NEW YORK, AMERIKA SERIKAT
Tubuh tinggi tegap Aaron berkelebat gesit di kegelapan, bersembunyi di balik batang pohon maple yang tumbuh di halaman gedung tua. Mata tajamnya tidak pernah lepas dari pintu masuk yang dijaga tiga orang lelaki berbadan kekar.
Setelah menemukan waktu yang tepat, Aaron memberikan isyarat pada anak buahnya yang berdiri radius sepuluh meter darinya. Hanya dalam hitungan detik, mereka membantu Aaron untuk mengalihkan perhatian si penjaga pintu.
Ketika pintu sudah steril dari penjagaan, Aaron memanfaatkan kesempatan. Berlari menyelinap masuk ke gedung tua. Berjalan menyusuri lorong bercahaya redup, tidak lupa untuk selalu bersiaga dengan pistol di genggaman tangannya.
Dengan hati-hati Aaron memeriksa ruangan di gedung itu. Kosong, hanya nampak ruangan dengan beberapa perabot yang diselimuti debu. Tidak hanya mengandalkan mata, Aaron menajamkan indra pendengar. Sayup-sayup terdengar suara lelaki yang sedang berbincang.
Aaron mengacungkan pistol ke depan, sembari mengendap-endap, meminimalisir suara langkahnya. Tepat sekali, dua orang lelaki bersetelan hitam nampak sedang berjaga di depan pintu. Tidak salah lagi, di dalam ruangan itulah Nona Arabella disekap.
Aaron mengarahkan pistol ke arah salah satu lelaki dari jarak jauh, mengincar dada. Detik selanjutnya, suara letupan pistol memecah keheningan. Peluru melesat dengan cepat dan dalam sekejap korban sudah tergeletak di lantai dengan lubang persis di dada kiri. Satu penjaga yang lain bersiaga, menembakkan peluru balasan untuk Aaron, tetapi kewaspadaan Aaron membuat ia bergerak gesit menghindari peluru. Sebagai gantinya, Aaron kembali memberikan hadiah letupan pistol, dan kedua penjaga itu pun akhirnya roboh tidak berdaya.
Usaha yang sempurna. Aaron berlari, secepat mungkin mengambil kunci yang tergantung di pinggang mayat lelaki itu. Setelah mendapatkannya, ia bergegas membuka pintu, dan ia menemukan Arabella duduk di lantai dalam kondisi kaki dan tangan terikat.
"Oh, Aaron!" Arabella memekik, ada ungkapan rasa lega yang tersirat dalam nada suaranya. "Sudah aku duga, kau pasti akan menyelamatkanku."
"Apa Anda terluka, Nona Ara?" Aaron mengambil pisau kecil dari pinggang, lalu mengiris tali di tangan dan kaki Arabella dengan hati-hati.
"I'm fine! Kau datang tepat waktu. Kau tahu, aku bosan sendirian di sini. Sepanjang waktu aku hanya terdiam karena tidak ada yang bisa aku ajak bicara."
"Let's go! Kita harus segera pergi sebelum mereka menangkap kita." Aaron membantu Arabella beranjak dari lantai.
Gadis belia itu terhuyung. "Ouh ... kakiku terasa pegal."
"Hati-hati, Nona."
Arabella berpegangan pada lengan kekar Aaron. Terseok-seok mengikuti langkah panjang bodyguard-nya. Berjalan menuju pintu keluar, tetapi sialnya penjaga pintu sudah terlebih dulu kembali. Kali ini tidak hanya berjaga, tetapi mereka bersiaga dan mencari keberadaan penyusup yang berani menyelamatkan Arabella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallen [21+]
RomanceAaron Maxwell, harus mempertaruhkan nyawa demi melindungi Arabella. Sebagai seorang bodyguard terlatih, bukan hal yang sulit bagi Aaron untuk melindungi sang nona. Namun, semua berubah ketika Arabella mulai terang-terangan menunjukkan ketertarikanny...