Main cast:
- Kim Sang Bum
- Kim So Eun
Other cast:
- Kim Sung Ha (Ayah Kim So Eun)
- Yoko Moriguchi (Ibu Kim So Eun)
- Kim Sang Joong (Ayah Kim bum)
- Kim Eun Woo (Adik Kim Bum)
- Kim Ye Eun (Sepupu Kim So Eun)
- Yasuko Tomita (Ibu Kim Ye Eun)
- Kim Yoon Ah (Ibu Kim bum)
- Kim Dong Seok ( Ayah Ye Eun/Paman So eun/Adik Kim Sung Ha)
@@@
So Eun menurut dan kembali memejamkan mata. Hal ini membuat Kim Bum jadi gemas, padahal istrinya itu benar-benar tak kuat menahan kantuk dan amat sangat malas untuk turun ranjang. So eun pun seperti setengah sadar ketika melihat Kim bum, seperti sedang bermimpi atau berhalusinasi. Suaminya itu terus menjahili dan mengelus perutnya karena rindu. Pria itu benar-benar remuk seluruh badan namun tak kunjung istirahat tampak mencari posisi yang nyaman untuk memeluk istri dan calon bayinya.
"Apa kabar bayi ding dongku ini?," gumam Kim Bum sambil mengelus perut istrinya.
"Dia laki-laki," sahut So Eun dengan suara parau tanpa membuka mata.
"Really?," Kim Bum terkejut.
Karena suara Kim Bum yang terlalu jelas, So Eun kembali memastikan jika ia sedang tidak bermimpi.
"Kukira aku sedang bermimpi."
"Benar anakku laki-laki, sayang?"
"Sesuai harapanmu."
"Syukurlah."
Kim Bum tak henti-hentinya mencium perut buncit So Eun karena senang. Sama seperti Sang joong, Kim Bum memang mempunyai keinginan untuk memiliki anak laki-laki terlebih dulu. Akan sangat sulit jika anak pertamanya perempuan karena anaknya kelak akan mengemban tugas berat apalagi lahir di keluarga mafia seperti Tiger.
"Kau tidak menanyakan kabarku?," So Eun.
"Kubilang nanti saja. Sekarang waktunya istirahat."
"Arrasseo."
Tampaknya So Eun memang tak selera bicara, kepala pusing dan lemas. Apalagi dipeluk begini, apalah daya seorang wanita yang mendambakan lelakinya, benar-benar sangat nyaman dan hangat membuat tidurnya makin nyenyak.
Sore hari.
So Eun mendapat telpon dari keluarga Swan jika mereka akan datang ke Mansion untuk ikut makan malam bersama dengan keluarga Tiger. Tampaknya kedua keluarga ini ingin merayakan kesuksesan melawan Ryuzen kemarin lusa. Kim Bum maupun Kim So Eun sudah bersiap-siap tapi masih malas untuk turun. Mereka masih ingin ngobrol berdua soal peristiwa itu sebelum dipanggil pelayan untuk bergabung dengan keluarga besarnya. So Eun terlalu penasaran dengan cerita dibalik pertempuran dikediamannya di Jepang.
"Maafkan aku, aku tidak bisa menahannya lagi. Aku sudah sangat sabar selama ini," Kim Bum.
"Benar dia sudah mati?"
Kim bum mengangguk.
"Gomawo."
"Ayah melakukan ini untuk melindungimu juga, nak," Kim bum memeluk perut buncit So eun dan menciumnya lama.
"Maafkan aku atas permintaanku waktu itu, tapi aku benar-benar benci orang itu," So eun mengelus rambut Kim bum pelan dengan pandangan sayu.
"Mengapa kau terlihat sedih begini?," Kim Bum heran.