[16] Faisha, Nazril dan Pertemuan

295 23 26
                                    

BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA💙

Happy Reading😍💙

•┈◎❅❀❦🍁❦❀❅◎•┈

Azmi sengaja menjaga jarak dengan Zahra, selain menghargai Nazril yang sekarang telah resmi menjadi tunangannya, ia juga akan mulai berusaha menghilangkan Zahra dari fikirannya.

Walaupun itu akan sulit, tapi apa salahnya ia mencoba.

Setelah tadi ia izin tidak ikut membantu Zahra dan Syakilla, kini Azmi sedang duduk sambil bermain ponsel di Kantor Syubban.

Memang, jika anggota Hadrah sedang di kantor syubban, maka mereka dibebaskan bermain ponsel tapi dengan ketentuan tidak lebih dari 1 jam.

Kondisi didalam kantor Syubban cukup ramai, karena banyak dari anggota hadrah yang menghabiskan waktunya disini.

Namun, lain dengan Ahkam yang kini sudah meraih impiannya sebagai Dosen sejak ia lulus dari S2 nya tahun kemarin.

Sedangkan Mas Sya'ban, beliau sekarang sedang disibukkan oleh Skripsi-skripsi yang sebentar lagi akan sidang.

"Nyampe jam berapa Az? Jam segini udah disini ajha" Tanya Dimas sembari duduk disebelah Azmi dengan membawa ponselnya.

"Udah dari tadi pagi Mas, cuma baru sempet kesini. Tadi beres-beres kamar Asrama dulu soalnya" Jawab Azmi kepada Dimas.

Dimas nampak menganggukkan kepala beberapa kali. "Tumbenan berangkatnya pagi, biasanya sore, nyampe sini Maghrib" Tanya Dimas lagi.

"Abah ada urusan Mas, terus dianterin pagi. Tadi ajha, abah ndak sempet Sowan ke ndhalem" Jawabnya, Dimas hanya ber'oh ria.

"Mas Sya'ban masih sibuk sama skripsinya ya Mas, kok kayaknya jarang banget main ke Kantor Syubban" Azmi bertanya balik.

Dimas mengangguk singkat. "Iyha, tapi tadi katanya mau kesini dulu, nyempatin waktu mumpung Longgar katanya" Jawabnya.

"Oh iyha, kamu udah tahu belum kalo Hafidz nanti kesini?" Tanya Dimas selanjutnya yang mendapat gelengan cepat oleh Azmi. "Sama Calonnya loh" Lanjutnya seraya berbisik.

Azmi melotot kan kedua bola matanya, Kaget. Sejak kapan Mas nya yang satu itu dekat dengan perempuan, bahkan punya kenalan perempuan saja jarang, kecuali saudara sama teman Kampusnya tentunya. Eh, tiba-tiba saja ada kabar kalo Mas Ahkam bakal dateng sama Calonnya. Huh, ingatkan Azmi nanti jika Ahkam sudah sampai, untuk mengintrogasinya.

Azmi langsung saja merapatkan duduknya dengan Dimas."Mas Dimas, katanya siapa to?" Tanyanya.

"Ustadz Muchlis tadi baru ajha ditelpon sama Hafidz, terus ane dikasih tahu, makanya kamu itu sering-sering kesini biar dapet info lebih lanjut" Ujarnya sembari terkekeh.

Azmi ikut terkekeh pelan. "Wahh, Mas Ahkam ini bahaya. Ndak ada angin, ndak ada hujan tiba-tiba udah bawa calon ajha" Gurau Azmi

"Ndak papa lah Az, Ahkam itu emang udah waktunya nyari pendamping hidup. Nanti kamu juga ada waktunya buat nyari pendamping hidup" Sahut Aldan yang sedari tadi menyimak percakapakan keduanya, sebelum ia ikut duduk di sebelah Dimas.

"Walah, kalo Ane mah masih lama Mas, belum mikir buat nyari pendamping hidup" Jawab Azmi masih dengan kekehan pelannya.

Setelahnya mereka berlanjut mengobrol sembari nunggu kedatangan Ahkam dengan Calonnya itu.

Obrolan mereka kini sudah ngalur ngidul tidak jelas, sampai-sampai mereka membicarakan Ayam jantan nya Mang Asep. Tukang kebun pondok. Yang hingga kini belum bertelor.

Cinta Dalam Diam (Azmi Askandar) SlowUpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang