Main cast:
- Kim Sang Bum
- Kim So Eun
Other cast:
- Kim Sung Ha (Ayah Kim So Eun)
- Yoko Moriguchi (Ibu Kim So Eun)
- Kim Sang Joong (Ayah Kim bum)
- Kim Eun Woo (Adik Kim Bum)
- Kim Ye Eun (Sepupu Kim So Eun)
- Yasuko Tomita (Ibu Kim Ye Eun)
- Kim Yoon Ah (Ibu Kim bum)
@@@@
Satu bulan kemudian
Selama sebulan ini Kim bum tidak pulang ke rumah atau apartemen. Ia terpaksa pergi ke China untuk urusan bisnis sekalian bertemu dengan penyusup Ryuzen yang tertangkap anak buahnya. Untuk masalah Kim so eun, ia tenang karena ada Ye eun yang menginap dan beberapa pengawalnya berjaga diluar maupun didalam apartemen. Malam itu di sebuah tempat dekat gudang tidak terpakai, Kim bum dengan para tukang pukulnya datang, ada juga Dong seok ikut dalam rombongan. Choi nam gil, orang kepercayaan Sang joong berhasil menangkap salah satu anak buah John yang mengikutinya dari Korea sebulan penuh untuk melapor apasaja yang dilakukannya disana. Dengan santai Kim bum memainkan sebuah pistol berwarna hitam yang diberikan ayahnya tempo hari. Senjata laras pendek itu sebenarnya bukan senjata favoritnya. Ia lebih suka memegang senjata seperti samurai atau sebagainya. Untung saja saat ini ia berada diluar Korea, jika tidak, mungkin tangan kanannya akan ternodai darah malam ini. Sejenak ia tersenyum memerhatikan seorang pria terduduk di aspal dengan luka lebam sehabis dipukuli.
"Trik murahan. Sayangnya aku tidak mudah kau labui."
Klik..........Kim bum menodongkan pistol menempel di dahi orang itu.
"Ma....maafkan aku....am....ampuni dosaku. Aku hanya menjalankan.....perintah...saja," ucap pria itu ketakutan.
Klik........ seketika wajah orang itu langsung memucat karena Kim bum benar-benar hendak menembaknya.
"Tidak ada isinya. Kau beruntung hari ini."
Kim bum benar-benar tampak santai seraya mengusap pistol yang ada ditangannya lalu mendekat dan berbisik.
"Ryuzen tidak akan pernah bisa mengalahkanku. Ingat! Oh iya....satu lagi. Kau akan mati jika berani berurusan denganku. Dengarkan aku baik-baik! Kau akan tetap mati. Tunggu saja waktunya."
Bisikan Kim bum terdengar mengerikan. Ia memang sangat ahli menjatuhkan mental lawan dengan kata-kata, mata atau hanya gerakan jarinya yang sering memainkan pemantik. Bagaikan aset yang tak tergantikan sebagai penerus Tiger Eye. Pemimpin berperawakan tinggi tegap, sangar dan tampan.
"Urus dia!"
"Baik, Tuan," Nam gil.
Kim bum berbalik menuju mobil.