Hidup ini banyak kejutan, kadang yang tak terduga itu nyata.
-Kiara
💔💔
Kiara perlahan membuka matanya, ia melihat sekelilingnya. Ini sudah pasti ia sedang berada di unit kesehatan sekolah.
Namun, siapa lelaki yang duduk sambil menunduk di ranjang yang sedang ia tiduri?
"Permisi," cicit Kiara.
"Eh, lo udah bangun?" Tanyanya lembut.
Kiara mengangguk, "Ana, mana ya?" Tanyanya.
"Tatiana sama Gilang lagi di ruang kesiswaan," jawabnya.
"Kesiswaan? Karena masalah tadi?"
Lelaki itu mengangguk, "Iya. Terus tadi Gilang sama Ana minta gue buat jagain lo," jelasnya.
"Oh gitu," ujarnya seraya mengangguk, "kenalin gue Kiara," lanjutnya mengulurkan tangannya.
"Gue, Aditya. Lo bisa panggil Adit," katanya menerima uluran tangan Kiara.
"Oh iya, Adit kelas berapa?" Tanya Kiara canggung sedangkan Adit tersenyum, "12 IPS 2. Lo adek tingkat gue 'kan?" Jawabnya.
Kiara terlihat semakin canggung,"Duh maaf kak. Gue gak tahu," ujar Kiara tak enak hati.
Adit terkekeh, "Maaf buat apa?" Tanyanya.
"Itu, harusnya manggil kakak," jawab Kiara lugu.
"Santai aja kali. Lo 'kan murid baru,"
"Oh ok, kak. Ngomong-ngomong disini gak ada dokter atau anggota PMR yang jaga?" Tanya Kiara.
"Dokter?" Adit mengernyit sambil terkekeh, "mana ada! Disini cuman ada anggota PMR. Tapi, kebetulan lagi lomba antar sekolah makanya gak ada yang jaga," jelasnya.
Kiara mengangguk, "Oh. Begitu,"
Adit menatap Kiara lama. Tak ada perbincangan, Kiara malah fokus menatap layar ponselnya.
Tak lama, terdengar suara langkah kaki.
"Permisi," tutur Ana sedikit ketus.
Mata Kiara membulat, "Ana! Lo gak pa-pa 'kan?" khawatir Kiara.
Ana menggeleng, "Cuman di skors dua hari," jawabnya santai.
"Serius? Maafin gue ya, Na," katanya tak enak hati.
Kemudian mata Kiara menangkap seseorang yang menyenderkan tubuhnya di depan pintu UKS. Ia berdeham pelan, lalu menatap Kiara.
"Gak usah minta maaf,Kia. Gue biasa kok,"
"Ya udah, ngobrolnya lanjut nanti. Gue mau minta maaf dulu sama teman Lo!" Ujar Gilang, "murid baru. Gue minta maaf gak sengaja soal bola tadi," tuturnya terlihat sangat kentara terpaksa.
"Namanya Kiara," Adit membenarkan.
"Ya, siapa pun itu!" Jawabnya malas.
💔
Kiara menunggu Ana di gerbang sekolah. Namun, gadis itu belum juga menunjukkan tanda-tanda kemunculannya. Bahkan, pesan singkat yang dikirim Kiara pun masih centang biru tanpa balasan."Kiara,"
Kiara menoleh, "Eh, kak Kevin. Lagi ngapain disini?" Tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Love
Teen FictionKiara selalu berusaha tabah menghadapi apapun ujian yang hadir dalam hidupnya. sejak perekonomian keluarganya tak stabil, ia lebih sering menjadi sasaran emosi sang bunda. Hancur, rapuh dan retak adalah gambaran isi hatinya. Namun, ia bisa menemukan...