Part 1

20.5K 1.6K 195
                                    

"Selamat malam, Nona. Mulai hari ini keselamatan Anda menjadi tanggung jawab saya."

- Aaron Maxwell -

***

The Lion King. Salah satu sindikat mafia yang disegani di kota New York. Osvaldo Smith, lelaki berumur lima puluh tahun itu berhasil memimpin dan membawa kelompoknya ke masa kejayaan. Kelompok tersebut aktif dalam penyelundupan minuman keras, senjata, dan narkoba. Mereka juga memiliki bisnis gelap, di antaranya prostitusi, pencucian uang, suap menyuap dan tentu saja dalang di balik banyak kasus pembunuhan.

Untuk menyamarkan bisnis gelapnya, Osvaldo Smith memiliki perusahaan legal yang bergerak di berbagai bidang. Seperti gurita yang memiliki banyak lengan, lelaki itu dengan begitu mudah mengambil setiap peluang bisnis dan menggelutinya.

"Selamat malam, Dad!" Seorang gadis bertubuh langsing menghampiri Osvaldo dan mencium pipinya. Arabella Smith, putri tunggalnya.

"Ya, Princess. Baru pulang? Bagaimana pesta ulang tahun temanmu? Menyenangkan?"

"Sedikit membosankan."

"Kenapa bisa begitu?" Osvaldo terkekeh, mengusap sofa di sebelahnya dan memberi isyarat agar Arabella duduk di sana.

Gadis itu menurut. Duduk sembari menyandarkan kepala di pundak ayahnya. Osvaldo memang kejam pada musuh dan tegas pada anak buahnya, tetapi ia selalu bersikap lembut pada putrinya. Bagaimana tidak, Arabella satu-satunya wanita yang ia miliki. Istrinya meninggal ketika Arabella berusia tiga tahun.

Osvaldo tidak pernah bisa melupakan kejadian malam itu. Saat terjadi penyerangan secara tiba-tiba di mansionnya. Musuh berhasil menerobos masuk dan istrinya tertembak. Beruntung, Arabella berhasil diselamatkan. Itulah mengapa Osvaldo sangat menyayangi putrinya, bahkan cenderung possessive pada gadis belia itu.

"Dad, kau tahu? Semua teman-temanku datang ke pesta bersama pasangannya masing-masing. Sedangkan aku, datang sendirian. Kau tega membiarkan aku menonton mereka berciuman sedangkan aku hanya bisa minum segelas cocktail tanpa alkohol? Oh ... astaga!" Arabella mengeluh.

"Benarkah? Apa tidak ada seorang lelaki pun yang tertarik pada gadis cantikku?"

Arabella mencomot kacang almond dari dalam toples, kemudian memakannya. Sembari mengunyah makanan favoritnya, ia kembali mengajukan protes. "Bagaimana mungkin pria-pria tampan di luar sana berani mendekatiku? Satu langkah mendekat, maka pengawal berbadan kekar di belakangku juga ikut maju satu langkah. Membosankan."

Osvaldo mengusap rambut panjang putrinya. "Itu artinya mereka lelaki pengecut."

"Bukan pengecut, Dad. Tapi karena mereka berpikir, mendekatiku sama saja dengan menyerahkan nyawa."

"Tetap saja, itu namanya pengecut. Dan lelaki seperti mereka tidaklah pantas untukmu. Putriku berhak mendapatkan ksatria pemberani yang rela mengorbankan nyawa demi wanita yang dicintainya."

Arabella mendengus, kemudian beranjak dari sofa dengan segenggam kacang almond di tangannya. "Ksatria apa itu, Dad? Ksatria seperti itu hanya ada di dalam dongeng."

"Suatu saat lelaki ksatria itu akan hadir dalam kehidupanmu, Princess!"

"Dalam mimpi!" Arabella berseru. Kaki jenjangnya melangkah menaiki tangga menuju kamar. Berbaring di tempat tidur sepertinya lebih menyenangkan daripada beridiri sendirian di antara para pasangan yang sedang berdansa.

Ironis memang. Bahkan, teman Arabella yang memiliki kecantikan standar, sudah berkali-kali berganti pasangan. Sedangkan Arabella, selama tujuh belas tahun hidupnya, belum pernah merasakan seperti apa rasanya dating bersama lawan jenis. Yeah, jangankan dating. Berjalan sambil bergandengan tangan dengan lawan jenis saja tidak pernah.

Fallen [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang