Reborn Sebagai Saitama di MHA

47 Mimpi Buruk

Setelah Ujian Praktis berakhir, banyak yang gembira setelah berhasil lulus, sementara beberapa lebih tertindas setelah gagal.

Kelas saat ini berada di bus yang mengangkut mereka kembali ke sekolah sehingga mereka bisa mengambil tas mereka dan pulang.

Bus memiliki desain yang mirip dengan bus umum, jadi duduk di tengah adalah Hiroto dengan Momo di kiri dan Todoroki di kanan. Di seberang mereka ada Mina, Eijiro, dan Kaminari. Ketiganya tampak seolah-olah jiwa mereka tersedot, tampak tak bernyawa dan pucat setelah gagal dalam Ujian Praktik.

Momo menyikut Hiroto dan berkata, "Bukankah kita harus mengatakan sesuatu? Aku merasa tidak enak melihat mereka seperti ini…"

Todoroki, dengan mata tertutup, menggelengkan kepalanya, "Itu akan membuat mereka kasihan. Mereka tidak akan menginginkan itu."

Hiroto mengangguk, "Mereka mungkin akan baik-baik saja besok. Mungkin yang mereka butuhkan hanyalah tidur malam yang nyenyak." Dia kemudian melihat ke arah 3 di depannya, melihat mereka masih terlihat tak bernyawa. 

"... mungkin tidur 2 malam."

"Begitu…" kata Todoroki, merenungkan kata-kata itu.

"Apa menurutmu mereka akan mengizinkan kita menonton ulangan ujian kita?" Sero bertanya, membungkuk di atas pagar di sebelah kiri Hiroto. "Aku dibius jadi aku bahkan tidak tahu apa yang terjadi. Yang aku tahu adalah bahwa aku lulus karena Hiroto."

Dari depan bus, tempat Aizawa mengemudi, dia balas berteriak, "Jika kamu memintanya, tidak apa-apa. Namun, kamu selalu dapat menontonnya dari sekolah Kami tidak ingin ada video tentang kalian bisa bocor di luar. "

Sero menghela nafas dan duduk kembali, berkata, "Sobat, aku hanya berhasil lulus Ujian berkat Hiroto. Aku tidak yakin bagaimana hal itu akan mempengaruhi nilaiku."

"Yah, kamu memang mendapatkan sandera, jadi itu mungkin akan dihitung untuk nilai akhirmu," kata Hiroto.

"Setelah kamu melempar aku…" gumam Sero, merasa mual mengingat kembali sensasi dilempar.

Hiroto hanya mengangkat bahu, dengan ekspresi polos, "Masalah modern membutuhkan solusi modern, seperti yang mereka katakan."

Keduanya terus bertengkar saat bus melaju, akhirnya tiba. Kelas diganti kembali ke seragam mereka dan pulang ke rumah, menunggu hari berikutnya dengan penuh semangat.

...