Mereka sudah berada di dalam rumah. Berkumpul bersama. Ada Abi, Umi, Rama, Aisyah, juga pria itu. Tamu tersebut adalah pria tadi yang baru saja menolongnya. Dia terduduk di single sofa. Aisyah dan Rama duduk di tempat yang sama. Abinya duduk di sofa lainnya dan Umi nya sedang membuatkan minuman untuk mereka.
Sejak tadi, Rama. Pemuda itu terus saja mengamati tamu yang di persilahkan masuk dan di undang paksa oleh kakaknya, itupun berkat Umi nya yang tahu-tahu ikut keluar karena mendengar suara rusuh dan ribut dari kedua anaknya. Dia terus saja bersembunyi di sisi kakaknya, Aisyah.
"Sekali lagi, terimakasih banyak ya nak. Kamu sudah menyelamatkan nyawa putri saya ini."
"Iya om, sama-sama. Itu juga saya kebetulan lewat di jalanan sana." jawabnya sambil terus menundukan kepalanya, walaupun berhadapan dengan ayah dari dua kakak beradik tersebut.
Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pa dangannya, dan memelihara kemaluanya ; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat.(Qs.An-Nur:30)
Begitupun dengan Aisyah sendiri. Gadis itu setia duduk di samping adiknya, Rama, yang terus saja merapat kepada tubuhnya. Sedangkan mata tajamnya masih mendalami pada sosok pria yang berhadapan dengan Abinya itu.
Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka mwnutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayaj mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki merek, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar di ketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung"(Qs.An-Nur.31)
"Baiklah. Nak..."
"Adnan. Adnan Shaddiq Malik om. Itu nama saya."
"Ah iya, nak Adnan. Nak Adnan ini rapih sekali, memangnya mau kemana toh? Maaf om jadi penasaran sama nak Adnan." ucapnya pria paruh baya itu sambil tersenyum malu, dan menggaruk lehernya kecil.
Pria yang bernama Adnan itu mengulum senyum. Sempatnya juga dia melirik pada pria muda yang masih setia menatap dirinya intens dengan bersembunyi di balik kakaknya itu."Itu om, saya baru saja pulang kajian menghadiri acara syukuran di desa sebelah, H.Jiddan, om tahu kah?" jawabnya dengan memandang pria itu sambil tersenyum hangat.
"Oh... H.Jiddan. iya-iya, om kenal kok nak. Jadi, nak Adnan ini habis pulang kajian toh."
"Iya om, tepatnya mengisi acara. Alhamdulillah semuanya lancar."
Pria itu dan kedua anaknya terhenyak kaget. Aisyah yang sejak tadi diam mencoba mengalihkan pandangan kepadanya walau hanya beberapa saat. Sedangkan Rama sendiri? Pria itu malah terlihat kebingungan sambil menatap raut terkejut dari Abi dan kakaknya itu.
Mereka semua kenapa ya? Emangnya ada yang salah sama jawaban dari pria itu. "Mengisi acara" B aja tuh. Tapi kan emangnya H.Jiddan kalau ngerayain syukuran apapun suka megah dan besar gitu. Nggak pernah neko-neko gitu. Apalagi ngundang para kyai, dan ustadz, ustadzah juga. Apa jangan-jangan dia...
"J-jadi... jadi nak Adnan ini seorang ustadz yah? Astaghfirullahalazim... pantas saja om berasa familar lihat nak Adnan, um ustadz Adnan ini. Ternyata kabar burung tentang ustadz Adnan itu memang benar adanya. Suatu kehormatan karena ustadz bisa mampir dan singgah di rumah kami."
"Jangan seperti itu om. Biasa saja. Saya malu jika di perlakukan seperti ini oleh orang lain. Panggil nama saja om, seperti tadi. Jangan pakai embel-embel ustadz. Malu, saya om." ucapnya meringkis malu sambil menyeka keringatnya dengan surban yang melingkar di lehernya.
Sudah aku duga bahwa pria ini bukanlah sembarangan pria biasa. Nyatanya dia adalah seorang ustadz. Astaghfirullahaladzim... jadi malu ketika melihat pertemuan pertama kami
Kabar burung tentang ustadz Adnan Shadiqq Malik ini memang terkenal luas di kalangan buibu, pabapa juga. Apalagi remaja seperti dirinya. Siapa sih yang tidak kenal dengan salah satu ustadz muda ini. Pemilik nama lengkap Adnan Shaddiq Malik ini, di gemari kaum hawa, lantaran wajahnya yang tampan, hidupnya yang mapan dan seorang penghafal Al-Quran.
Sama halnya dengan sang ayah, ia pun sering di undang sebagai pengisi acara, untuk memberikan tausiah dan memberikan motivasi bagi para pemuda. Tak hanya secara langsung, Adnan juga rajin memberikan tausiah lewat akun media sosialnya. Seperti di youtube, snapgram, instagram dan lain sebagainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AISYAH
ChickLit(SQUEL-AISHWA). Aku mencintaimu dalam sepi. Karena dalam sepi, tak seorangpun yang memilikimu selain aku. "Bukankah jika kita mencintai seseorang, kita akan memberikannya hadiah termahal? Semakin mahal, semakin cinta. Maukah kamu memberikan hadiah t...