1. MURID BARU

35 5 0
                                    

Tuhan mentakdirkan air mata itu menetes, dan menggantinya dengan senyuman yang tulus.

-Kiara

💔💔

Sekolah swasta kini terlalu mahal untuk seorang Kiara, dengan berat hati ia mencoba tersenyum saat berpisah dengan teman-temannya. Ini adalah jalan terbaik untuk mengatasi perekonomian keluarganya.

Ia bukan tipikal gadis yang suka hura-hura. Jadi, tak ada masalah saat ia harus pindah ke sekolah negeri. Namun, ia harus meninggalkan orang-orang baik disana. Itulah yang membuatnya sedikit berat hati.

"Ayah tinggal dulu, belajar yang rajin ya?" Ujar Farhan sambil mengusap pelan rambut anaknya. Lalu, ia beralih pada kepala sekolah yang masih memasang senyumannya itu. "Bu, saya titip anak saya. Terimakasih ya Bu,"

"Ya pak, dengan senang hati. Semoga Kiara bisa beradaptasi dengan cepat," jawabnya.

Farhan mengangguk, lalu ia bergegas pergi. Ini adalah hari pertama kerjanya juga, ia tak boleh hilang kesempatan.

"Yuk, nak. Ibu antar menuju kelas kamu,"

Kiara mengangguk semangat, "Iya. Bu,"

Lorong demi lorong kelas ia lewati. Tak seperti sekolah asalnya yang sangat bersih dan siswanya duduk teratur, sekolah barunya tak sebersih itu. Bahkan, ia melihat beberapa siswa duduk di atas meja sambil bersenandung ria.

Tibalah ia di kelas barunya. Sangat jelas disana tertulis, XI IPS 2. Ia melanjutkan jurusan sesuai sekolah lamanya. Ia diajak masuk, namun sebelum itu ia menyempatkan untuk membuang nafasnya agar tidak terlalu gugup.

"Assalamualaikum, maaf menganggu waktunya Bu Rita. Ini saya mengantarkan siswa baru," ujarnya, "ayok nak. Sini masuk,"

Dengan langkah pasti Kiara masuk ke kelas barunya. Banyak yang berbisik saat melihat dirinya berdiri setelah mencium tangan guru barunya itu.

"Silahkan memperkenalkan diri, ibu ijin pamit. Semoga bisa bersosialisasi dengan baik," katanya.

"Terimakasih bu," ujar Kiara, yang dibalas senyum ramah ibu kepala sekolah.

"Ayo nak. Perkenalkan dirimu," titah Rita sambil tersenyum.

"Assalamualaikum, selamat pagi. Perkenalkan, nama saya Kiara zahra aulia. Senang berkenalan dengan kalian," ujarnya memperkenalkan diri.

"Ada yang mau ditanyakan?" Tanya Rita.

"Pindahan dari mana?" Tanya seorang siswa perempuan berhijab yang duduk paling depan.

"SMA Cendikia," jawab Kiara.

Terdengar bisikan dan beberapa berdecak kagum.

"Waw, itu sekolah elite! Kenapa pindah?" Tanya siswa laki-laki.

Kiara terdiam sejenak, kemudian ia tersenyum.

"Mungkin takdir," jawab Kiara sekenanya.

"Ya sudah. Nanti, waktu istirahat kalian bisa bertanya banyak. Sekarang, kita lanjutkan pembelajaran kita," ujar Rita karena ia yakin jika sesi tanya jawab ini tidak akan sebentar, "silahkan duduk di tempat yang kosong," lanjutnya mempersilahkan.

Kiara melihat keadaan sekitarnya. Hanya dua bangku yang kosong, yang satu murid laki-laki yang satunya lagi murid perempuan. Ia putuskan berjalan mendekat ke bangku paling belakang milik murid perempuan yang sedang menundukkan wajahnya seolah tak berminat mengikuti kegiatan pembelajaran.

"Hi, aku Kiara. Boleh duduk disini?" Tanya Kiara.

Gadis itu mendongak ia terlihat berantakan, matanya menghitam serta baju yang tak dimasukkan.

Perfect LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang