Terima kasih untuk tetap tinggal
-Gilang
💔💔💔
Malam Minggu. Biasanya dipakai anak muda untuk menikmati malam ini untuk menghabiskan waktu bersama. Namun, Tidak untuk Kiara. Memiliki pacar atau tidak, ia tetap saja tidak memiliki waktu untuk itu.
Baru saja, Gilang memberi kabar padanya bahwa dirinya sedang sibuk dan tak ingin diganggu. Entahlah, Kiara rasa tak pernah ada waktu bersama untuknya.
"Lo ngelamun?"
Kiara tersadar dan menggeleng cepat, "Eng-enggak kok!"
"Jujur sama gue. Siapa tahu, gue bisa bantu?"
Kiara bimbang, haruskah ia menceritakan kejadian tadi siang pada Ana? Tapi, jujur saja ia butuh saran.
"Tadi, Gilang cemburu-"
Ana memotongnya cepat, "Karena?"
"Gue ngajak dia jenguk ka Adit. Padahal gue gak ada niatan buat apa-apa. Gue khawatir sama lo, gue panik aja waktu lo ada di rumah sakit sama kak Adit," jelasnya.
"Apa yang Gilang lakuin sama lo? Dia nyakitin lo?" Tanya Ana.
Kiara menggeleng, "Sebatas cemburu kok,"
Ana mendesah lega, "Syukur lah. Gue kira Gilang sampai macam-macam sama lo. Kalau ia, gue gak terima,"
Kiara bersyukur, ia tak langsung mengatakan bahwa Gilang mencekal kuat tangannya hingga ada beberapa bekas kuku Gilang yang kemerah-merahan disana.
"Kalau Gilang macam-macam, bilang ya?"
Kiara mengangguk, "Iya, tenang aja. Gilang baik kok. Jangan khawatir ya,"
"Oh iya. Dari pada kita malam Minggu disini, mending keluar yuk?"
💔💔💔
"Gimana Kiara?"
Gilang melirik Kania lalu melanjutkan makannya, "Gimana apa yang lo maksud?"
"Ya, hubungan kalian?"
"Hampa. Dia terlalu baik buat gue," jawabnya.
Kania tersenyum, "Bagus dong, berarti gue gak salah milih pacar buat lo,"
Gilang menggeleng, "Tapi gue gak cinta sama dia," tegasnya.
"Cinta itu tumbuh seiring berjalannya waktu,"
"Tapi waktu gue untuk mencintai, udah berhenti. Bukannya, cinta juga datang karena terbiasa? Dan gue hanya terbiasa sama dua wanita. Mamah dan sahabat gue," jelasnya.
Kania terdiam, ia mendadak sendu. Apakah ia terlampau jahat meminta Gilang untuk tetap bersama Kiara hanya untuk membuat Kevin kembali padanya?
Gilang tersadar akan perubahan Kania. Ia menggenggam tangan gadis itu lembut. Menatapnya dalam, dan meminta maaf.
"Maaf ya. Gue gak maksud bikin lo--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Love
Teen FictionKiara selalu berusaha tabah menghadapi apapun ujian yang hadir dalam hidupnya. sejak perekonomian keluarganya tak stabil, ia lebih sering menjadi sasaran emosi sang bunda. Hancur, rapuh dan retak adalah gambaran isi hatinya. Namun, ia bisa menemukan...