Salah Paham

101 12 18
                                    

Katakanlah kepada laki-laki yang beriman : Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan menahan kemaluannya : yang dengan demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat.(Qs.An-Nur : 30)

...

"Pelan-pelan saja Mbak, pelan-pelan. Jangan terburu-buru, nanti takut jatuh." peringatnya pria tadi yang menuntun laju motornya dari arah belakang.

Dengan tubuh yang masih bergemetar dan hati yang berdegup kencang, Aisyah mengangguk pelan sambil mencoba merilekskan tubuhnya yang kaku dan sedang tegang tersebut.

Semenjak kepergiannya dari tempat rawan dan berbahaya tersebut mereka melaju lambat dan kencang. Inginnya pria itu menolong wanita yang masih terlihat syok dan ketakutan tersebut dengan cara memboncengnya. Masalah salah satu kendaraannya? Dia bisa saja menghubungi salah satu temannya dan meminta bantuan. Tapi, apalah daya, dia sadar dan dia tahu batasan.

Tadinya mereka saling beriringan melaju di jalananan, namun demi keselamatan yang ada, diapun memilih mengekor di belakangnya. Memastikan juga bahwa si pengendara merah tersebut tidak terjadi apa-apa. Seperti terjatuh, kehilangan keseimbangan, ataupun pingsan di tempat. Kan bisa saja terjadi.

Tapi untungnya saja, alhamdulillah. Wanita itu masih stabil dan terlihat baik-baik saja. Tidak ada luka ataupun memar di sekujur tubuhnya. Dia hanya terus memperingati dirinya yang jika lengah sedikit. Wanita itu juga turut mendengarkan arahannya. Alhamdulillah selamat.

...

Setelah sampai di gang perempatan kompleks terdekat. Aisyah pun menghentikan laju motornya, dia membuka helemnya dengan perlahan. Begitupun dengan si pria yang berada di belakang tubuhnya, ikut berhenti. Mereka berdiri dari jarak 2 meter dari tempatnya masing-masing.

Karena khawatir melihat perempuan itu tiba-tiba saja berhenti di hadapannya, diapun bergegas turun dan menghampirinya. Berjalan tergesa sambil memperbaiki surban dan peci di kepalanya.

"Kenapa mendadak berhenti Mbak? Apakah ada yang luka? Atau mungkin Mbak sudah tidak kuat melaju? Jika iya, istirahatkan saja Mbak. Saya akan membelikan air minum untuk Mbak sebentar." ucapnya beruntun dengan menundukan kepala.

Aisyah yang mendapati pertanyaan beruntun dan tidak terkira dari si pria tersebutpun di buat gugup, bingung dan salah tingkah. Alias serba salah di buatnya. Dia membelakan matanya dengan kedua tangan yang mengayun, seolah berkata "Tidak. Tidak apa-apa. Jangan lakukan hal itu"

"J-jangan A. Jangan... saya tidak apa-apa." ucapnya langsung, ketika melihat si pria itu hendak pergi meninggalkannya.

Tepat, pria itupun mengurungkan niatnya. Dia berbalik mengarahnya kembali sambil menundukan kepala. Raut wajahnya terlihat bingung."Lalu, kenapa Mbak tiba-tiba saja menghentikan lajunya?"

Aisyah mengulum bibirnya untuk menahan senyum dan tawanya. Lucu saja ketika melihat pria asing itu bertanya dengan raut bingung plus pertanyaan polosnya. Jelas saja dia berhenti karena."Kita sudah sampai A. Ini di sekitar kediaman saya, maka dari itu saya berhenti. Maaf karena sudah membuat Masnya bingung dan repot karena sudah menolong dan menyelamatkan saya dari tempat itu."

Pria itu terlihat membelak seketika, lalu menetralan kembali wajanya. Dia menghela nafas dan mengusap dadanya."Syukur alhamdulillah kalau seperti itu Mbak. Saya kira ada apa. Tidak Mbak, sama sekali tidak merepotkan. Itu hanya kebetulan saja saya lewat di jalan itu dan melihat Mbak..."

AISYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang