dimana gundukan dalam perut bunda masih bergerak gerak kecil sangat ing...