Ketika disaat yang bersamaan, mereka telah datang dan sampai di depan rumahnya. Maka, apa yang terjadi? Rama dengan balutan seragam sekolahnya yang acak kadut di atas motor suportnya, lalu Aisyah dan Dokter Fakhry yang stay di dalam mobil mewah berwarna putih_
Jarak keduanya tidak terlalu jauh, namun kali ini remaja itu memilih menepi di dekat pohon mangga depan tetangganya. Dia memantau pergerakan dari seseorang yang berada di dalam mobil tersebut. Siapakah mereka? Ingin dia menghampiri, namun rasa penasarannya lebih kuat. Jadi dia memilih stuk bertahan di tempat.
Tapi, pasalnya dia penasaran lagi. Mengapa ada mobil mewah yang memasuki gang rumahnya?! Apakah itu kolektor, senak keluarga jauh, atau apa?! Tidak pernah tuh dia menerima tamu dari holkay seperti mereka. Lagian mana mau mereka mengunjungi tempat tinggalnya yang seperti di desa atau kampung ini. Sangat aneh.
"Gila bikin gua penasaran aja tuh orang. Siapa sih?!!" gumamnya melirih.
Sementara di dalam mobil tersebut, Aisyah dan Dokter Fakhry tengah bercengkrama."Jadi ini rumahmu, Aisyah..."
"Iya dokter. Terimakasih banyak sudah mengantar Aisyah pulang dengan selamat. Apakah dokter... mau mampir dulu?" tanyanya meragu dengan tatapan harap-harap cemas.
Pria itu mengangguk sambil tersenyum. Gemas sekali dia pada gadis di hadapannya ini, membuat teringat pada adiknya saja."Boleh jika tidak merepotkan keluargamu di rumah."
Gadis itu langsung tersenyum senang disertai binar di kedua matanya."Alhamdulillah, baik kalau begitu. Mari dok kita masuk. Maaf ya rumah Aisyah seperti ini, semoga dokter tidak keberatan."
"Tidak apa-apa... saya sudah terbiasa kok, jangan terlalu khawatir."
Keduanyapun keluar secara bersamaan dari dalam mobil dan betapa syoknya Rama begitu melihat kakaknya keluar dari mobil mewah tersebut. Dia langsung membuka helem full face hitamnya dengan wajah terkejut. Matanya membelak dan mulutnya mengaga sedikit.
"Anjay... Teh Ais dong ternyata. Gila kakak gue ternyata banyak cemcemannya hhihihi. Udahmah kemarin dekat sama Ustadz Adnan, eh sekarang deket sama Dokter. Gila sih keren parah. Emang ya, Teh Ais tuh gak ada lawan. Udahmah cantik, baik, gak heran banyak yang suka. Cuma... agak bawel sih." gumamnya melirih, lalu dia tersenyum sinis."Ah... deketin ah. Kayaknya seru nih. Wuih! Ok guys, mari kita beraksi!"
Pria itu langsung turun dari motornya dan menghampiri mereka dengan jalan mengendap-endap. Setelahnya tiba, dengan sengaja dia menggebrak kap mobil tersebut membuat dua orang tersebut berjengkit kaget dibuatnya.
BRAK!!
"Hayo loh habis dari mana?!!"
"Astagfirullahaladzim!" ucapnya mereka serentak.
"Rama! Is kamu ngagetin aja! Kirain siapa."
Remaja itu malah cengengesan."Hhehe santai Teh. Vis... damai-damai, jangan marah ya..." Aisyah menghela nafas sambil mengelus dada, sedangkan pria dewasa tersebut tersenyum tipis dengan menggelengkan kepalanya. Dia pikir siapa. Mengagetkan saja_
Remaja tersebut menelisik penampilan pria berseragam dokter tersebut. Dengan tak tau malunya dia mendekat dan memperhatikan name tag pada dada kirinya sampai-sampai memincingkan matanya.."Dr.Fakhry Alfariq.SpJp. Wuih keren! Halo pak Dokter. Nama gue Rama, adik gantengnya teh Aisyah. Salam kenal!" Remaja tersebut tersenyum lebar dengan tatapan berbinarnya.
Pria itu memperhatikan remaja setinggi hidungnya itu yang terlihat antusias kepadanya. Diapun mengulum senyum sambil mengangguk."Iya salam kenal juga."
"Kalau boleh tau, Dokter siapanya Teh Ais? Pacarnya bukan?! Kok bisa-bisanya Dokter mau sama Teh Ais yang bawel gitu. Dokter... Hadah!!! Aduh duhdduh... ash... sakit Teh sakit. Ampun-ampun..." ringkisnya setelah mendapat jeweran maut pada telinganya.
"Mm... sakit ya. Uluuluu... kasian. Sakit ya?! Rasain. Makannya enak. Bisa-bisanya kamu jelek-jelekin Teteh di depan Dokter Fakhry, Rama. Is nyebelin. Dasar jahil. Malu-maluin Teteh. Datang-datang bukannya nguluk salam ini malah bikin rusuh."
"Ampun Teh ampun... Ya Allah ya robbi, Teh Ais teh meni galak pisan ke Rama. Sekarang Rama ternistakan dan teraniyaya oleh Teh Ais. Teh Ais teGGa sama Rama. Rama aduin juga ke Umi, Abi baru tau loh!"
Aisyah melotot geram. Dia kembali menjewernya."Apa-apa? Coba ulangin lagi. Apa tadi, bilang apa?!"
"Haddah haddahhh... akh sakit busut. Gak kira-kira kalau nganiaya si Teteh mah. ABI, UMI... TOLONGIN RAMA! TOLONG..."
"Astagfirullahaladzim itu mulutnya kayak toa masjid, berisik amat." gerutunya gadis tersebut sambil melepaskan tangannya dan mengusal telinganya.
Dia langsung berlindung dan bersembunyi pada tubuh pria tersebut. Kedua tangannya mengerat jas putihnya."Dokter Fakhry, tolong Dokter. Jauhin Teh Ais Dok. Dia sungguh sangat kejam dan tidakberkeadikan sekali dok. Dokter jangan mau sama Teh Ais, bahaya. Apalagi kalau..."
"RAMA!!"
"KABUR!!! ADA MACAN NGAMOK. ABI, UMI TEH AIS PULANG SAMA DOKTER GANTENG TUH DILUAR. MARAHIN UMI! JANGAN KASIH JAJAN LAGI, BIAR RAMA AJA!" ucapnya langsung lari terbirit-birit.
Aisyah dan Fakhry saling bertatapan satu sama lain dengan dahi yang mengerut bingung. Wajah tegang Fakhry dan wajah marahnya Aisyah kini melebur menjadi ekspresi jenaka. Keduanyapun tertawa bersama ketika adik mereka sudah raib kedalam rumah_ for Rama_
KAMU SEDANG MEMBACA
AISYAH
ChickLit(SQUEL-AISHWA). Aku mencintaimu dalam sepi. Karena dalam sepi, tak seorangpun yang memilikimu selain aku. "Bukankah jika kita mencintai seseorang, kita akan memberikannya hadiah termahal? Semakin mahal, semakin cinta. Maukah kamu memberikan hadiah t...